Jutaan Remaja Alami Masalah Mental, Keluarga Penyebab Tertinggi

Masalah gangguan mental ini tak bisa disepelekan begitu saja, Ma.

18 Desember 2022

Jutaan Remaja Alami Masalah Mental, Keluarga Penyebab Tertinggi
Freepik/rawpixel.com

Masalah kesehatan mental di Indonesia kini menjadi sorotan. Permasalahan seperti depresi, kecemasan, gangguan mental dan perilaku tak hanya menyerang orang dewasa, melainkan juga anak-anak dan remaja. 

Seperti apakah gambaran masalah kesehatan mental remaja di Indonesia saat ini? Berikut Popmama.com merangkum informasinya!

1. Jutaan remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental

1. Jutaan remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental
Freepik/Bearfotos

Masalah kesehatan mental di Indonesia bukanlah hal yang sepele. Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) dalam surveinya menemukan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental atau sekitar 15,15 juta remaja. 

Sementara itu, 1 dari 20 remaja Indonesia mengalami gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 2,45 juta remaja Indonesia. 

Editors' Pick

2. Gangguan kecemasan menempati peringkat tertinggi

2. Gangguan kecemasan menempati peringkat tertinggi
Freepik/jeswin

Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan sesuai panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5), gangguan kecemasan adalah jenis gangguan mental yang paling banyak diderita kaum remaja di Indonesia. Disusul dengan gangguan depresi mayor, conduct disorder (gangguan perilaku yang berulang dan menetap), kemudian gangguan stres pasca trauma, dan ADHD.

3. Faktor keluarga adalah penyebab gangguan mental remaja

3. Faktor keluarga adalah penyebab gangguan mental remaja
Freepik/yanalya

Dalam survei yang dirilis bulan Oktober 2022 yang lalu ini, I-NAMHS merangkum penyebab-penyebab utama gangguan mental pada remaja. Ditemukan bahwa gangguan mental yang diderita remaja-remaja Indonesia yang tertinggi disebabkan oleh permasalahan keluarga, yaitu sekitar 83,9%. 

Permasalahan dengan rekan sebaya dan sekolah atau pekerjaan menempati posisi kedua dan ketiga, yaitu 62,1% dan 58,1%. Sementara untuk kesulitan pribadi adalah penyebab gangguan mental remaja sebanyak 46% dari responden.

4. Perilaku bunuh diri dan menyakiti diri sendiri

4. Perilaku bunuh diri menyakiti diri sendiri
Freepik/Sewcream

Gangguan dan masalah mental erat kaitannya dengan perilaku menyakiti diri sendiri dan bunuh diri. Dari keseluruhan responden sebanyak 5.664 remaja berusia 10-17 tahun, sekitar 0,5% melaporkan pernah menyusun rencana bunuh diri, 1,4% pernah memikirkan tentang bunuh diri, dan 0,2% pernah melakukan percobaan bunuh diri. Perilaku ini terjadi pada rentang usia 10-17 tahun.
 

5. Bagaimana mendorong remaja memelihara dan memperhatikan kesehatan mentalnya?

5. Bagaimana mendorong remaja memelihara memperhatikan kesehatan mentalnya
Freepik/Photoroyalty

Dalam hidup, tiap orang punya caranya tersendiri dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Kondisi tiap orang pun berbeda-beda dan hal ini turut berpengaruh dalam bagaimana seseorang menyelesaikan masalah yang dialaminya.

Sama dengan kesehatan fisik, kesehatan mental perlu mendapatkan perhatian khusus. Dengan gejolak hormon, tekanan dari keluarga dan rekan sebaya, para remaja sangat rentan mengalami masalah kesehatan mental. Tak dipungkiri, pandemi akibat COVID-19 turut berkontribusi terhadap permasalahan yang dihadapi remaja saat ini.

Sebagai orangtua, mama dapat mengajak anak berdiskusi tentang kesehatan mental secara terbuka. Beri ruang untuk anak untuk berkeluhkesah dan bercerita tentang problem yang dialaminya dan hal-hal yang kini sedang menjadi beban pikirannya. Terkadang anak-anak dan remaja punya pikiran dan permasalahan yang tidak kita duga sebelumnya, tetapi mereka memilih untuk menyimpannya rapat-rapat.

Penting juga bagi orangtua mengajarkan bagaimana strategi self-help dan coping stress bagi remaja. Misalnya dengan melakukan hobi yang disukai, bermeditasi, mencari dukungan dari keluarga dan teman terdekat, berolahraga, membaca buku, menonton film, hingga mengelola diet makanan yang sehat untuk memperbaiki suasana hati. 

Yang tak kalah penting ditekankan orangtua pada anak adalah agar anak tidak takut atau malu mengungkapkan jika ia benar-benar membutuhkan pertolongan orang lain sebagai teman bicara. Jika diperlukan, tak ada salahnya meminta bantuan profesional untuk membantu memperbaiki keadaan agar kualitas hidup anak menjadi lebih baik lagi.

Semoga informasi terkait kesehatan mental remaja di Indonesia ini dapat bermanfaat.

Baca juga:

The Latest