Bicara soal menetapkan aturan untuk anak-anak di rumah, apa yang sudah pernah Mama coba?
Pernah coba mengucapkan sederet permintaan dan mengulangnya setiap waktu, atau meletakkan surat di meja belajarnya?
Mungkin Mama juga pernah coba menuliskan daftar aturan dan menempelkannya di lemari es, ini tentu tidak akan berhasil.
Pelanggaran pasti terjadi, bahkan sudah dimulai sejak hari pertama.
Hal krusial dari mendidik anak adalah menentukan konsep berpikir anak agar mereka bisa menjadi orang yang disiplin, mandiri dan tertib.
Selain itu, bagaimana cara Mama bisa mengupayakan sebuah aturan di rumah menjadi hal yang harus dipatuhi juga sangat penting.
Terlebih lagi saat ini semua sama-sama sedang menjalankan puasa bulan Ramadan yang berbeda dari biasanya. Ada ketegangan, kesedihan, kejenuhan karena semua aktivitas hanya dilakukan di rumah saja.
Mama perlu bekerjasama dengan anak-anak agar mereka bisa meringankan tugas Mama saat di rumah, tentunya agar anak tumbuh menjadi lebih baik juga ke depannya.
Berikut adalah beberapa pedoman untuk membuat aturan rumah tangga.
Popmama.com akan memberikan tips membuat aturan di rumah untuk anak selama Ramadan di tengah Covid-19.
1. Diskusikan dengan pasangan
Freepik
Apakah kamu membuat peraturan di rumah untuk balita atau anak yang lebih besar, diskusikan tujuan aturan yang akan dibuat dengan jelas dengan pasangan kamu.
Apa yang ingin kamu coba selesaikan dengan aturan tersebut?
Apakah kamu perlu membuat aturan umum untuk membesarkan anak-anak atau mengatur kondisi di rumah atau kamu sedang berhadapan dengan seorang anak yang memiliki masalah perilaku?
Ketahui tujuannya dan diskusikan hal ini dengan si Papa.
2. Adakan pertemuan keluarga
Freepik/prostooleh
Bukan pertemuan serius, kamu hanya perlu sedikit waktu untuk bertatap muka dengan seluruh anggota keluarga termasuk anak-anakmu.
Setelah kamu membuat peraturan berdasarkan kesepakatan dengan si Papa maka selanjutnya kamu perlu menjelaskan setiap rincian aturan rumah tangga pada anak-anak.
Sekali lagi, Mama tidak perlu menciptakan suasana serius yang kaku terlebih jika kamu masih memiliki anak prasekolah atau praremaja.
Cukup kumpulkan keluarga dan putuskan aturannya. Biarkan anak-anak bermain, kamu mungkin akan terkejut betapa produktifnya aturan tersebut.
3. Dimulai dengan kerja tim
todaysparent.com
Keluarga perlu dijalankan sebagai satu kesatuan. Saling menolong dalam segala hal diperlukan. Jika rumahmu adalah perahu berukuran besar, maka kerjasama seluruh anggota keluarga sebagai sebuah tim adalah mesin untuk menjalankan perahunya.
Kerja tim adalah bagaimana kamu akan saling menghargai ruang, pendapat dan tindakan satu sama lain dalam berkontribusi pada keluarga di rumah.
Aturan sederhananya adalah meminta izin sebelum meminjam barang.
Membantu yang sedang kesulitan dan biasakan merapikan barang setelah dipakai juga hal yang tak kalah penting untuk dibiasakan sejak kecil.
Terutama selama menjalankan puasa di bulan Ramadan, anak-anak perlu belajar menjadi orang yang ringan tangan dan gemar membantu orangtua. Ini bisa jadi ladang pahala untuk anak mama.
Editors' Pick
4. Jaga agar aturan yang dibuat tetap jelas dan konkret
Freepik
Tujuan dan aturan yang tidak jelas lama-lama bisa jadi berantakan. Anak-anak membutuhkan cara terstruktur untuk bisa berkembang, sementara kebanyakan anak membenci aturan.
Meski membingungkan, mereka tetap membutuhkan adanya peraturan yang jelas dan mereka pahami. Hal ini sebenarnya membuat mereka merasa aman.
Aturan yang jelas memiliki kekuatan untuk ditaati. Sepertinya anak-anak akan berpikir, jika mereka tidak akan melewatkan tugas yang diberikan dan ini akan membuat semua orang tertib.
Misalkan anak mandi sebelum jam 5 sore, setiap orang harus sudah bersih sebelum waktunya makan malam. Mereka pasti akan berusaha menepati itu, asalkan semua aturan sudah dibiasakan sejak anak-anak masih kecil.
