Perubahaan Suasana Hati Anak, Mana Yang Normal dan Tidak?
Jelang remaja, moodnya suka naik-turun. Wajar atau tidak ya?
18 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki masa pubertas, anak remaja Mama akan mengalami berbagai perubahan dalam hidupnya. Baik itu perubahaan bentuk tubuh maupun perubahan psikis. Namun, ada satu hal yang seringkali menimbulkan perdebatan sengit yang tak dapat diterima oleh orangtua adalah perubahan suasana hati seorang anak.
Padahal, perubahan suasana hati atau mood pada remaja adalah salah satu hal dalam fase ini yang biasa dialami. Meskipun perubahan suasana hati ini bisa jadi sangat ekstrem.
Meskipun begitu, orangtua perlu memahami bagaimana tanda-tandanya jika ada sesuatu yang semakin serius.
Berikut Popmama.com merangkum informasi tentang perubahan suasana hati remaja, dilansir dari verywellfamily.com:
Mengapa Remaja Mengalami Perubahan Suasana Hati?
Ketika seorang anak beranjak menuju masa pubertas, hormon-hormon mereka akan berfluktuasi, menyebabkan ketidakstabilan emosi.
Remaja pun masih belum dapat mengendalikan suasana hati yang diakibatkan perkembangan emosional. Dengan kata lain, mereka mengekspresikan apa yang mereka rasakan, tanpa mempertimbangkan sebab-akibatnya.
Pada fase ini, remaja juga menghadapi banyak tekanan, termasuk kebimbangan akan jati dirinya. Di satu sisi, ia masih ingin menjadi seorang anak yang diperhatikan dan dilindungi sepenuhnya.
Tetapi secara bersamaan ia pun ingin diperlakukan sebagai orang dewasa yang mandiri. Gabungan antara kebimbangan tersebut membuat suasana hatinya menjadi mudah berubah.
Editors' Pick
Mengenal Gangguan Suasana Hati
Meskipun sebagian besar perubahan suasana hati adalah hal yang normal pada remaja, gangguan suasana hati memang bisa saja muncul dalam fase ini. Dua gangguan suasana hati yang kerapkali muncul adalah gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar.
Kedua gangguan ini menyebabkan periode suasana hati yang rendah, mudah marah, apatis, masalah tidur, gangguan makan, kelelahan dan konsentrasi menurun.
Pada gangguan bipolar, periode-periode depresi ini bergantian antara periode mania dan hipomania. Remaja yang lebih besar dan orang dewasa dengan gangguan bipolar sering mengalami episode keadaan suasana hati yang berubah-ubah dan ini berlangsung selama beberapa minggu.
Tetapi, anak jelang remaja yang mengalami bipolar mungkin mengalami episode yang lebih fluktuatif dengan frekuensi yang jauh lebih besar.