7 Tanda Anak Mama Stres di Sekolah
Jika anak Mama menangis setiap hari sebelum berangkat ke sekolah, jangan disepelekan, Ma.
29 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak semua anak mengalami hari yang indah di sekolah, terkadang mereka merasa stres dengan berbagai situasi yang dihadapinya.
Idealnya, setiap orangtua pasti ingin mendapatkan cerita yang seru dan menyenangkan saat anak pulang sekolah. Sayangnya, tidak semua anak dapat merasakan kegembiraan di sekolah terlebih bagi mereka yang sulit beradaptasi di dalam situasi baru, seperti awal tahun ajaran.
Editors' Pick
Penyebab Anak Menjadi Stres di Sekolah
Dilansir dari handinhandparenting.com, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi anak merasa stres di sekolah, antara lain:
- Anak kesulitan mengikuti aturan yang berlaku di dalam kelasnya.
- Ketidakmampuan anak untuk beradaptasi dengan teman sekelasnya.
- Hari-hari sekolah yang terasa panjang dan membosankan.
- Anak merasa kurang mendapat perhatian dari guru.
- Kesedihan karena berpisah dengan teman di kelas sebelumnya.
Masalahnya, Ma, seringkali anak belum dapat memahami dan mengungkapkan apa yang dirasakannya, karena tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami stres. Namun, biasanya anak akan memberikan sinyal melalui perilaku yang menunjukkan bahwa segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik.
Ini 7 Tanda Anak Mengalami Stres
Berikut ini beberapa tanda yang dapat Mama kenali saat anak mengalami stres :
- Tidak dapat melakukan kontak mata dalam waktu lama.
- Menolak untuk melakukan kontak fisik atau disentuh.
- Menunjukkan perilaku negatif dan tidak kooperatif.
- Takut terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya.
- Menyendiri dan menarik diri dari lingkup pergaulan.
- Tidak ingin berjauhan dengan orang tua atau terus-menerus “menempel” pada Mama.
- Melakukan aktivitas atau permainan yang sama terus-menerus.
Tanda-tanda tersebut bisa saja terjadi ketika anak merasa bahwa bersekolah membuat mereka terpaksa harus meninggalkan zona nyamannya di rumah dan berpisah dengan orangtua. Hal ini akan menciptakan emosi, perasaan, dan ketakutan yang memenuhi otak mereka, bahkan sebelum berangkat ke sekolah. Keadaan demikianlah akhirnya membuat anak seringkali menangis dan mengamuk di pagi hari.