Memahami 4 Faktor Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Anak di Sekolah
Anak menampakkan sikap berbeda di sekolah? Bisa jadi hal-hal ini penyebabnya
18 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sekolah merupakan tempat dimana anak menghabiskan sebagian besar waktunya, selain di rumah. Tanpa kehadiran orangtua di sekolah, anak bisa jadi merasa mendapatkan kebebasan. Bebas mengekspresikan dirinya, bahkan merasa bebas bersikap dan menunjukkan perilaku yang selama ini 'ditahan-tahan' di depan orangtuanya.
Banyak orangtua tak menyangka saat mendapat panggilan dari guru akibat sikap anak yang tidak sepatutnya. Orangtua merasa, saat di rumah sang Anak baik-baik saja dan bersikap manis. Tetapi, mengapa saat di sekolah sikapnya berubah drastis?
Alih-alih karena pengaruh dari pergaulan atau tontonan televisi, bisa jadi faktor penyebab perubahan perilaku anak di rumah dan di sekolah ini karena faktor internal alias keluarga. Yuk, bareng Popmama.com, kita coba kenali beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku anak di sekolah.
1. Kondisi ekonomi keluarga
Tak dipungkiri, kondisi ekonomi dalam keluarga dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kondisi ekonomi keluargga. Dilansir dari livestrong.com, artikel dalam jurnal Pediatric Child Health, anak-anak yang berasal dari keluarga ekonomi kurang cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam hal berkonsentrasi, berkomunikasi, mengolah kosakata, dan melakukan kerjasama tim dalam sebuah permainan.
Kondisi ini disebabkan karena kurangnya pengawasan dari orangtua, kesalahan pola asuh, dan jumlah hormon kortisol rendah yang mempengaruhi perkembangan anak secara kognitif.
Editors' Pick
2. Perubahan kondisi dalam keluarga
Perilaku anak di sekolah seringkali dikaitkan dengan adanya perubahan kondisi dalam keluarga. Misalnya, saat orangtua memutuskan untuk bercerai. Kondisi yang tak nyaman ini umumnya akan membuat anak mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi, terutama saat ia merasa terabaikan atau kurang mendapatkan perhatian dari orangtua. Akibatnya, ia melampiaskan perasaannya saat di sekolah, pada teman-teman dan gurunya.