Semua yang Perlu Mama Tahu tentang Gangguan Bipolar pada Anak
Suasana hati anak bisa berubah-ubah drastis karena gangguan kejiwaan ini
12 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiap orang punya cara tersendiri dalam mengekspresikan suasana hatinya. Terkadang gembira, terkadang sedih ... Semuanya adalah hal yang wajar dialami setiap orang, termasuk anak-anak. Tetapi, meski mood manusia selalu berubah, ada hal-hal terkait perubahan suasana hati yang penting untuk ditelisik lebih lanjut karena bisa saja menyangkut gangguan kejiwaan yang disebut gangguan bipolar.
Gangguan bipolar pada anak adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem. Gangguan ini ini biasanya biasanya terjadi pada anak usia di atas enam tahun dan sering dialami oleh anak-anak yang memasuki usia remaja. Tak hanya berdampak pada perkembangan emosional anak, tetapi juga menyangkut hubungan dengan anggota keluarga lainnya, termasuk pada orangtua.
Editors' Pick
Mengenal Gangguan Bipolar pada Anak
Situasi hati pada penderita gangguan bipolar biasanya disebut dengan episode. Episode tersebut dibagi menjadi beberapa jenis yakni depresi, manik, hipomanik, dan campuran. Umumnya anak-anak yang mengalami gangguan kejiwaan seringkali menampakkan gejala khas perubahan suasana hati yang sangat cepat; dari episode depresi ke episode manik.
Dilansir dari healthline.com, anak-anak dengan gangguan bipolar di periode depresi akan menunjukkan gejala-gejala, antara lain:
- Penurunan minat dalam beraktivitas,
- selalu tampak bersedih,
- nafsu makan menurun,
- merasa putus asa,
- bicara dan gerakannya melambat,
- sering mengeluh sakit perut dan sakit kepala,
- selalu tampak lelah.
Sebaliknya, saat dalam episode manik, penderita bipolar akan:
- Tampak bersemangat,
- cara bicaranya berubah sangat cepat dengan topik yang berbeda sekaligus,
- fokus mudah teralihkan,
- tampak sangat gembira,
- menunjukkan perilaku seksual,
- emosi yang meledak-ledak, serta gerakannya menjadi sangat hiperaktif.
Penyebab Gangguan Bipolar pada Anak
Tidak jelas apa sebenarnya yang menyebabkan gangguan bipolar pada anak-anak. Namun, beberapa faktor tertentu dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan ini.
Faktor genetika
Riwayat keluarga dengan gangguan bipolar kemungkinan merupakan risiko tunggal terbesar. Jika orangtua atau anggota keluarga lain memiliki gangguan bipolar, kemungkinan besar anak juga bisa mengalami kondisi ini.
Faktor neurologis
Selain faktor genetika, adanya perbedaan dalam struktur atau fungsi otak dapat menyebabkan anak-anak mengalami risiko terjadinya gangguan bipolar.
Faktor lingkungan
Tekanan secara psikologis di lingkungan sekitar akan meningkatkan terjadinya gangguan bipolar pada anak-anak yang memang sudah memiliki risiko sebelumnya.
Trauma masa lalu
Anak yang sering mengalami kejadian buruk di masa lalu seperti perceraian orangtua, pelecehan, atau hal-hal lainnya dapat berisiko mengalami gangguan kejiwaan ini.
Menghadapi Gangguan Bipolar pada Anak
Mengatasi gangguan bipolar pada anak dapat dilakukan dengan mengombinasikan antara pengobatan secara medis dan terapi yang dilakukan oleh ahlinya (psikiater). Terapi yang dilakukan pada anak dengan gangguan bipolar tidak hanya bermanfaat bagi penderitanya. Namun, juga dapat membantu orangtua dan anggota keluarga lainnya untuk belajar memahami tentang kondisi anak. Selain itu yang terpenting adalah adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar saat anak mengalami masa-masa sulitnya agar emosinya dapat terjaga dengan stabil.
Gangguan bipolar adalah masalah kejiwaan serius yang dialami oleh anak. Sebagai orangtua peranan Mama sangat diperlukan, terutama saat anak-anak berhadapan dengan masalah yang berada di luar kendali mereka. Kunci utamanya adalah memperlakukan anak dengan penuh kesabaran, pengertian, serta telinga dan hati untuk mendengarkan.
Baca Juga:
- Anak Pun Bisa Merasa Stres Karena Sekolah, Ini 7 Tandanya
- Mengapa Ada Anak Suka Mencuri? Apakah Mereka Kleptomania? Cek Cirinya
- Jika Anak Ketahuan Mencuri, Apa yang Harus Orangtua Lakukan?