5 Tanda Anak Perlu ke Psikolog Setelah Kehilangan Orang yang Dicintai
Jangan anggap remeh keinginan 'nyeleneh' yang diucapkan anak karena ini bisa menjadi pertanda
1 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiap orang punya caranya sendiri dalam menghadapi kesedihan. Tak terkecuali anak-anak. Anak terkadang belum dapat memahami seutuhnya apa yang terjadi di sekitarnya. Begitu pula untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya terkait rasa sedih dan berduka saat kehilangan orang yang disayanginya.
Adalah hal yang wajar ketika anak menunjukkan rasa sedihnya ketika kehilangan orang yang disayanginya, lewat berbagai cara. Misalnya menangis, menarik diri selama beberapa waktu, dan lain-lain. Tetapi jika anak menunjukkan perilaku-perilaku berikut, tandanya anak perlu ke psikolog setelah mengalami kehilangan orang yang disayangi.
Berikut ini Popmama.com merangkum tanda-tandanya, dilansir dari Very Well Family:
1. Meniru kebiasaan orang yang sudah meninggal
Normal bagi anak mengatakan hal-hal seperti, "Aku suka makan kue itu karena kue itu favorit Kakek." Tetapi apabila ia meniru perilaku orang yang sudah meninggal secara berlebihan itu menunjukkan anak sedang berjuang mengatasi emosinya. Anak masih belum bisa menerima kenyataan bahwa orang yang disayanginya sudah tidak ada bersamanya lagi.
Editors' Pick
2. Seolah-olah berbicara dan bertemu dengan orang yang sudah meninggal
Tak mudah bagi semua orang menghadapi kenyataan bahwa orang yang sudah meninggal tidak bisa lagi kita temui. Tetapi pada anak yang mengalami rasa sedih mendalam, ia mungkin sering mengatakan bahwa ia melihat orang yang telah meninggal. Beberapa anak bahkan mengaku berbicara dengan orang yang sudah meninggal.
Jika anak bersikeras mereka terus melihat orang tersebut atau tampak sering mengobrol sendiri, sebaiknya mama mencari bantuan dari profesional untuk mengatasi masalah ini.
3. Periode depresi yang berkepanjangan
Kesedihan adalah hal yang normal. Tetapi jika anak kehilangan minat yang berkepanjangan terhadap kegiatan-kegiatan yang sebelumnya ia nikmati, ini bisa menjadi tanda bahwa anak sedang berjuang mengatasi perasaannya.
Masalah kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan, dapat muncul dan berkembang setelah anak mengalami kehilangan orang yang dicintainya.
4. Gejala memburuk seiring waktu
Perilaku-perilaku seperti sulit tidur atau rewel akan hilang bertahap seiring waktu. Akan tetapi jika gejala-gejala yang timbul setelah anak mengalami kehilangan orang yang dicintainya justru semakin memburuk dari hari ke hari, hal ini bisa menjadi tanda anak membutuhkan bantuan profesional dalam mengatasi permasalahan ini.
5. Mengungkapkan keinginan 'ikut' dengan orang yang sudah meninggal
Pada anak yang lebih besar, rasa kehilangan mungkin menimbulkan frustrasi yang membuat mereka merasa kesepian. Apabila anak mengungkapkan keinginan untuk 'ikut' dengan orang yang sudah meninggal, mengatakan ingin mati atau berharap mereka bisa mati, jangan diremehkan, Ma.
Ide untuk bunuh diri adalah red flag besar yang harus segera ditangani oleh profesional kesehatan mental.
Anak yang mengalami kesulitan mengatasi rasa kehilangannya akan mendapatkan manfaat dari konseling bersama profesional kesehatan mental. Konseling yang dilakukan bisa berupa konsultasi, terapi individu, terapi keluarga, atau pun perawatan secara berkelompok.
Tak perlu ragu membawa anak berkonsultasi dengan ahli jiwa jika anak menunjukkan tanda-tanda di atas ya, Ma. Semakin cepat anak mendapatkan penanganan dari ahlinya, akan semakin baik untuknya mengembalikan kualitas hidupnya.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- 5 Tanda Anak Mengalami Duka Mendalam, Jangan Diabaikan
- Orangtua Wajib Tahu, Cara Mendisiplinkan Anak yang Suka Berkata Kasar
- Gangguan Makan Pica pada Anak, Kebiasaan Konsumsi Bukan Makanan