5. Tuliskan peraturannya
Pexels/Kaboompicscom
Keberhasilan penerapan aturan tergantung pada seberapa sering mereka diingatkan akan hal itu. Tuliskan aturan pada selembar kertas dan tempelkan ke tempat yang menonjol seperti pintu kulkas di tempat yang bisa dilihat.
Untuk anak kecil, kamu dapat membuat ilustrasi dan menggantungnya di mana pun diperlukan.
Coba sekali lagi ya, semoga ini bisa jadi pengingat untuk anak-anak agar mereka lebih disiplin.
6. Kompensasi disesuikan dengan umur anak
Freepik
Jika kamu memiliki anak-anak dengan perbedaan usia yang signifikan maka harus menyesuaikan aturannya. Semua disesuaikan dengan usia mereka dan tahap perkembangan mereka.
Salah satu contohnya adalah waktu tidur. Mama tidak dapat mengirim anak yang berusia 3 tahun dan 10 tahun ke tempat tidur secara bersamaan, benar kan Ma?
7. Tetapkan aturan yang berbeda untuk di dalam dan di luar rumah
Pexels/Elly Fairytale
Mama bisa mengizinkan anak-anak berlarian di dalam rumah saat bermain. Mereka bisa melakukan banyak hal apa pun yang mereka inginkan. Tapi semua ada aturannya.
Sebagian keluarga menetapkan aturan di dalam rumah dengan tegas:
tidak boleh main bola di dalam rumah, terutama pada ruangan dengan langit-langit rendah,
tidak melompat-lompat di atas kasur, cukup di lantai dan di atas karpet saja,
mencuci kaki sebelum naik ke ranjang untuk tidur.
Sebagian keluarga menetapkan aturan di luar rumah dengan tegas:
tidak main keluar halaman rumah tanpa pamit dengan orangtua
pakai alas kaki saat bermain di taman,
melakukan permainan yang menggunakan air di halaman rumah, misal senapan air, busa mencuci sepeda, balon busa, dsb.
Namun, ketika mereka mengunjungi nenek atau teman mereka tidak dapat melakukan hal yang sama. Jadi punya aturan yang jelas agar anak bisa bersikap disiplin saat berada di luar rumah.
8. Berikan contoh agar anak bisa lebih mudah mengerti
Freepik/rawpixel.com
Jika kamu tidak mempraktikkan apa yang kamu ajarkan, aturan tidak akan berlaku di keluarga kamu. Anak-anak memerhatikan tindakan orangtuanya. Mereka belajar dari perilaku Mama dan Papa.
Misal, kamu menyuruh anak beribadah tapi kamu tidak melakukannya maka akan sulit bagi anak untuk mematuhi peraturan tersebut.
Selama menjalani puasa di bulan Ramadan, banyak sekali kegiatan positif yang bisa dicontohkan dan diajarkan kepada anak. Banyak nilai kebaikan yang perlu anak terapkan.
Mereka akan mengerti jika ada Mama dan Papa yang memberikan bimbingan melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.
9. Gunakan pujian dan konsekuensi
Freepik/peoplecreations
Pujian adalah motivator hebat yang membuat anak-anak tetap berjalan sesuai dengan harapan. Di sisi lain, konsekuensi yang tepat juga akan membantu menegakkan aturan rumah.
Ingatlah bahwa pujian bekerja lebih baik, jadi buatlah hal positif itu lebih diperhatikan oleh anak-anak.
Bukan karena takut konsekuensinya sebagai bentuk hukuman yang harus ditanggung oleh anak jika tidak menurut pada aturan di rumah, tapi karena ia sadar jika ia bisa disiplin maka ia akan mendapat pujian.
Ia juga perlu menyadari, anak yang dipuji itu karena berkelakukan baik dan bisa menyenangkan hati orang lain.
Jadi apa salahnya untuk anak mencoba melakukan hal baik dengan berdisiplin mematuhi aturan di rumah.
Jangan lupa ma, lakukan evaluasi kembali setiap aturan yang sudah diterapkan di rumah jika perlu.
Apakah aturan dilaksakan dengan baik oleh setiap anggota keluarga? Apakah anak baik-baik saja dengan hal tersebut?
Terkadang aturan yang kamu tetapkan mungkin menahan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik. Dalam keadaan seperti itu, kamu dapat mengevaluasi kembali dan mengubahnya untuk memperbaikinya.
Itulah 9 cara membuat aturan di rumah untuk anak selama bulan Ramadan di tengah Covid-19. Hal ini bisa mengajarkan anak untuk lebih disiplin dan tertib.