5 Hal yang Perlu Didiskusikan dengan Anak Perempuan Mengenai Pubertas
Masa-masa pubertas merupakan masa penting yang membawa banyak perubahan pada diri seorang anak
17 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masa puber merupakan masa yang penuh perubahan dalam diri seorang anak. Beranjak dari masa kanak-kanak menuju ke masa remaja, secara biologis pun tubuh anak berubah. Terutama anak perempuan yang mengalami gejolak hormonal, dari munculnya jerawat, tumbuhnya payudara, pre-menstrual syndrome (PMS) hingga menstruasi.
Terkadang, perubahan-perubahan ini membuat si Gadis Kecil merasa stres dan bingung. Bila tidak mendapatkan penjelasan yang benar, anak perempuan Mama bisa merasa hal ini sebagai pengalaman buruk sepanjang hidup yang traumatis. Sebagai orangtua dan juga sebagai perempuan, inilah tugas Mama untuk mempersiapkan dan memberikan pemahaman kepada anak tentang perubahan tubuhnya. Berikut Popmama.com merangkum 5 tipsnya, dilansir dari verywellfamily.com:
1. Obrolkan lebih awal
Kini masa pubertas anak datang lebih awal, bahkan sebelum anak berusia 10 tahun. Oleh karena itu, menginjak usia delapan tahun, anak perempuan Mama sebaiknya sudah mengetahui bahwa dalam waktu dekat ia akan mengalami perubahan tubuh yang berkaitan dengan pubertas.
Mungkin terdengar terlalu muda untuk mengawali pembicaraan ini, akan tetapi sebagian anak perempuan bahkan sudah mengenakan miniset di usia 8-9 tahun. Jadi, tak ada salahnya mengawali pembicaraan ini di kisaran usia tersebut.
Editors' Pick
2. Bicarakan tentang menstruasi sebelum ia mendapatkannya
Banyak perempuan menceritakan pengalaman menstruasi pertamanya yang cukup traumatis karena tiba-tiba mendapati darah keluar dari vaginanya. Hal ini sangat menakutkan bagi anak perempuan yang tidak mengetahui bahwa ia mendapatkan menstruasi pertamanya. Karena itulah, penting bagi Mama membicarakan tentang menstruasi dengan si Gadis Kecil sejak usia 7-8 tahun.
Sebagian anak perempuan mendapatkan menstruasi pertamanya di usia 12-13 tahun, tetapi saat ini cukup banyak anak perempuan yang mengalami menstruasi pertama di usia 9-10 tahun. Jadi, persiapkan lebih awal ya, Ma.
3. Persiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
Jauh sebelum putri Mama mendapatkan menstruasi pertamanya, pastikan ia sudah mengenal tentang pembalut atau tampon. Tunjukkan padanya bagaimana cara menggunakan benda-benda ini, dan pastikan ia juga tahu cara menjaga kebersihan area kewanitaannya sendiri.
Sebaiknya, di usia sembilan tahun anak perempuan mulai dibekali pembalut atau tampon di dalam tas sekolahnya. Bisa saja ia mendapatkan menstruasi pertamanya saat berada di sekolah dan tidak bersama-sama Mama.
4. Buatlah momen ini menjadi momen yang membahagiakan
Sebagian anak perempuan justru tertarik akan apa yang terjadi pada tubuhnya di masa-masa ini, sementara yang lain merasa begitu ketakutan. Pastikan Mama memberikan informasi yang tepat dan jagalah agar perasaan anak tetap tenang di masa-masa ini. Yakinkan bahwa kemungkinan menstruasi pertama mereka tidak mengalir deras agar tidak khawatir bocor berlebihan. Untuk itulah perlunya membekali anak dengan pembalut ke mana pun ia pergi.
Mama juga bisa mengajak putri Mama berbelanja bra pertamanya yang sesuai dengan keinginannya. Jadikan momen ini untuk membahas tentang pubertas dengan santai.
5. Hindari menjadi terlalu drama
Meski memang menstruasi tak sesederhana yang dibayangkan anak, tapi tahan diri agar tidak terlalu mendramatisasi perubahan yang akan dialaminya. Terutama yang berhubungan dengan siklus menstruasinya. Hindari menakut-nakuti anak tentang rasa sakit akibat nyeri haid dan kram perut, serta perubahan suasana hati yang mungkin akan dialaminya. Tetaplah berpegang pada fakta bahwa ini adalah proses alami yang dialami tubuhnya tidak ada yang perlu ditakuti.
Banyak anak perempuan yang tidak nyaman dengan tubuh mereka yang berubah, dan mengkhawatirkan tentang penampilannya. Yakinkan bahwa apa yang mereka alami adalah hal yang wajar dan penampilan mereka benar-benar normal. Anak perlu juga mengetahui bahwa setiap orang punya laju perkembangan yang berbeda-beda, dan tidak ada yang salah dengan mereka.
Semoga informasi ini menginspirasi ya, Ma.
Baca juga:
- Langkah-langkah Memilih Miniset Pertama untuk Anak Perempuan
- Sigap Ambil Tindakan! Jika Anak Perempuan Merasa Gendut dan Jelek
- Bukan Pusing Biasa, Bisa Jadi Anak Mama Terserang Sakit Kepala Puber
- Urutan Proses Puber Anak Perempuan, Usia Berapa Menstruasi Pertama?