Ciri-Ciri Pergaulan Bebas Remaja, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
Yuk, tetap perhatikan anak remaja Mama agar terhindar dari pergaulan bebas
3 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pergaulan bebas biasanya sangat identik dengan remaja atau anak muda. Sebab, pergaulan bebas berkaitan dengan kenakalan remaja dan bisa memberi dampak buruk bagi pertumbuhan anak. Selain itu, pergaulan bebas juga dapat merugikan orang banyak, khususnya orang-orang di sekitar.
Apa itu pergaulan bebas?
Pergaulan bebas secara umum diartikan sebagai sebuah bentuk perilaku yang menyimpang atau telah melewati batas norma yang berlaku. Norma tersebut bisa meliputi sosial, agama, susila, kewajiban, aturan, dan lain sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pergaulan berarti kehidupan bermasyarakat, sedangkan bebas artinya lepas atau tidak terikat. Dengan demikian, pergaulan bebas adalah kehidupan bermasyarakat di mana jalinan pertemanan terbentuk secara lepas atau tidak terikat.
Agar anak remaja tidak terjerumus ke pergaulan bebas, yuk simak ciri-ciri pergaulan bebas, penyebab, dan cara mencegahnya yang telah Popmama.com rangkum.
1. Ciri-ciri pergaulan bebas
Umumnya, ciri-ciri pergaulan bebas tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Akan tetapi, ciri-ciri pergaulan bebas dapat diketahui melalu beberapa perilaku yang dilakukan oleh remaja.
Berikut ini ciri-ciri pergaulan bebas yang dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
- Memiliki rasa ingin tahu yang berlebih pada hal-hal yang bersifat negatif.
- Melakukan pemborosan uang untuk membeli barang yang kurang penting.
- Menggunakan obat-obatan terlarang untuk memenuhi keinginannya.
- Kecanduan menonton konten pornografi hingga melakukan seks bebas.
- Mengonsumsi alkohol atau minuman keras.
- Mudah mengalami gelisah, tidak sabar, emosional, malas, dan selalu ingin melawan.
- Kurang bertanggung jawab.
- Tidak mendengarkan nasehat orangtua.
- Mengalami tekanan emosi dan mental.
- Mengikuti pesta hura-hura.
- Mencuri demi mendapatkan uang atau hal yang diinginkan.
Editors' Pick
2. Penyebab pergaulan bebas
Selain karena salah memilih lingkungan pertemanan, pergaulan bebas juga bisa disebabkan oleh rasa penasaran, rendahnya kontrol diri, dan rendahnya kesadaran terhadap bahaya yang akan didapatkan akibat pergaulan bebas.
Tidak hanya itu, orangtua juga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas pada anak remaja.
Berikut penyebab pergaulan bebas, antara lain:
1. Faktor keluarga
Kondisi keluarga yang kurang harmonis dapat menyebabkan kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua kepada sang anak, sehingga remaja bisa terjerumus pada pergaulan bebas.
Hal tersebut dikarenakan rasa ingin tahu remaja yang tinggi, tetapi tidak mendapat didikan atau arahan yang tepat. Padahal, diusia tersebut anak sangat memerlukan pendampingan dan dukungan yang baik dari keluarga, terutama orangtua.
Oleh sebab itu, keluarga menjadi pelaku utama terpenting dalam mendidk anak untuk menjadi orang yang memiliki perilaku baik.
2. Pengaruh teman sebaya
Mental seorang anak remaja cenderung labil, sehingga dapat terpengaruh dari teman sebayanya, terutama dalam bersikap di lingkungan sekitar. Hal tersebut bisa saja adanya rasa sulit atau tidak enak menolak karena atas dasar pertemanan.
3. Gaya hidup
Adanya sikap labil yang dimiliki anak remaja dapat memicu rasa ingin tahu berlebih dengan mengikuti gaya hidup atau tren yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Apabila tidak mengikuti gaya hidup yang dianggap kekinian, anak remaja akan merasa ketinggalan zaman.
4. Kontrol diri
Lemahnya kontrol diri dalam diri anak remaja menjadi salah satu penyebab pergaulan bebas. Sebab, remaja yang memiliki kontrol diri yang lemah biasanya tidak dapat membedakan mana perilaku baik dan mana perilaku buruk.
Hal tersebut dapat menyebabkan penyimpangan terhadap norma yang berlaku. Meskipun remaja sudah dapat membedakan mana yang baik dan buruk, ia tetap bisa melakukan perilaku menyimpang karena tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.
5. Faktor lingkungan
Selain keluarga, lingkungan juga sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku remaja. Anak remaja yang menjalin pertemanan di lingkungan pertemanan yang buruk, perilakunya pun akan ikut menjadi buruk. Begitu pun sebaliknya. Apabila anak remaja berada di lingkungan pertemanan yang memberikan pengaruh baik, ia akan memiliki perilaku yang baik pula.
