5 Alasan Anak Berani Melawan Orangtua dengan Pola Asuh Otoriter
Merasa tertekan, orangtua perlu memahami ini
14 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orangtua memiliki masing-masing aturan dalam menerapkan pola asuh. Sebagian menerapkan pola asuh otoriter.
Pola asuh otoriter adalah salah satu karakteristik dalam membesarkan anak dengan gaya pengasuhan yang cenderung keras dan menuntut anak. Meski harapan orangtua pada anak sangat tinggi, respons penghargaan untuk anak terbilang rendah.
Meski anak berhasil mencapai standar yang tinggi sesuai apa yang diminta orangtua, penghargaan atau bahkan ucapan selamat pun bisa dinilai kurang.
Rata-rata anak yang memiliki orangtua otoriter bisa saja melawan dan sulit diatur.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum alasan anak berani melawan orangtua jika menerapkan pola asuh otoriter. Yuk, simak penjelasannya Ma!
1. Anak tidak suka diatur dan diperintah dengan keras
Penyebab utama anak melawan orangtua yang otoriter adalah karena sebagian anak tidak suka jika dirinya diatur-atur dan diperintah.
Terlebih jika orangtua memerintah dengan nada kasar dan di depan banyak orang.
Sebagian anak akan merasa harga dirinya terciderai. Anak pun bisa sakit hati dengan tindakan orangtua yang seperti ini.
Akhirnya untuk membalas rasa kecewa anak, ia bisa melakukan hal menyebalkan seperti berbuat kebalikan dari kemauan orangtuanya.
Editors' Pick
2. Anak merasa tertekan karena pola asuh otoriter
Mengasuh anak dengan cara otoriter malah akan membuatnya tertekan. Sulit bagi anak bisa tenang dan tetap merasa nyaman. Yang banyak terjadi adalah anak tumbuh dalam keadaan tertekan.
Ini bahaya bagi kesehatan anak. Terlebih lagi jika anak tidak memiliki saudara atau teman untuk berbagi cerita.
Jika anak bisa beradaptasi dengan pola asuh otoriter, anak bisa menjadi pribadi yang keras ketika ia dewasa.