Pulang sekolah, si Anak langsung mencuci tangannya dan menuju dapur. Ia kelaparan. Setelah kenyang, ia merasa lelah dengan kegiatan sekolahnya dan ingin refreshing dengan menonton televisi atau melakukan kegiatan lainnya.
Sore hari atau malamnya, saat Mama bertanya apakah besok ada ulangan atau pekerjaan rumah yang harus ia kerjakan, barulah si Anak mulai membuka bukunya atau menyalakan komputer untuk mencari gambar guna mengerjakan tugasnya.
Sebenarnya apa yang si Anak kerjakan? Benarkah ia fokus pada materi ulangannya esok atau malah masuk ke laman lain alih-alih mencari gambar untuk tugasnya?
Menurut Devorah Heitner pendiri laman Raising Digital Natives, ada beberapa hal yang dapat Mama lakukan agar si Anak bisa belajar atau mengerjakan PR dengan fokus dan efektif, di era digital yang penuh oleh godaan seperti sekarang ini.
1. Biarkan mereka melepas lelah
Pixabay/Pezibear
Coba pikirkan, apa yang Mama rasakan jika misalnya saat pulang bekerja, memasuki pintu, baru saja meletakkan tas, tiba-tiba atasan menelepon dan menyuruh kembali mengerjakan sesuatu bahkan dari rumah?
Hal ini serupa dengan yang dialami anak. Sepulang sekolah, biarkan mereka melepas lelah sejenak. Ajak mereka mengobrol soal apa yang dialami di sekolah. Dorong mereka untuk menggerakan tubuh dengan bermain bersama teman-temannya di luar rumah setelah seharian duduk di belakang meja untuk belajar di sekolah.
Kesempatan seperti ini akan membuat anak kembali segar saat harus kembali menghadapi buku atau pekerjaan rumahnya.
2. Apakah mereka benar-benar belajar?
Pixabay/Sof_lo
Setiap kali Mama mengintipi si Anak yang sedang belajar atau mengerjakan PR, nampaknya ia sedang sibuk dengan hal lain. Benarkah ia mencari gambar untuk tugas di dalam komputernya, ataukah ia malah sibuk menonton youtuber favoritnya saat mengeluarkan postingan baru? Atau ia malah membaca buku cerita?
Jika Mama melihat si Anak tergoda untuk mengerjakan hal-hal lain saat membuat PR atau belajar, ajaklah ia mengobrol dan tegaskan untuk meminimalisir hal-hal yang dapat mengganggunya membuat PR. Mama juga harus rajin mengecek secara berkala, apa yang dikerjakan oleh si Anak saat mengaku sedang belajar atau membuat PR.
Editors' Pick
3. Bantu ia melakukan kebiasaan sehat
Pixabay/TeroVesalainen
Sejak anak Mama masih kecil, biasakan ia untuk melakukan berbagai hal dalam bentuk rutinitas, atau kegiatan yang teratur. Contohnya adalah mandi, menggosok gigi, membaca buku sebelum tidur, dan akhirnya tidur.
Demikian pula dengan PR. Tetapkan waktu tertentu baginya untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Misalnya pada sore hari. Jadi, si Anak lama-lama akan terbiasa bahwa misalnya setelah ia main sepeda dan menyantap penganan, maka sudah waktunya untuk mengerjakan PR.
Semakin disiplin Mama menjalankan rutinitas, semakin kecil kemungkinan si Anak bertengkar dengan Mama soal waktu pengerjaan PR.
4. Kondisikan tempat yang bebas gangguan
freepik.com/freepik
Tetapkan tempat yang khusus bagi si Anak untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan rumahnya. Sedapat mungkin, Mama harus meminimalisir hal yang dapat mengganggu si Anak di ruang ini. Seperti televisi atau perangkat elektronik lainnya.
Tempatkan meja dengan banyak peralatan tulis menulis di atasnya. Pastikan tempat ini memiliki cahaya yang memadai. Jika memungkinkan, jauhkan pula dari "jalur sibuk" tempat anggota keluarga lalu-lalang. Dengan demikian, maka anak Mama bisa lebih fokus dan berkonsentrasi.
5. Beri contoh yang baik
Pixabay/Karolina Grabowska
Saat si Anak mengerjakan PR, ada baiknya pula Mama juga mengerjakan "PR" juga. Misalnya Mama harus mengerjakan hitung-hitungan keuangan keluarga. Atau, mengerjakan laporan lainnya. Tunjukkan bahwa Mama juga fokus dalam mengerjakan pekerjaan Mama.
Biarkan si Anak melihat seperti apa contohnya melakukan pekerjaan tanpa gangguan lain. Fokuslah pada pekerjaan Mama tanpa berhenti untuk mengecek ponsel, sesekali melihat televisi, atau melakukan melakukan beberapa hal sekaligus secara bersamaan.
6. Biarkan si Anak melakukannya sendiri
Pixabay/picjumbo_com
Ini juga merupakan salah satu kesempatan Mama untuk membiasakan si Anak mandiri. Buka diri Mama sebagai tempat anak untuk bertanya saat ia mengerjakan PR. Namun, tahan diri Mama untuk tidak ikut campur dalam pekerjaan rumahnya. Biarkanlah ia mengerjakannya sendiri.
Bisa jadi si Anak terlhat mulai frustasi atau kesal karena ia tak menemukan jawabannya. Jika hal ini terjadi, tanyalah kendala apa yang ia hadapi dan tawarkan bantuan. Namun, jangan memaksa ya Ma. Sebisa mungkin dorong si Anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Dengan melakukan langkah-langkah di atas, selain mengajarkannya untuk memecahkan masalah, Mama juga melatih si Anak untuk mandiri dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya. Si Anak pun akan terbiasa untuk memilah kapan ia harus mengerjakan PR dan kapan ia bisa bersantai di rumah.