6. Pengaruh internet
Dengan adanya teknologi internet, anak remaja menjadi lebih mudah untuk mencari hal-hal yang dapat menggugah rasa penasarannya, termasuk mengakses konten-konten negatif dan berkomunikasi dengan siapa saja. Moral anak akan rusak apabila ia tidak bisa mengontrol rasa penasarannya untuk hal-hal negatif dan menyimpang.
7. Kurangnya nilai keagamaan
Pendidikan agama merupakan salah satu hal terpenting bagi anak-anak, khususnya anak remaja. Sebab, melalui pendidikan agama anak bisa mendapatkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan dan masyarakat. Anak akan mengerti apa saja yang memiliki nilai kebaikan, apa saja yang perlu dihindari, hingga perilaku apa saja yang dapat merugikan, baik di kehidupan dunia maupun akhirat.
3. Cara mencegah pergaulan bebas
Sebelum anak remaja mama terjerumus ke dalam pergaulan bebas, ada baiknya Mama melakukan pencegahan. Untuk mencegah pergaulan bebas, Mama dapat melakukan beberapa hal, sebagai berikut.
- Menanamkan nilai agama, moral, dan etika.
- Mengikuti penyuluhan remaja.
- Memperbaiki cara pandang dan bersikap optimis.
- Jujur pada diri sendiri.
- Melakukan aktivitas yang positif.
- Tidak menjadikan gaya hidup atau tren yang buruk sebagai pegangan hidup.
- Mengurangi intensitas menggunakan internet dan menonton televisi.
- Memiliki pemikiran untuk masa depan, sehingga dapat menjadi orang yang mempunyai harapan dan cita-cita.
- Menjaga keseimbangan pola hidup.
4. Kapan orangtua harus intervensi
Keluarga, khususnya orangtua, merupakan faktor utama yang dapat memengaruhi perkembangan remaja dalam lingkungan bermasyarakat.
Sudah seharusnya orangtua melatih atau mendidik anak untuk menjadi pribadi yang baik sejak anak usia dini. Sebab, apabila tidak dibiasakan atau diajarkan sejak dini, sikap dan perilakunya bisa terus melekat hingga dewasa.
Ada banyak metode yang dapat dilakukan orangtua untuk menerapkan pola asuh yang baik, misalnya membimbing anak dalam memilih lingkungan pertemanan, sering melakukan komunikasi yang transparan antara orangtua dan anak, membantu menganalisis mana hal baik dan buruk, melatih dan menerapkan nilai dan norma yang berlaku, memberi tahu konsekuensi atau risiko apa saja yang akan terjadi apabila melakukan penyimpangan, hingga memantau perkembangan sikap dan perilaku anak.
5. Tips komunikasi bersama anak remaja mama
Komunikasi antar orangtua dan anak merupakan dasar terbentuknya suatu hubungan yang harmonis. Komunikasi yang baik tersebut harus bisa dibangun dari anak masih kecil, bahkan sejak lahir.
Karena, komunikasi yang dibangun sejak kecil itu dapat membantu anak dalam meningkatkan kepercayaan dirinya, membuat anak merasa lebih berharga, membantunya membangun konsep diri yang positif, hingga membantu anak dalam bersosialisasi atau membangun hubungan dengan orang lain.
Berikut telah Popmama.com rangkum tips komunikasi antara orangtua dan anak remaja mama.
- Terapkan komunikasi dua arah, yakni tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan semua keluh kesah anak dengan baik.
- Hindari berteriak di hadapan anak ketika marah atau frustrasi.
- Ajukan pertanyaan secara perlahan, jangan beruntun.
- Cobalah untuk tidak memaksakan.
- Berikan informasi dengan cara yang positif.
- Sering-sering berdiskusi mengenai apa pun.
- Menjadi sandaran dan sumber penguat anak.
- Cintai anak apa adanya.
- Jangan malu untuk meminta maaf apabila melakukan kesalahan.
- Berikan apresiasi, misalnya ucapan terima kasih atas hal baik yang telah anak lakukan.
Nah, itu dia ciri-ciri pergaulan bebas, penyebab, dan cara mencegahnya. Perhatian, pengertian, dan kasih sayang orangtua kepada anak sangat memengaruhi sikap dan perilaku anak.
Apabila anak merasa kurang dicintai, umumnya anak akan mencari pelampiasan dan melakukan hal-hal buruk demi mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama ya!
Baca juga:
- 3 Kelompok Gangguan Kepribadian pada Remaja
- Cara Mendidik Anak Perempuan agar Tidak Terpengaruh oleh Pergaulan
- Tips Jitu dari Mari Elka Pangestu untuk Memantau Pergaulan Anak