Waspada Binge Eating Disorder pada Anak. Sudah Tahu Artinya, Ma?
Hati-hati, kelainan pola makan ini menyebabkan banyak komplikasi pada anak
21 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selera makan anak dalam masa pertumbuhan berubah setiap hari. Ada waktunya anak tidak bisa berhenti makan dan di waktu lain mereka menjadi sangat pemilih.
Ketika anak sedang bertumbuh, tubuhnya membutuhkan nutrisi dan energi tambahan untuk menumbuhkan otot dan tulang. Pada saat ini, selera makan mereka dipandu oleh kebutuhan tubuh.
Namun Mama harus waspada jika pola perilaku makan anak tidak terkendali. Bisa jadi anak mengalami binge eating disorder. Ini berbeda dengan fluktuasi nafsu makan normal atau mendadak makan berlebihan. Jika anak merasa tidak dapat mengendalikan diri ketika makan, ini perlu diwaspadai, Ma.
Popmama.com mengulas beberapa informasi yang perlu diketahui oleh Mama.
1. Apa itu binge eating disorder?
Binge eating disorder adalah gangguan pola makan yang membuat penderitanya sering kali makan tak henti dan tidak terkendali dalam porsi besar.
Tidak seperti makan berlebihan, mereka yang makan berlebihan merasa tidak memiliki kendali atas berapa banyak makanan yang mereka makan. Anak Mama mungkin menghabiskan sebungkus keripik dan kue serta masih mencari makanan di meja makan atau kulkas.
Mama mungkin akan berpikir bahwa semuanya baik-baik saja karena anak sedang dalam masa pertumbuhan. Biasanya, anak akan makan dalam jumlah besar dan merasa bersalah seterlahnya dan berusaha menutupi.
Kelainan pola makan ini pada awalnya mungkin memberikan kenyamanan, karena anak biasanya menemukan kenyamanan dalam makanan. Namun Mama harus waspada, makan yang tidak terkontrol ini dapat menyebabkan kecemasan, stres, atau rasa bersalah.
Editors' Pick
2. Apa penyebab binge eating disorder?
Meskipun tidak ada penyebab binge eating disorder yang jelas, pasien mengatakan episode biasanya dipicu oleh emosi seperti stres, kecemasan, kemarahan, kesedihan atau kebosanan.
Anak biasanya makan ketika tidak merasa lapar saat makan. Binge eating disorder pada umumnya merupakan akibat dari beberapa masalah yang dialami oleh anak dan anak cenderung menemukan kenyamanan dalam makanan.
3. Komplikasi yang disebabkan oleh binge eating disorder
Binge eating disorder dapat menyebabkan berat badan menjadi berlebih atau obesitas setelah periode makan tidak terkontrol yang berkepanjangan.
Komplikasi yang paling umum karena pola makan ini misalnya diabetes, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, penyakit kandung empedu, penyakit jantung, penyakit hati, depresi dan kecemasan.
Dampak buruknya bisa menyerak kesehatan fisik dan mental pada anak.
4. Tanda-tandanya pada anak
Meskipun mungkin sulit untuk mengidentifikasi kapan seorang anak makan berlebihan, ada beberapa tanda binge eating disorder yang harus diperhatikan:
- Sejumlah besar makanan hilang dari kulkas atau meja makan.
- Anak makan makanan dalam jumlah besar dengan sangat cepat.
- Makan untuk mengatasi tekanan emosional seperti konflik keluarga, penolakan teman sebaya, atau kinerja akademis yang buruk. Seringkali, binge eating disorder terkait dengan situasi stres yang mungkin berasal dari rumah atau sekolah.
- Anak merasa malu dengan jumlah makanan yang telah dimakan, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.
- Menemukan bekas makan dan pembungkus yang disembunyikan di kamar.
- Pola makan yang semakin tidak teratur, seperti melewatkan makan, makan banyak junk food, dan makan di waktu yang tidak biasa seperti larut malam.
- Menghindari sekolah atau interaksi sosial.
- Berat anak tidak stabil dan berfluktuasi terus-menerus.
- Anak tidak makan pada waktunya untuk menebus rasa bersalah akibat makan berlebihan.
Bagaimana mengatasi kelainan makan ini?
Tidak ada pengobatan untuk kelainan pola makan ini. Terapi, diet sehat, dan konseling direkomendasikan untuk mengatasi masalah emosional. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu anak mengatasi masalahnya:
- Lakukan riset untuk memahami cara terbaik mengatasi masalah ini karena tidak ada solusi sederhana. Konsultasikan dengan dokter sesegera mungkin.
- Dengarkan anak tanpa menghakimi atau menyalahkan.
- Bicaralah dengan anak tentang masalah ini dengan tenang untuk menyuarakan keprihatinan Mama. Yang harus Mama perhatikan adalah masalah yang melatarbelakangi kelainan pola makannya.
- Suara dan tunjukkan dukungan Mama untuk meyakinkan anak bahwa Mama mendukung dan berada di pihaknya. Jangan terus mengomel tentang apa dan berapa banyak yang harus dimakan.
- Atur kegiatan keluarga yang tidak melulu berhubungan dengan acara makan.
Jalan menuju pemulihan sangat panjang dan mungkin membuat frustrasi baik bagi orangtua maupun anak. Sistem pendukung yang kuat akan diperlukan selama periode ini. Konseling untuk kesejahteraan orangtua atau menemukan kelompok pendukung banyak manfaatnya, Ma.
Dengan bantuan keluarga, teman, dan ahli kesehatan, anak dapat mulai makan makanan dalam jumlah yang cukup dan belajar untuk mengelola masalah emosional dengan cara yang lebih sehat.
Baca juga:
- 8 Cara Efektif Mengurangi Stres Anak
- Waspada, Ini 8 Tanda Anak Kekurangan Nutrisi
- 5 Keluhan Anak tentang Sekolah dan Bagaimana Mengatasinya