7 Cara Mengatasi Perbedaan Pendapat Anak dengan Orangtua
31 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika kecil anak akan mengikuti arahan orangtua secara sepenuhnya, namun akan beda kondisinya ketika anak mulai beranjak remaja.
Mereka mulai memiliki ide dan gagasan sendiri. Mereka memiliki preferensi tentang hal yang mereka sukai dan tidak.
Misal, cara memakai dan memilih pakaian anak saat mereka kecil pastinya sepenuhnya bisa diatur oleh Mama. Ketika anak memasuki usia remaja, tentu mereka punya gayanya sendiri.
Anak akan meniru sosok yang menurutnya keren dan bisa jadi role mode.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa cara mengatasi perbedaan pendapat anak dengan orangtua. Bukan hanya memarahinya, orangtua perlu mencari celah dan menunjukkan sikap bijaksana.
Suatu hari anak mama juga akan menjadi dewasa dan menjadi orangtua bagi anaknya, yuk coba bernegosiasi dengan cara komunikasi yang benar.
1. Dengar dulu kemauan anak
Sebagian orang berpikir kalau anak tidak perlu dikasih pilihan. Cukup orangtua yang memberi arahan dan biarkan anak mengikuti perkataan orangtua.
Namun hal itu tidak berlaku bagi kehidupan keluarga yang bergaya demokratis, karena anak memiliki hak untuk bicara dan pendapatnya didengarkan oleh anggota keluarga lainnya.
Ini sehat lho Ma, untuk perkembangan pola pikir anak. Jadi dengarkan dulu kemauan mereka, pendapat atau bahkan kritiknya.
Dengarkan apa yang anak bicarakan dengan penuh perhatian, tanggapi dengan tulus. Ini membuat anak merasa berharga, Ma.
2. Berikan yang terbaik untuk anak-anak, seperti yang biasa Mama lakukan
Ketika anak memiliki pendapat bertolak belakang dengan apa yang ada dipikiran orangtua, tidak apa. Ia memiliki cara berpikir di fasenya sendiri.
Hargai itu, karena anak sedang berproses. Mama dan Papa hanya perlu menuntut dan mengawasinya.
Sesuaikan cara bicara Mama agar anak nyaman buka suara ketika diskusi dimulai. Berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Ambil keputusan yang membuat anak aman, tapi juga tetap membuatnya nyaman.
Hal yang tak kalah penting adalah Mama harus tepat dalam memilih kata-kata sehingga anak mudah paham dan bisa menerima perkataan Mama meski sebenarnya itu berbeda dengan apa yang mereka pikirkan.