Kenali Skeeter Syndrome yang Membuat Anak Alergi Nyamuk
Nyamuk tak hanya bikin bentol. Ada lho, orang yang alergi gigitan nyamuk. Apakah anak mama juga?
9 September 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gatal, mengganggu tidur, dan bisa menularkan berbagai penyakit berbahaya! Tidak heran Mama sangat waspada dengan serangan nyamuk. Kemana saja Mama pergi, losion antinyamuk selalu ada di tas. Itu wajar dilakukan, karena nyamuk memang tidak mengenal waktu dan tempat untuk menyerang Mama dan si Anak.
Nyamuk juga sering menularkan berbagai penyakit berbahaya, mulai dari demam berdarah dengue (DBD), malaria, Japanese enchephalitis, hingga ke penyakit zika yang mematikan. Duh, kalau si Anak sedikit saja digigit nyamuk, Mama pasti langsung khawatir.
Apalagi, beberapa orang memiliki reaksi berlebih pada gigitan nyamuk. Ya, ada orang yang digigit nyamuk dan reaksinya hanya bentol kecil. Namun ada juga orang yang bentol besar, bahkan bengkak hingga persendian. Pernah mengenal orang yang reaksi tubuhnya pada nyamuk sangat berlebihan? Jika ya, mungkin orang itu mengalami Skeeter syndrome.
Sindrom yang satu ini mungkin masih jarang terdengar ya. Mama mau tahu info lengkapnya? Simak 5 fakta penting berikut ini, yuk.
1. Apa itu Skeeter syndrome?
Menurut penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Allergy and Clinical Immunology (JACI), Skeeter syndrome adalah reaksi akibat gigitan nyamuk yang menyebabkan tubuh bengkak dan demam. Mengutip Health.com, pakar alergi dan imunologi, dr. Purvi Parikh, MD, menjelaskan bahwa Skeeter syndrome adalah reaksi alergi pada protein pada liur nyamuk.
Menurut American College of Allergy, Asthma, & Immunology (ACAAI), dibutuhkan waktu 3-10 hari untuk sembuh dari gejala-gejala yang timbul akibat sindrom ini. Berita baiknya, reaksi ini bisa sembuh sendiri seiring berjalannya waktu, namun berita buruknya adalah: tidak ada terapi khusus untuk menyembuhkannya.
Editors' Pick
2. Reaksi bisa ekstrem
“Reaksi gigitan nyamuk biasanya bentol kecil berwarna merah, tetapi untuk beberapa orang reaksinya bisa sangat ekstrem,” ujar dr. Parikh. Alergi bisa terjadi dalam beberapa jam setelah digigit nyamuk, atau bahkan beberapa menit!
Hingga saat ini belum diketahui berapa banyak orang yang mengalami Skeeter syndrome, karena biasanya mereka tidak tahu tentang adanya sindrom ini, sehingga tidak mencari pengobatan.
dr. Parikh juga belum tahu kenapa Skeeter syndrome hanya terjadi pada beberapa orang, yang tubuhnya lebih ‘menarik’ bagi nyamuk.