Astigmatisme atau Mata Silinder pada Anak, Apa Penyebabnya?
Jika anak tak bisa menangkap pelajaran dengan baik, bisa jadi ada masalah pada penglihatannya
19 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masalah penglihatan seringkali dikaitkan dengan pertambahan usia. Memang, sebagai organ tubuh yang sering mendapatkan paparan dan rangsangan dari luar, mata berisiko tinggi mengalami kerusakan.
Faktanya, masalah penglihatan bukan hanya diidap orang dewasa dan lansia. Anak-anak pun berisiko besar mengalaminya di usia muda. Apalagi dengan penggunaan gadget dan kebiasaan membaca di tempat remang-remang, anak bisa mengalami masalah penglihatan berupa astigmatisme atau mata silinder.
Berikut Popmama.com merangkum informasi penting seputar mata silinder pada anak, dilansir dari childrenhospital.org:
Apa itu Astigmatisme?
Astigmatisme merupakan kondisi umum yang menyebabkan penglihatan tampak kabur. Pada mata normal, lapisan luar mata yang jernih, berbentuk seperti kubah atau bagian atas bola basket.
Penderita astigmatisme punya bentuk kornea yang lebih melengkung. Akibatnya, cara cahaya memasuki mata pun berubah dan mengakibatkan obyek dekat dan jauh terlihat buram.
Jika rabun dekat (miopia) dan rabun jauh (hiperopia) merupakan gangguan refraktif, astigmatisme merupakan gangguan bias.
Editors' Pick
Astigmatisme pada Bayi dan Anak-anak
Tahukah Mama, astigmatisme sebetulnya umum terjadi pada bayi. Kondisi ini sering hilang dengan sendirinya saat anak berusia satu tahun.
Pada anak yang menderita miopia atau hiperopia, lebih besar berpeluang mengalami astigmatisme pula. Astigmatisme bisa terjadi pada satu atau kedua mata anak.
Sekitar 28 persen anak di dunia menderita masalah penglihatan umum ini dan sebagian besar kasusnya juga diderita oleh keluarganya. Anak yang menderita sindrom down atau terlahir prematur dengan berat badan lahir rendah juga berisiko tinggi menderita astigmatisme.