Berbicara dengan anak yang sedang puber memang tidak pernah mudah, apalagi anak laki-laki. Baru sebentar saja ngobrol dengan anak, namun ia sudah menunjukkan postur ingin cepat pergi, tatapannya kosong, dan jawaban-jawabannya seperti ingin melawan Mama.
Ya, selalu ada alasan untuk membantah saran-saran Mama.
Kurang lebih, begitulah gejolak anak usia pra-remaja, yang sedang memasuki usia puber.
Menurut Gregory L. Jantz, PhD, psikolog sekaligus penulis buku Helping Boys Thrive Summit, remaja memang terkenal tidak komunikatif dengan orangtuanya, dan anak laki-laki memang tidak jarang unggul di bidang komunikasi verbal. Maka tidak heran kalau orangtua yang memiliki remaja laki-laki merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan mereka.
Untungnya, sudah ada penelitian yang menguak fakta tentang cara paling ampuh untuk berkomunikasi dengan anak laki-laki Mama.
Mau tahu? Begini caranya seperti yang Popmama.com jelaskan berikut ini.
1. Buat janji terlebih dahulu
Freepik/Pressphoto
Sebelum mengajak anak ngobrol tentang suatu hal, sebaiknya Mama memberi tahunya rencana ini terlebih dahulu. Ya, semacam membuat jadwal terlebih dahulu, tetapi jadwalnya tidak perlu sedetil janjian dengan klien di kantor, Ma.
Bilang saja kalau besok atau lusa, Mama ingin membahas masalah kedisiplinan dengannya. Tetapi jangan harap anak akan menyiapkan presentasi tentang kedisiplinan ya, karena itu tidak akan terjadi.
Dengan membuat perjanjian terlebih dahulu, anak akan lebih siap untuk membahas hal yang ingin Mama sampaikan. Dengan kata lain, semuanya lebih terprediksi.
2. Berkomunikasi setelah kenyang
Freepik/Pressphoto
Pastikan anak sudah makan sesuatu sebelum Mama mulai bicara. Para peneliti sudah mengamati hubungan antara rasa lapar dan perasaan mudah tersinggung. Walau anak pra-remaja sudah sering mengeluhkan banyak hal, tetapi memastikan kadar gula darahnya stabil bisa membuatnya lebih fokus ke bahasan Anda.
Editors' Pick
3. Obrolan lebih sederhana
Freepik/Pressfoto
Daripada bicara panjang lebar, lebih baik padatkan bahasan Anda menjadi beberapa poin pendek dan penting. Biarkan anak merespons tiap poin yang ingin Mama bahas. Cara ini membuat anak lebih mengerti dan mau mendengarkan obrolan. Selain itu, membiarkan anak merespons tiap poin bisa membuat Mama berdialog dengan anak, bukan monolog.
4. Kontrol emosi Mama
Freepik/Freephoto
Bicara dengan remaja memang biasanya berakhir dengan dua kisah: anak tidak mendengarkan; anak tidak mendengarkan hingga kemudian Mama marah. Tetapi dua pilihan akhir cerita itu hanya terjadi kalau cara komunikasi Mama tidak tepat.
Maka, sebaiknya Mama jangan terpancing emosi. Kalau Mama mulai sebal, marah, bahkan berterial, maka anak akan menganggap itu sebagai serangan. Jangan kaget kalau ia akan memberikan respons “fight or flight” atau “lawan atau tinggalkan” yang sangat sering dilakukan remaja.
5. Berjalan sambil bicara
Freepik/Prostooleh
Anak laki-laki biasanya prosesor spasial, yang membuatnya bisa berpikir baik ketika mereka aktif dan sedang bergerak. Memaksa anak untuk duduk manis dan mendengarkan Mama memberi saran kehidupan? Ah, bukan cara yang tepat, Ma.
Daripada berakhir dengan keributan, lebih baik ajak anak Mama untuk jalan-jalan mengelilingi komplek sambil olahraga sore.
Ciptakan suasana seru dengan membahas hal-hal yang menyenangkan terlebih dahulu, baru kemudian disematkan dengan topik penting yang ingin Mama sampaikan.
6. Tidak perlu selalu tatap mata
Freepik/Freephoto
Ya, banyak yang bilang kalau komunikasi dua arah itu harus disertai kontak mata. Ada yang bilang, kalau tidak kontak mata itu artinya tidak sopan dan kurang menghargai lawan bicara.
Sayangnya, teori ini tidak berlaku ketika Mama bicara dengan remaja laki-laki. Demi kelancaran komunikasi dengan mereka, tidak ada salahnya untuk ngobrol tanpa melakukan tatap mata.
Bagi beberapa anak, mengajak mereka ngobrol sambil menatap matanya adalah sikap yang agresif, hal ini bisa membuat mereka kabur.
Maka, ngobrol berdua di mobil dengan posisi bersebelahan bisa jadi cara alami yang membuat anak lebih menerima nasihat Mama.
7. Satu tim dengannya
Freepik/Freephoto
Sebelum mulai memberi nasihat, pastikan dulu anak tahu kalau Mama berada di pihaknya, bukan di pihak lawan. Ia harus tahu kalau Mama percaya dengannya.
Dengan begitu ia akan lebih terbuka untuk memberi feedback, dan segala saran Mama akan lebih diterima anak dengan mudah.
Itulah trik agar apa yang Mama bicarakan didengar oleh anak laki-laki. Ternyata berkomunikasi dengan anak laki-laki tidak sesulit itu kan, Ma?