Anak Suka Berbohong? Ini 7 Tips untuk Menghentikan Kebiasaan Buruknya
Bila dibiarkan maka perilaku ini akan berdampak buruk bagi anak, Ma
10 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sering menghadapi anak yang berbohong? Anak berbohong untuk menyembunyikan hal salah yang mereka lakukan dan menghindari akibatnya.
Anak mama mungkin sering berbohong karena tidak tahu perbedaan antara kebenaran dan kebohongan. Oleh karena itu, Mama harus membuat anak menyadari bahwa berbohong adalah kebiasaan yang buruk. Kebiasaan buruk ini akan menuntun mereka ke masalah lain.
Anak mulai mengenal tentang berbohong di umur 3 tahun dan hal ini meningkat seiring bertambahnya usia. Memasuki usia 4-6 tahun, anak sudah lebih pandai dalam menunjukkan ekspresi wajah dan nada suara ketika ia sedang berbohong.
Seiring bertambah usia, tentu ia akan lebih berani lagi berbohong termasuk hal yang berkaitan dengan sekolah, pekerjaan rumah, guru hingga teman. Usia 5-10 tahun merupakan saat yang penting untuk menjelaskan batas antara kebohongan dan kejujuran.
Popmama.com mengulas beberapa tips untuk mengatasi anak yang sering berbohong.
1. Jadi contoh yang baik bagi anak
Anak selalu melihat contoh dari orangtuanya. Mereka akan meniru apa yang dilakukan orangtua sebagai orang terdekatnya. Maka jika orangtua terbiasa berkata jujur di rumah, anak juga lama-lama akan mengikuti kebiasaan tersebut.
Bagaimana jika Mama berbohong demi kebaikan? Sebaiknya kebiasaan ini dihentikan karena apa pun alasannya berbohong tetap merupakan perilaku yang buruk.
2. Memahami alasan anak berbohong
Umumnya alasan anak berbohong yaitu takut kesalahannya diketahui dan menghindari konsekuensinya. Selain itu, terdapat beberapa alasan lain misalnya ingin mendapat perhatian atau berusaha memperoleh keinginan yang belum terpenuhi.
Ada pula alasan anak berbohong agar ceritanya memiliki kesan lebih seru atau ia ingin terlihat keren dan hebat. Sebagian kebohongan bahkan dilakukan hanya untuk mengetahui respon orangtua.
3. Jelaskan bedanya kejujuran dan kebohongan
Sebagian anak belum memahami mengenai kejujuran karena ada anak yang suka menggunakan imajinasinya untuk bercerita. Agar anak mengetahui antara kenyataan dan fakta, Mama perlu memberi penjelasan mengenai kebohongan dan kejujuran.
Bantu anak untuk mengarahkan imajinasinya agar ia bisa membedakan apakah cerita itu adalah harapan atau kenyataan. Beri penjelasan kepada anak bahwa berbohong adalah perilaku buruk yang tidak patut dilakukan terutama jika alasannya adalah untuk menghindar dari hukuman.
Editors' Pick
4. Berikan peringatan
Ketika Mama mendapati anak berbohong, beri satu peringatan atau kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka. Alih-alih memarahi anak, minta anak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Kemudian buat anak menyadari bahwa jika melakukan kebohongan lagi, anak akan menerima konsekuensi dari perilakunya.
5. Diskusikan dampak buruk dari berbohong
Ketika anak berbohong, biarkan anak mengetahui dampak buruk dari berbohong. Jelaskan kepadanya bahwa jika seseorang berbohong maka sulit bagi orang lain untuk mempercayainya, bahkan ketika dia mengatakan yang sebenarnya.
Buat anak menyadari bahwa orang yang suka berbohong tidak akan disukai di lingkungan.
6. Hargai kejujuran dan akui bahwa itu adalah sikap yang baik
Ketika anak dengan jujur mengatakan yang sebenarnya, hargai dan dukung mereka. Beri penegasan dengan pujian kalau Mama bangga anak sudah berkata jujur.
Dengan mengakui kesalahan dan mengetahui bahwa Mama menerimanya, akan menghindari perilaku tidak jujur muncul di kemudian hari.
7. Jangan memberi label “pembohong” kepada anak
Ini adalah hal paling penting yang harus diingat oleh orangtua. Jika orangtua menyebut anak dengan sebutan pembohong maka itu akan memberikan dampak yang lama pada anak.
Anak akan memandang dirinya sebagai seorang pembohong dan juga bertindak sesuai dengan sebutan itu. Pernyataan semacam ini akan berdampak negatif pada kehidupan anak.
Dampaknya Jika Kebiasaan Berbohong Dibiarkan
Tidak ada istilah berbohong untuk kebaikan. Jika anak dibiarkan terus berbohong, hati nuraninya makin kebal dan anak terbiasa sehingga kebohongan tidak lagi dianggapnya sebagai kesalahan.
Dampak buruk yang lain adalah anak tidak akan dipercaya oleh keluarga, teman, atau gurunya. Bahkan jika anak berkata dengan jujur, orang tidak akan mudah percaya. Jika perilaku ini terus dibiarkan maka anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang memiliki kebiasaan buruk ini.
Kebiasaan berbohong juga akan membuat anak dijauhi oleh lingkungan dan teman-temannya.
Jika berbagai cara sudah dilakukan oleh orangtua, namun anak masih saja berbohong hingga membuat kewalahan, sebaiknya minta bantuan konselor atau psikolog anak. Hal ini dapat dilakukan untuk membantu mengetahui alasan anak berbohong dan mencari jalan keluarnya.
Baca juga:
- 7 Manfaat Penting Mengucapkan Kata “Maaf” Kepada Anak
- 7 Cara Efektif Mendisiplinkan Anak yang Suka Berkata Kasar
- Wajib Tahu: 8 Efek Negatif dari Terlalu Sering Memarahi Anak