Bagaimana Menyiapkan Anak untuk Menghadapi Kejahatan Teknologi?
Siapkah Mama mengajari anak mengatasi efek buruk teknologi?
30 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa orangtua mengalami kesulitan untuk mulai penjelasan bahwa teknologi tidak sepenuhnya dipergunakan untuk hal baik. Kejahatan yang disebar melalui pesan berantai, sosial media, dan lainnya meluas. Anak yang sudah akrab dengan teknologi bukan tidak mungkin menerima pesan berantai yang sifatnya mengancam, menipu, atau bahkan berbau seks. Tentu tidak mudah, apalagi mengakui bahwa anak mungkin melakukannya atau pernah mendapatkan kiriman pesan ini.
Anak bertumbuh dengan cepat. Tidak terasa, anak yang baru belajar mengendarai sepeda, tiba-tiba siap memasuki usia remaja. Mereka tumbuh di dunia yang sangat berbeda dari saat Mama berusia remaja, sebuah dunia yang dikelilingi oleh teknologi.
Manfaat Teknologi Bagi Perkembangan Anak
Teknologi mempermudah segalanya. Banyak kebaikan yang diperoleh dari teknologi, di sisi lain, tidak sedikit efek negatifnya.
Anak-anak ini dapat menerima jawaban langsung dan akurat untuk pertanyaan akademik atau menghubungkan ruang kelas dan berbagi puisi dengan siswa di Ghana dan Tokyo. Mereka dapat mengikuti jejak kakek nenek mereka yang jauh setiap minggu melalui Skype.
Merasa bosan? Tinggal menyentuh layar, beragam hiburan pun bisa menjadi pilihan anak.
Editors' Pick
Sulit untuk Melindungi Anak dari Efek Negatif Teknologi
Tetapi teknologi yang tak ternilai ini juga telah memperkenalkan anak-anak kita pada SMS, media sosial, YouTube, cyber bullying dan ya, bahkan sexting.
Sebagai orangtua, Mama dapat tetap menyangkal dan mencoba meyakinkan diri bahwa Mama memiliki kemampuan untuk melindungi anak-anak dari bahaya internet seperti seks, bullying, atau pemerasan. Atau Mama mendapatkan informasi, mengumpulkan keberanian kita, dan mengajarkan anak.
Bertentangan dengan kepercayaan populer, teknologi bukan masalah. Masalahnya adalah kurangnya persiapan orangtua tentang masalah ini. Seperti kurangnya percakapan cerdas dengan anak dan ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui.
Tugas orangtua adalah mengajar, mempersiapkan, dan bekerja bersama anak ketika mereka belajar untuk menavigasi dunia teknologi yang penuh dengan semua kelebihan dan kekurangannya.
Kesulitan untuk Mengatasi Ketergantungan Anak pada Teknologi
Orangtua seringkali bingung bagaimana menangani masalah seputar remaja dan teknologi mereka. Salah satunya mengenai perebutan kekuasaan antara orangtua dan anak yang berdampak negatif pada hubungan mereka. Sebagian orangtua mungkin merasa “berkuasa” terhadap anak, termasuk merasa memiliki hak terhadap teknologi mereka.
Kemudian, seluruh topik mengenai penggunaan teknologi yang bertanggung jawab tenggelam dalam campuran perdebatan orangtua dan anak. Orangtua seringkali mengeluh betapa anaknya tidak bisa terlepas dari gadget. Sampai akhirnya, anak terlalu bergantung pada gadget dan mengabaikan sekolah, keluarga, dan lingkungan. Memberikan gadget pada anak pun menjadi mimpi buruk.
Yang harus dilakukan adalah mempersiapkan anak sebelum memberikan gadget untuk mereka. Dengan itu, selain mempersiapkan anak, Mama juga mempersiapkan diri untuk hal yang tidak terhindarkan. Mama tidak berjuang untuk melawannya namun bekerja dengannya.
