Lebih Lambat dari Anak Perempuan! Ini Fakta Puber pada Anak Laki-Laki
Bagaimana mnghadapi anak laki-laki yang sedang puber, Ma?
4 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
“Rasanya baru kemarin saya melahirkan si Kecil, namun tak terasa kini ia sudah hampir remaja.” Mama yang usia anaknya sudah sekitar 10 tahun pasti pernah bergumam seperti ini di dalam hatinya. Ya, waktu berlalu terlalu cepat ya, Ma.
Bagi Mama yang anaknya sudah memasuki usia puber, Mama pasti sedang rutin mengamati perubahan fisik anak. Apalagi, kalau anak Mama laki-laki, yang biasanya lebih cuek dan kurang terbuka menceritakan banyak hal ke Mama.
Anak perempuan memang dikenal lebih komunikatif, maka mungkin ia akan bercerita ke Mama tentang tanda-tanda puber yang ia alami. Mulai dari tumbuh payudara, tumbuh rambut pubis, dan diakhiri dengan menstruasi.
Namun lain cerita dengan anak laki-laki. Menurut Gregory L. Jantz, PhD, psikolog sekaligus penulis buku Helping Boys Thrive Summit, remaja laki-laki memang terkenal tidak komunikatif dengan orangtuanya, dan tidak pernah unggul di bidang komunikasi verbal.
Maka tidak heran kalau orangtua yang memiliki remaja laki-laki merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan mereka. Terlebih, komunikasi membahas tanda-tanda puber (yang menurut anak laki-laki, ini sangat tabu untuk dibahas dengan Mama!).
Untuk itu, Mama perlu mengerti fakta tentang puber pada anak laki-laki. Yuk, ketahui beberapa info penting yang telah Popmama.com rangkum berikut ini.
1. Puber lebih lambat dari perempuan
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak laki-laki puber di usia yang lebih lambat dibanding anak perempuan. Jika anak perempuan mulai puber di usia 8 sampai 13 tahun, anak laki-laki baru puber di usia 9 sampai 14 tahun.
Editors' Pick
2. Tidak diawali dengan mimpi basah
Kalau Mama mengira pubertas pada anak laki-laki diawali dengan mimpi basah, maka Mama salah. Menurut IDAI, mimpi basah pada anak laki-laki sama seperti menstruasi pada anak perempuan, keduanya merupakan tanda terakhir dari urutan pubertas.
Tahapan puber pada anak laki-laki maupun anak perempuan harus berurutan. Pada anak laki-laki, tahapannya adalah:
- Pertambahan volume testis
- Pertumbuhan rambut pubis
- Growth spurt atau fenomena pacu tumbuh
- Timbul jerawat
- Muncul kumis
- Muncul jakun
- Mimpi basah (yang menunjukkan mulai aktifnya proses spermatogenesis).
Baca juga: Fakta tentang mimpi basah anak laki-laki
3. Tubuhnya bertambah tinggi
Kalau Mama merasa anak Mama tumbuh begitu cepat, maka mungkin ia sedang mengalami growth spurt atau fenomena pacu tumbuh. Growth spurt biasanya terjadi bersamaan dengan masa puber, maka jangan heran kalau anak usia puber tiba-tiba tubuhnya bertambah tinggi.
Menurut IDAI, pertambahan tinggi badan maksimal pada anak lelaki adalah 10 cm per tahun, dengan total pertambahan tinggi badan selama pubertas adalah 25-30 cm.
Penelitian dari University of Southern California juga menguak fakta yang sama dengan IDAI. Menurut penelitian tersebut, di masa growth spurt tinggi anak akan menyentuh tinggi maksimalnya. Anak lelaki biasanya bertambah 10.3 cm per tahun, sedangkan anak perempuan bertambah 9 cm per tahun.
4. Suara mulai pecah di usia 13
Beberapa Mama ada yang beranggapan kalau suara ‘pecah’ adalah tanda awal pubertas. Namun tentu saja anggapan itu tidak tepat ya, Ma. Kapan sih suara anak mulai membesar? Biasanya, ini terjadi ketika usia anak sudah 13 tahun.
Penyebabnya sederhana, yaitu hormon-hormon pubertas yang membuat pita suara anak lelaki menjadi lebih tebal dan lebih panjang.
Salah satu hormon yang bertanggung jawab dengan pecahnya suara anak lelaki adalah hormon androgen. Hormon ini membuat larynx membesar dan frekuensi suara anak jadi lebih rendah juga dalam.
Itulah fakta puber pada anak laki-laki. Sekarang, Mama sudah tahu ya?
Baca juga:
- Pantau Gejala PCOS Sejak Anak Puber, Ketahui Pengobatannya
- 5 Hal yang Perlu Didiskusikan dengan Anak Perempuan Mengenai Pubertas
- Bukan Pusing Biasa, Bisa Jadi Anak Mama Terserang Sakit Kepala Puber