Stres Kronis Sebabkan Kecemasan pada Remaja, Mama Perlu Tahu Gejalanya
Jika tak segera ditangani dapat menurunkan kualitas hidup Sang Anak
14 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi anak yang mulai menjelang remaja, kehidupan terasa seperti rollercoaster. Hari-hari dipenuhi naik-turunnya emosi, mood swing, perilaku-perilaku tak terduga dan drama yang seolah tiada habisnya.
Hormon bisa jadi penyebabnya. Tetapi, di usia-usia ini, anak juga menghadapi begitu banyak tekanan dari lingkungan sekitarnya.
Simak ulasan Popmama.com berikut tentang gejala stres kronis pada anak!
Stres Kronis Mengakibatkan Kecemasan
Usia jelang remaja merupakan masa transisi di mana seseorang berkembang dari masa kanak-kanak menuju ke satu tahapan baru dalam hidupnya yang lebih kompleks.
Masalah yang dihadapi bukan lagi hari ini Barbie pakai baju apa, melainkan tanggungjawab akademis, kehidupan sosial dan tanggungjawab di rumah. Mereka pun mulai memikirkan soal masa depannya.
Banyak anak dan remaja yang mampu melewati masa ini dengan baik dan mampu berkompromi dengan stresnya.
Sebagian melihat masa ini sebagai tantangan dan antusias menaklukkannya. Tetapi, sebagian lainnya merasakan ini sebagai stres. Masalah kian bertumpuk tanpa penyelesaian yang akhirnya menjadi kecemasan berlebih atau anxiety.
Kecemasan muncul dalam berbagai bentuk. Berikut tanda-tandanya:
Editors' Pick
Gejala Kecemasan dalam Bentuk Fisik
Secara biologis, kecemasan bisa berdampak pada kesehatan tubuh anak. Berikut beberapa gejalanya:
- Sering mengeluh sakit kepala dan atau sakit perut, tanpa alasan medis yang melatarbelakanginya,
- menolak makan di kafetaria sekolah atau tempat umum,
- perubahan kebiasaan makan tiba-tiba,
- mulai berkeringat dan gemetar pada situasi-situasi yang mengancam,
- mengalami sulit tidur.