Anak Merasa Dirinya Pusat Dunia? Hati-hati Kepribadian Narsistik!
Jika anak mama punya kepribadian narsistik, ketahui mulai dari tanda-tanda dan cara mengatasinya
3 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak mama merasa dirinya lebih baik dari orang lain? Merasa dirinya adalah pusat segalanya? Memiliki empati yang rendah terhadap orang lain? Bisa saja anak mama menderita gangguan kepribadian narsistik atau yang biasa disebut Narcissistic Personality Disorder.
Popmama.com akan memberitahu semuanya terkait Narcissistic Personality Disorder (NPD), mulai dari pengertian sampai pengobatan yang harus dilakukan anak yang menderitanya.
1. Pengertian gangguan kepribadian narsistik
Gangguan kepribadian narsistitk atau yang biasa disebut Narcissistic Personality Disorder (NPD) merupakan salah satu gangguan kepribadan terkait dengan cinta seseorang yang sangat besar terhadap diri sendiri, kekaguman dan kepentingan diri sendiri serta kebutuhan, keinginan, dan kesejahteraan terhadap diri sendiri.
Penderitanya menggangap dirinya jauh lebih penting dari orang lain dan memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dibanggakan, namun memiliki empati yang rendah terhadap orang lain.
2. Perbedaan anak narsis dan anak normal
Namun tidak semua rasa mencintai diri sendiri dan keegoisan sederhana disebut dengan gangguan kepribadian narsistik. Berikut adalah perbedaan seorang anak normal dan anak yang menderita gangguan kepribadian narsistik.
Anak Normal | Anak Narsistik |
Membutuhkan perhatian dan bersyukur atas perhatian yang diberikan. | Mengganggap perhatian sebagai hak dan jarang beryukur atas perhatian itu. |
Bercita sebagai pahlawan super dll tapi mereka tahu itu tidak benar. | Anak percaya mereka hebat dan yang lain lebih rendah dari mereka. |
Keinginannya realistis. | Keinginannya tidak masuk akal. |
Menjalin pertemanan dengan baik. | Sulit menjalin pertemanan. |
Editors' Pick
3. Tanda-tanda anak mengalami gangguan kepribadian narsistik
Inilah tanda-tanda anak mengalami gangguan kepribadian narsistik :
- Merasa dirinya paling penting,
- mempunyai gagasan tentang pencapaian dan kekuasaan tanpa batas,
- merasa bahwa mereka berhak atas semua yang mereka minta,
- kecemasan akan perpisahan,
- percaya bahwa anak lebih baik daripada semua anak lain di sekitarnya,
- mengharapkan rasa hormat dan pemujaan yang luar biasa,
- tidak mengerti kebutuhan sesama makhluk hidup,
- arogan dan sombong,
- membesar-besarkan kemampuan atau kesuksesan pribadi mereka,
- sifat eksploitatif, mengeksploitasi semuanya,
- iri terhadap prestasi orang lain,
- menunjukkan sikap formal bahkan dalam hubungan pribadi yang dekat,
- ketidakmampuan menerima kritik yang membangun dan dengan mudah disakiti atau dihina,
- menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka.
4. Penyebab narsistik bisa muncul pada anak
Kepribadian narsistik tentunya tidak muncul secara tiba-tiba. Inilah penyebab anak mengalami gangguan kepribadian narsistik :
- Pola asuh yang lalai, orang tua terlepas atau tidak responsif terhadap pengasuhan anak.
- Mama terlalu protektif terhadap anak sehingga anak tidak membedakan perbedaan cinta dan obsesi.
- Terlalu memanjakan anak secara berlebihan atau menjadikan anak sebagai anak emas.
- Orang tua yang narsis dapat membuat anak menjadi narsis. Anak merasa perilaku narsis itu benar.
- Terlalu banyak memberi kritik negatif membuat anak-anak merasa buruk tentang diri mereka sendiri, sehingga mereka mengembangkan narsisme sebagai mekanisme pertahanan dirinya.
- Menjadi anak adopsi atau memiliki orangtua yang bercerai dapat membuat anak menjadi tidak aman dan rentan. Mereka sering tidak merasa dicintai, jadi mencintai diri sendiri membantu mereka melanjutkan kehidupan.
- Harapan yang tidak rasional dari orangtua dapat membuat anak berpikir terlalu tinggi atau terlalu rendah terhadap dirinya sendiri. Kedua kondisi tersebut dapat mengarah pada narsisme.
- Anak-anak yang hipersensitif berpeluang menjadi narsis.
- Penyimpangan genetik dapat menyebabkan kondisi mental ini karena beberapa perubahan di otak.
5. Treatment yang harus dilakukan
Untuk menangani gangguan kepribadian narsistik ini sebaiknya bawa anak ke psikolog dan di sana akan didiagnosa dan diberikan terapi sebagai berikut:
- Terapi perilaku kognitif: Terapi ini membantu pasien untuk mengenali masalahnya, mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang merugikan dan negatif. Terapi ini membantu mengubah pikiran negatif dengan pikiran positif dan konstruktif.
- Psikoterapi psikoanalitik: Terapi ini memberi tahu anak bahwa mekanisme pertahanan diri yang mereka lakukan adalah sesuatu yang dapat menimbulkan efek negatif terkait hubungan dengan orang tua dan teman sebaya. Terapi ini melibatkan konseling orangtua dan keluarga anak-anak yang menderita gangguan kepribadian narsistik.
- Terapi keluarga: Jika narsisme adalah hasil dari evaluasi yang berlebihan dan cinta yang berlebihan dari orang tua, maka seorang psikoterapis mungkin berbicara kepada orangtua terhadap perilaku tersebut dan mengatur emosi mereka terhadap anak.
Selain dukungan psikolog, tentunya Mama harus mendukungnya sebagai orangtua.
Hal yang dapat mama lakukan untuk menghadapi anak yang narsis adalah dengan membaca artikel tentang 7 Cara Tepat Menghadapi Anak yang Terlalu Narsis.
Itulah penjelasan detail tentang Narcissistic Personality Disorder (NPD). Semoga mama lebih waspada terhadap gangguan kepribadian ini. Sehingga anak dapat memiliki kepribadian yang baik di masa depannya.
Baca juga:
- 7 Cara Tepat Menghadapi Anak yang Terlalu Narsis
- Anak Mama Sulit untuk Fokus? Ini Solusinya
- Mama Harus Tahu: Penyebab Sikap Agresif pada Anak dan Penanganannya