Restless Leg Syndrome, Penyebab Anak Suka Menggoyangkan Kaki
Mungkin perilaku ini tampak tidak sopan dan mengganggu. Tapi ternyata terkait kondisi kesehatan
18 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiap orang punya kebiasaan masing-masing, entah itu yang dilakukannya saat sadar maupun tidak. Sebagian anak juga punya kebiasaan suka menggerak-gerakkan kakinya. Mungkin, bagi orang Indonesia hal ini tampak tidak sopan dan mengganggu. Tetapi, bisa jadi perilaku anak ini terkait dengan sebuah sindrom yang disebut Restless Leg Syndrome atau sindrom kaki gelisah (selanjutnya dalam artikel ini akan disebut 'RLS').
Berikut Popmama.com merangkum informasi yang penting diketahui orangtua seputar RLS, dilansir dari verywellhealth.com:
Apa Itu Restless Leg Syndrome (RLS)?
National Institues of Health (NIH) menyatakan bahwa RLS merupakan gangguan sensorik yang menyebabkan dorongan tak tertahankan untuk menggerak-gerakkan kaki. Dorongan untuk menggerakkan kaki ini disebabkan karena perasaan tak nyaman saat kaki dalam kondisi diam atau istirahat.
Bagi pengidapnya, perasaan tak nyaman itu digambarkan dengan kesemutan, ada yang merayap atau merangkak di dalam kaki, bahkan terasa terbakar. Menggerakkan kaki akan menenangkan perasaan, tetapi hanya untuk sementara waktu.
Editors' Pick
Penyebab RLS pada Anak
Hingga kini, tidak ada ahli yang dapat memastikan penyebab RLS pada anak. Sejauh ini diduga karena anemia kekurangan zat besi atau kondisi medis lainnya. Bisa juga karena efek samping obat anti mual, anti kejang, alergi dan flu.
Pada remaja atau orang dewasa, kemungkinan RLS bisa dipicu karena konsumsi obat antidepresan, alkohol, kafein, dan tembakau.
Gejala RLS pada Anak
RLS kebanyakan dialami oleh orang dewasa. Tetapi sebagian kasus menemukannya dialami oleh anak-anak. Restless Leg Syndrome Foundation mencatat sekitar 1,5 juta anak dan remaja di Amerika Serikat mengalami RLS dan gejalanya dirasakan sejak mereka masih kanak-kanak.
Gejala mayor RLS meliputi:
- Dorongan yang tak tertahankan untuk menggerakkan kaki (atau lengan) ketika sedang duduk atau berbaring. Termasuk mondar-mandir, berjalan, meregangkan kaki, melempar, memutar-mutar atau menggosok kaki.
- Perasaan tidak nyaman di kaki, seolah-olah terasa kesemutan, gatal, ada yang merayapi kaki, terbakar bahkan sakit.
- Masalah tidur, termasuk sulit tidur atau ngantuk di siang hari.
Ingatlah bahwa anak mungkin merasa bahwa perasaan tidak nyaman itu sulit dideskripsikan atau mereka menggambarkan gejalanya secara berbeda dari cara orang dewasa. Ada juga keterkaitan antara ADHD yang dialami anak dengan RLS.
Diagnosis RLS pada Anak
Sebetulnya, tidak ada tes formal yang dapat membantu mendiagnosis sindrom RLS ini. Tetapi, untuk mendiagnosis awal, Mama bisa mengajukan beberapa pertanyaan ini kepada anak:
- Apakah kamu menggerak-gerakkan kaki karena merasakan perasaan yang tidak nyaman?
- Apakah perasaan tidak nyaman di kaki itu mulai muncul atau memburuk ketika kakimu diam atau dalam keadaan beristirahat?
- Apakah perasaan tidak nyaman di kaki itu bisa sebagian atau seluruhnya lega setelah kamu menggerakkannya (seperti berjalan atau meregangkan kaki)?
- Apakah perasaan tidak nyaman di kaki itu semakin memburuk di malam hari, atau justru hanya terjadi di malam hari?
RLS cenderung dialami anak yang memiliki riwayat kesehatan keluarga yang mengidapnya. Sindrom ini dapat diobati dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Untuk itu, konsultasikan pada dokter anak agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat sesuai kondisi anak mama.
Baca juga:
- Anak Suka Makan Benda yang Tak Seharusnya? Awas Pica Disorder!
- Penyakit Batten, Gangguan Saraf Pemicu Kematian Dini pada Anak-Anak
- Ketahui! Sindrom Tourette, Kelainan Saraf yang Bisa Terjadi Pada Anak