5 Fakta Mencengangkan tentang Remaja yang Perlu Diketahui Orangtua
Tak usah heran lagi jika anak mama melakukan hal-hal ini
25 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sering bingung dengan sikap ‘ajaib’ anak remaja Mama? Tenang, karena Mama tidak sendiri. Begitulah sikap remaja, Ma. Unik dan terkadang membingungkan.
Ia bisa tiba-tiba teriak, “Aku bukan anak kecil lagi!” namun tak lama kemudian ia bisa sedih karena Mama lupa membelikan cupcake favoritnya.
Mama boleh bingung, namun jangan menyerah dulu dengan sikap remaja yang seringkali sulit diprediksi.
Saking uniknya sikap remaja, banyak ilmuwan yang tertarik untuk mengungkap banyak hal tentang remaja melalui berbagai penelitian. Hasilnya cukup mencengangkan, dan cukup menjelaskan secara logis (dan terbukti klinis!) atas sikap-sikap unik remaja.
Mau tahu fakta apa saja yang terjadi pada fisik dan psikis anak remaja? Simak penjelasan di bawah ini yuk, Ma.
1. Otak remaja terhenti saat Mama marah
“Susah banget menasihati anak sendiri. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.”
Pernah mengeluh seperti itu tentang menasihati anak remaja? Jika ya, sepertinya ungkapan Mama sudah tepat.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Pittsburgh, diketahui kalau beberapa area penting dalam otak remaja tiba-tiba tidak berfungsi ketika mendengarkan kritik.
Enggak heran kenapa remaja susah dinasihati ya, Ma?
Editors' Pick
2. Bersyukurlah jika remaja mau adu argumen dengan Mama
“Dulu anakku sangat penurut. Tapi sekarang, semua omonganku selalu dibalas argumen!”
Jika itu salah satu keluhan Mama, sebaiknya Mama berhenti mengeluh dan mulailah bersyukur. Melansir Cafe Mom, sebuah penelitian dari Department of Psychology, University of Virginia, telah mengungkap fakta kalau anak yang suka adu argumen dengan orangtuanya akan lebih baik dibanding mereka yang tidak.
Alasannya? Remaja yang bisa tidak setuju dan berani bilang “tidak” pada Mama dan Papa akan lebih berani juga untuk mengatakan “tidak” pada teman-temannya.
Itu artinya, anak seperti itu juga tidak takut dengan tekanan teman untuk mencoba narkoba, seks bebas, atau mengikuti kegiatan merugikan lainnya.
3. Remaja online lebih lama dari yang Mama kira
Ketika anak masih kecil, Mama mungkin sangat protektif dengan kegiatan anak di internet atau penggunaan gadget-nya. Namun bagaimana jika anak sudah remaja? Pantauan Mama mungkin tidak seketat sebelumnya, ya.
Mengutip Cafe Mom, sebuah penelitian menguak fakta bahwa 3 dari 4 orangtua mengatakan tidak tahu apa yang dilakukan anak remajanya di internet.
Sebagai contoh: banyak orangtua mengira anaknya menghabiskan sekitar 2 jam online per hari. Kenyataannya? Remaja menghabiskan 5 jam sehari untuk online lho, Ma.
Lucunya, setengah dari orangtua yang ditanya mengira anaknya selalu jujur dengan semua kegiatan yang mereka lakukan di internet. Faktanya, 44 remaja mengunjungi situs web yang tidak diizinkan orangtua mereka, dan 23 persen remaja berbohong tentang hal itu.
4. Remaja tidak mencontoh bintang film
Takut remaja Mama mencontoh sikap buruk para aktor atau aktris film? Jangan takut, karena faktanya mereka tidak pernah mencontoh bintang film begitu saja. Justru, anak remaja melihat mereka sebagai sesuatu yang harus diwaspadai.
Sebagai bukti, penelitian dari National Bureau of Economic Research menemukan fakta bahwa acara MTV 16 and Pregnant justru mengurangi angka kehamilan dini pada remaja sebanyak 5,7 persen.
Angka itu didapat dalam waktu 18 bulan sejak pertama kali munculnya acara tersebut.
Acara itu juga membuat pencarian di internet tentang kontrasepsi meningkat. Dengan kata lain, anak melihat apa yang terjadi di layar kaca, kemudian ia bisa membuat keputusan baik.
Semacam mengukuhkan diri sendiri dengan mantra, “Duh, harus jadi ibu di usia remaja? Enggak banget deh!”
5. Tubuh remaja memang susah bangun tidur untuk sekolah
Banyak orangtua yang mengeluhkan susahnya membangunkan anak untuk bersiap-siap ke sekolah. “Saking susahnya bangun tidur, anak saya harus dibangunkan sekitar 90 menit sebelum waktu berangkat sekolah.”
Mama naik pitam? Jangan buru-buru menyalahkan anak Mama, karena tubuh remaja memang bekerja seperti itu.
Sebuah studi menyebutkan kalau menunda jam sekolah menjadi jam 08.00 atau 08.30 bisa membuat anak remaja memiliki mood, motivasi, dan angka kehadiran yang lebih baik.
Tidak heran kalau American Academy of Pediatrics mengeluarkan rekomendasi untuk menunda jam sekolah menjadi 08.30.
Baca juga:
- Cara Bijaksana Mengasuh Anak di Era Digital
- Tips dan Trik untuk Menghadapi Perubahan Perilaku Anak Remaja
- 5 Tanda Anak Mama Sudah Beranjak Remaja