Perkembangan anak terjadi begitu cepatnya. Terkadang kita merasa baru kemarin si Gadis Kecil belajar berjalan, kemudian sibuk dengan rumah bonekanya. Hingga tiba momen di mana mereka sibuk dengan dunianya sendiri, menjelang usia remaja. Mereka mulai memenuhi buku hariannya dengan nama-nama teman laki-laki di sekolahnya, bahkan seringkali Mama melihatnya tersipu-sipu saat ada teman laki-lakinya yang melintas.
Sebagai orangtua yang memiliki anak jelang remaja, hal ini adalah situasi yang sangat wajar terjadi kok, Ma. Dalam masa puber, gejolak hormon membuat anak gadis mama mulai memiliki perasaan lebih terhadap lawan jenis. Lalu, bagaimana orangtua harus bersikap menghadapi situasi ini? Berikut Popmama.com merangkum tipsnya, dilansir dari verywellfamily.com:
Alasan Dibalik Anak Perempuan Tergila-gila pada Anak Laki-laki
Pixabay/Olya Adamovich
Ada banyak alasan dibalik mengapa anak perempuan menaruh perhatian lebih terhadap anak laki-laki di fase usia jelang remaja. Mulai dari faktor lingkungan, perubahan hormon hingga pengalaman hidup.
Anak perempuan yang kekurangan figur seorang ayah atau laki-laki dalam keluarga memiliki kecenderungan mencari perhatian dari sosok laki-laki lain. Selain itu, anak perempuan yang memiliki masalah dengan penghargaan diri, biasanya merasa lebih berharga tatkala mendapatkan perhatian dari lawan jenisnya.
Media juga berpengaruh pada bagaimana anak perempuan menangkap keberhargaan dirinya. Pesan-pesan media yang tidak sehat membuat anak perempuan menganggap mereka harus mendapatkan perhatian dari laki-laki untuk mengukuhkan bahwa diri mereka cantik.
Lalu, bagaimana cara menumbuhkan relasi yang sehat antara anak perempuan mama dengan teman-teman laki-laki seusianya?
1. Menghadirkan role model laki-laki yang positif
Freepik
Kehadiran role model laki-laki dalam keluarga dapat memberikan contoh pada anak perempuan mama tentang perhatian yang positif dari lawan jenis. Jika sosok papa masih ada, dorong agar anak dan ayahnya lebih sering menghabiskan waktu berkualitas bersama-sama untuk memperkuat ikatan batin mereka.
Editors' Pick
2. Berikan batasan yang sehat
Freepik
Menghabiskan waktu tanpa pengawasan atau diizinkan untuk mengobrol di media sosial sepanjang waktu dapat memicu perilaku mencari perhatian berlebih dari lawan jenis.
Tetapkan batasan yang jelas dan diskusikan bersama anak gadis Mama. Ketahui ke mana dia pergi dan dengan siapa dia menghabiskan waktu. Jika tidak akan ada orang dewasa yang hadir, pikirkan dua kali sebelum memberinya kebebasan itu.
3. Bangun citra diri yang positif
pexels.com/Johannes Plenio
Sebagian anak gadis merasa diri mereka unggul dan dirinya dipandang tatkala ada anak laki-laki yang tertarik padanya. Oleh karena itu, penting menumbuhkan citra diri yang positif.
Berikan pemahaman ke anak gadis mama bahwa ia berharga karena apa kontribusinya terhadap lingkungan sekitar dan karakternya yang kuat menjadi diri sendiri. Bukan sekadar penampilan dan validasi dari orang lain.
4. Perhatikan konsumsi media anak
Freepik
Perhatikan apa yang sering dibaca dan dilihat anak di media, terutama media sosialnya.
Apakah ia banyak menonton tayangan orang dewasa yang mengagung-agungkan tentang seks dan relasi dengan lawan jenis? Apakah ia terpapar konten yang menekankan pentingnya menarik perhatian laki-laki?
Tetapkan batas pada apa yang boleh dibaca dan dilihatnya, sesuai dengan usia.
5. Ajarkan anak untuk menjalin interaksi yang sehat
Freepik/sunlight19
Demi menarik perhatian lawan jenis, terkadang anak-anak perempuan melakukan hal-hal yang cenderung negatif. Misalnya dengan ngobrol sampai larut malam atau memposting hal-hal yang tidak pantas di media sosial.
Jika anak gadis mama terindikasi melakukan interaksi-interaksi yang berisiko, orangtua harus segera turun tangan. Bicarakan tentang konsekuensi yang harus ditanggung jika ia melakukan hal negatif tersebut.
Diskusikan bagaimana hal-hal tersebut bisa menjadi bumerang yang merugikan dirinya sendiri di kemudian hari.
6. Sibukkan anak dengan berbagai kegiatan positif
Pixabay/allegralchaple0
Libatkan anak perempuan mama dalam berbagai kegiatan positif yang akan menyibukkan pikirannya selain memikirkan teman lelakinya. Ia mungkin perlu punya kegiatan ekstrakurikuler baru atau klub-klub yang akan dinikmatinya, yang dapat membantunya belajar lebih banyak tentang dirinya sendiri.
Apakah anak mama mengatasi masalah kesehatan mental tertentu atau tidak, ia mungkin memerlukan dukungan dalam mempelajari keterampilan sosial baru atau mengembangkan citra diri yang lebih sehat.
Jika Mama menemukan bahwa perilaku si Anak perempuan menyebabkan masalah, seperti mendapat masalah di sekolah atau bermasalah dengan lingkaran sosialnya, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Bicarakan dengan dokter atau hubungi profesional kesehatan mental. Terkadang, masalah kesehatan mental tertentu dapat menyebabkan perilaku hiperseksual di masa depan.