Berbagai Gangguan Makan yang Dialami Anak dan Tanda-tandanya
Gangguan makan tak hanya dialami orang dewasa saja. Anak-anak pun berpotensi mengalaminya.
15 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gangguan makan adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki masalah dengan perilaku makannya. Perilaku ini ternyata tak hanya dapat menyerang orang dewasa saja, tetapi juga bisa dialami anak-anak, bahkan yang berusia di bawah 12 tahun, lho Ma.
Secara medis, gangguan makan belum bisa dipastikan penyebabnya. Tetapi gangguan makan ini ternyata bisa diwariskan pada anak apabila ada orangtua dan saudara kandung yang mengalami kelainan ini.
Gangguan makan pada anak tak hanya berpotensi mempengaruhi perkembangan anak, baik secara fisik dan psikologis. Tetapi juga dapat menimbulkan kondisi kesehatan serius mulai dari kekurangan gizi hingga risiko yang dapat mengancam jiwa
Editors' Pick
Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)
Avoidant / Restrictive Food Intake Disorder atau ARFID adalah gangguan makan yang umum dialami oleh anak. Ditandai dengan kurangnya minat terhadap kelompok makanan tertentu, ARFID telah terbukti dapat menyebabkan terjadinya penurunan berat badan dan kekurangan gizi pada anak-anak.
Dilansir dari psycom.net, anak-anak yang mengalami ARFID biasanya merasa enggan menelan makanan. Bahkan takut sakit perut atau muntah jika mereka makan satu jenis makanan yang memiliki warna, aroma, rasa dan tekstur tertentu. Misalnya saja anak hanya mau mengonsumsi makanan yang bertekstur renyah dan menolak semua makanan yang bertekstur lembek.
ARFID dapat mengakibatkan anak malnutrisi karena ia cenderung hanya mau mengonsumsi satu atau beberapa jenis makanan saja. Kurangnya variasi makanan membuat nutrisi dan vitamin jadi tidak beragam.
Pica
Pemakan segala atau pica adalah kondisi di mana anak memiliki kebiasaan untuk mengonsumsi bahan yang bukan makanan seperti sabun, kapur, pasir, tanah, dan lain sebagainya. Kebiasaan makan segala ini sering muncul bersama gangguan lain, seperti autisme spektrum atau keterbelakangan mental.
Pica dapat menyebabkan terjadinya komplikasi medis pada anak seperti keracunan, masalah pada usus, dan bahkan infeksi pada lambung.