6 Tips untuk Mengatasi Kesenjangan Generasi antara Orangtua dan Anak
Kesenjangan generasi membuat hubungan orangtua dan anak menjadi tidak dekat
13 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rentang usia antara orangtua dengan anak seringkali cukup besar, baik orangtua maupun anak terpengaruh dengan kebiasaan masing-masing generasi.
Masa remaja adalah masa dimana anak paling mudah dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya. Dan kita hidup di dunia yang cepat berubah, sehingga menyebabkan terjadi kesenjangan generasi antara orangtua dan anak.
Karena waktu terus bergerak maju dan perubahan tidak dapat dihindari, nilai-nilai, selera, dan pandangan hidup pun berbeda antar generasi. Perbedaan inilah yang disebut kesenjangan generasi (generation gap).
Hal ini sering menyebabkan kurangnya komunikasi dan pemahaman antara dua generasi karena pandangan mereka tentang dunia diwarnai oleh bagaimana masyarakat berfungsi selama masa remaja anak.
Mengapa Terjadi Kesenjangan Generasi Antara Orangtua dan Anak?
Berikut adalah beberapa penyebab kesenjangan generasi antara orangtua dan anak:
- Kurangnya pemahaman,
- kesalahan tidak ditoleransi,
- anak dipaksa untuk mengikuti kemauan orangtua,
- terlalu sering membandingkan anak dengan anak lain,
- kurang interaksi antara orangtua dan anak.
Dengan mengetahui penyebabnya, Mama dapat mengatasi kesenjangan generasi dengan anak. Popmama.commengulas beberapa cara untuk menjembatani kesenjangan ini.
1. Mencoba berpikir lebih terbuka
Cara berpikir anak seringkali berbeda dengan orangtua. Orangtua, karena pernah mengalami masa remaja, merasa mereka mengerti pola pikir anaknya.
Yang benar adalah, dunia dan cara hidup anak berbeda dengan saat orangtua berusia remaja. Ini seringkali mengejutkan orangtua.
Inilah sebabnya mengapa menjaga pikiran terbuka dan tidak menganggap bahwa mereka harus seperti orangtua ketika berada pada usia anak sangat penting. Mama juga harus memahami bahwa ada beberapa hal yang dapat diterima di masyarakat dan anak, namun mungkin berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Mama. Di sinilah Mama harus berpikiran terbuka agar dapa memahami anak.