Apa Itu Fase Individuasi pada Remaja? Ini Penjelasan dan Tandanya!
Mama perlu tahu agar anak tidak mengalami depresi saat mencari jati diri
3 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pernah mendengar istilah anak memasuki fase individuasi? Fase individuasi dimulai ketika anak memasuki usia remaja, di mana mereka mulai mencari tahu identitas mereka, tujuan hidup, dan mengeksplorasi kesadaran diri mereka sendiri.
Proses individuasi ini adalah bagian dari perkembangan yang sepenuhnya normal dialami. Proses ini pun berlangsung sepanjang kehidupan manusia.
Anak akan mulai mencoba ide-ide baru, gaya, kepercayaan, dan sikap baru untuk menentukan apa yang tepat bagi hidup mereka. Lalu, apa saja tanda-tanda anak memasuki fase individuasi ini?
Yuk, simak rangkuman dari Popmama.com terkait apa itu fase individuation pada remaja berserta tanda-tandanya.
1. Apa itu individuation dalam psikologi?
Dalam pembahasan perkembangan manusia, individuasi merujuk pada proses pembentukan kepribadian yang stabil. Ketika anak berada di fase individuasi, mereka mendapatkan pengertian yang lebih jelas tentang diri mereka sendiri.
Carl Jung menggunakan istilah "individuasi" secara luas dalam karyanya tentang perkembangan kepribadian. Dalam karya Carl Jung, beliau menyatakan bahwa ini adalah proses untuk menyadari diri sendiri.
Sepanjang hidup, kita kadang-kadang kehilangan kontak dengan sisi-sisi asli diri kita. Melalui individuasi, kita dapat menghubungkan sisi-sisi tersebut dengan semua pembelajaran dan pengalaman baru yang kita dapatkan sepanjang hidup.
Editors' Pick
2. Tanda-tanda anak mengalami fase individuation
Proses individuasi terjadi sepanjang hidup manusia. Tahap pra-remaja hanya merupakan awal dari proses ini. Tahap individuasi dapat dikenali dengan beberapa tanda, seperti:
- Anak membutuhkan privasi. Mereka mungkin ingin lebih banyak menghabiskan waktu sendirian di kamarnya. Orangtua perlu memahami bahwa anak-anak mungkin tidak lagi berbagi sepenuhnya tentang kegiatan sekolah atau pertemanan mereka, dan mereka mungkin juga memiliki hubungan romantis atau perasaan pribadi yang mereka jaga untuk diri sendiri.
- Waktu remaja, anak suka nyendiri karena ingin fokus. Proses individuasi atau tumbuh kembang ini bisa bikin mereka jadi agak egois, lebih mikirin masalah pribadi mereka sendiri dan kadang susah melihat dari sudut pandang orang lain.
- Berani ubah penampilan. Anak-anak mungkin berani mengekspresikan diri melalui penampilan mereka. Saat ini, mereka bisa memilih pakaian yang sesuai dengan selera mereka sendiri, mengubah gaya rambut, atau mendengarkan musik yang mungkin tidak disetujui oleh orangtua mereka.
3. Dampak dari proses individuasi
Dampak dari proses individuasi bisa menjadi tantangan dan bisa menimbulkan kekacauan serta konflik bagi beberapa orang. Menekannya bisa menimbulkan masalah dengan identitas diri. Beberapa di antaranya termasuk:
- Kecemasan
- Depresi
- Kurangnya batasan-batasan
- Kurangnya kesadaran diri
- Kepuasan hidup yang rendah
- Rasa harga diri yang rendah
- Masalah dengan motivasi dan penetapan tujuan
- Pengambilan keputusan yang buruk
- Kurangnya harga diri yang baik
- Keraguan pada diri sendiri
Untuk mencegah anak mengalami hal-hal tersebut, penting bagi orangtua untuk membangun rasa percaya diri yang kuat pada anak. Ini akan membantu mereka menghindari depresi dan masalah serius saat dewasa.
Saat remaja, anak sedang mencari jati diri. Mereka mungkin meragukan pilihan karir atau pasangan hidup yang mereka buat, bertanya-tanya apakah pilihan tersebut benar-benar hasil dari keinginan mereka sendiri atau hanya hasil dari pengaruh orang lain, terutama orangtua mereka. Jika anak tidak yakin dengan pilihan mereka, mereka cenderung mengikuti apa yang diinginkan orang lain.
4. Cara orangtua menghadapi fase individuasi
Bagi orangtua yang sedang menghadapi anak remaja yang agak keras kepala atau lagi berusaha cari jati diri lebih dalam, ada hal-hal yang bisa orangtua lakukan buat bantu proses ini jadi lebih lancar.
Yaitu memberikan ruang kepada anak-anak untuk mereka menjalani proses menemukan jati diri. Walaupun kamu sebagai orangtua mungkin menginginkan agar anak mengikuti gaya hidup atau nilai-nilai yang serupa denganmu, namun kamu juga harus mengakui dan menghormati bahwa anak adalah individu yang unik dengan jalur hidup masing-masing.
Yakinlah, ketika kamu sudah memberikan pondasi moral dan mengasuh anak dengan baik, maka anakmu akan tumbuh dengan baik juga, meskipun kehidupan mereka tidak akan sama persis dengan kehidupan kamu sebagai orangtuanya.
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk eksplorasi
Sebagai orangtua, biarkan anak-anak merasa aman dan didukung untuk mencoba hal-hal baru. Ini akan membantu mereka mencari jati dirinya.
Sementara, untuk orang dewasa yang ingin memperkuat atau merangkul kembali bagian dari identitas mereka, mulailah dengan mencoba hal-hal baru sebelum mengambil keputusan hidup yang besar.
Contohnya, cari teman baru, coba hobi baru, atau jelajahi tempat-tempat baru untuk menguji perubahan yang mungkin ingin kamu lakukan dalam hidupmu.
Itulah tadi informasi mengenai fase individuation pada remaja berserta tanda-tandanya. Semoga bisa membantu mama mendidik si Anak lebih baik lagi, ya.
Baca juga:
- Biodata dan Profil Whitemon, Player Dota dari Indonesia kini Mendunia
- Popmama Arisan Juni 2024: Future Champions Ready Set Play
- Crownfall, Event Terbaru Dota 2 yang Banyak Hadiah