Menyiapkan Anak untuk Menggunakan Teknologi (Juga Mengatasi Sexting)
Dalam banyak kasus, orangtua melewatkan bagian “mempersiapkan anak” dan langsung memberikan gadget kemudian menyadari bahwa anak mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk secara memadai menavigasi medan rumit penggunaan internet.
Ketika orangtua dapat membingkai ulang ide teknologi dan membuat rencana untuk mempersiapkan diri mereka sendiri dan anak untuk mengatasi masalah kelak, ini jauh lebih baik.
Dengan kekhawatiran khusus seperti sexting, situasinya menjadi sedikit lebih serius dan, sebagai akibatnya, faktor ketakutan orangtua meningkat. Gagasan untuk berbicara secara terbuka dan sering dengan anak-anak tentang seks cukup sulit dan sekarang orangtua dipaksa untuk menggabungkan seks dan teknologi dalam percakapan yang sama.
Tidak heran orang tua mengesampingkan percakapan ini sampai mereka tidak bisa lagi menghindarinya. Begini masalahnya, apa pun yang Mama lakukan untuk mencegahnya, ada kemungkinan besar bahwa anak akan melakukannya atau menerima sexting dari orang lain.
Sangat penting untuk menerima kenyataan ini dan melakukan apa yang perlu dilakukan sebagai orangtua untuk mempersiapkan diri sehingga Mama dapat mendiskusikan situasi secara terbuka dan jujur dengan anak.
Masukkan teknologi dalam percakapan dengan anak tentang hubungan yang sehat dan tidak sehat, seksual dan bukan seksual. Jika Mama saja merasa tidak nyaman membicarakan topik itu, bagaimana Mama mengharapkan anak terbuka dan membicarakannya dengan Mama?
Anak perlu tahu bahwa Mama memiliki kepercayaan diri untuk mengatasi setiap percakapan yang sulit dengan cinta, rasa hormat, dan pengertian.
Berikut adalah beberapa tips untuk mempermudah prosesnya.
- Pertama, lakukan apa yang diperlukan untuk menemukan keberanian, untuk berbicara dengan anak tentang berbagai skenario yang mungkin muncul dan bagaimana anak mengatasinya.
- Mengajukan pertanyaan. Cari tahu tentang IQ siber anak. Seberapa pintar anak akan teknologi? Apakah dia menyadari begitu sesuatu keluar di dunia maya, dia tidak bisa mendapatkannya kembali? Atau apakah dia benar-benar berpikir bahwa begitu gambar menghilang dari Snapchat, gambar itu hilang untuk selamanya?
- Bekerjalah dalam bidang kehidupan lain dengan anak untuk memastikan bahwa ia memiliki alat untuk menavigasi subjek yang rumit. Apakah dia menerima tanggung jawab? Apakah dia menghargai dirinya sendiri dan orang lain? Apakah dia mempraktikkan empati dan rasa hormat? Apakah dia sangat membutuhkan perhatian dan ingin menyesuaikan diri?
- Gunakan pedoman yang adil dan masuk akal dengan anak seputar penggunaan teknologi dan sertakan seks dalam percakapan. Miliki dan ikuti rencana yang sudah dibuat.
- Ingat, anak perlu tahu bahwa mereka dapat mempercayai Mama.
- Hormati privasi anak. Percayalah pada kemampuan anak untuk mematuhi perjanjian. Ini tidak berarti menutup mata terhadap apa yang sedang terjadi, tetapi itu berarti Mama tidak memeriksa semua pesan teks atau email anak. Mencari tahu apa yang ada di ponsel anak remaja Anda adalah tentang kepercayaan dan rasa hormat.
Bagaimana Mama menghindarkan anak dari bahaya teknologi seperti bullying, sexting, atau penipuan? Yuk komen di bawah ini!
Baca juga:
- Peduli Kesehatan Anak, Termasuk Permainannya: Fun Play Without Gadget
- 8 Aturan yang Harus Diikuti Sebelum Memberikan Gadget Kepada Bayi
- Kenali 7 Tanda Anak Mulai Kecanduan Gadget