Tak Hanya Orang Dewasa, Anak pun Bisa Mengidap Tekanan Darah Rendah
Anak sering mengeluh pusing dan pucat? Bisa jadi ia mengidap tekanan darah rendah
20 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit sehubungan tekanan darah yang lazim di dunia kesehatan adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi). Penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah identik menyerang orang dewasa. Padahal, kenyataannya anak-anak pun bisa mengidapnya.
Umumnya, ciri-ciri tekanan darah rendah pada anak membuatnya merasa pusing dan pingsan. Namun, bisa pulih dengan cepat jika sifatnya temporer. Meski demikian tekanan darah rendah pada anak tak bisa dianggap remeh. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit lainnya.
Berikut Popmama.com merangkum informasi-informasi penting seputar tekanan darah rendah pada anak yang wajib diketahui orangtua:
Editors' Pick
Mengapa Anak Bisa Mengalami Tekanan Darah Rendah?
Tekanan darah adalah salah satu dari tanda vital dari kehidupan yang berkaitan juga dengan detak jantung, kecepatan pernapasan, dan temperatur. Normalnya, anak-anak berusia kurang dari sepuluh tahun memiliki tekanan darah sekitar 110/70mmHg. Namun, saat tekanan darahnya lebih rendah dari dari 90/50mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah rendah atau hipotensi.
Dilansir dari momjunction.com, secara umum tekanan darah pada anak bisa disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya reaksi alergi, pengaruh obat tertentu, dehidrasi, terjadinya infeksi, dan aritmia yang merupakan gejala gangguan detak atau irama jantung.
3 Jenis Tekanan Darah Rendah pada Anak
Ada 3 jenis hipotensi yang berpotensi dialami anak, yaitu:
1. Neurally Dimediasi Hipotensi
Neurally dimediasi hipotensi ini terjadi ketika seseorang berdiri terlalu lama, misalnya saat upacara bendera. Secara umum anak-anak lebih mudah mengalami tekanan darah tinggi jenis ini dibandingkan orang dewasa, terutama saat ia sedang berada dalam sebuah situasi yang menjengkelkan atau membuatnya cemas.
2. Orthostatic Hypotension
Orthostatic hypotension atau hipotensi ortostatik terjadi ketika tekanan darah tiba-tiba menurun saat seseorang berubah posisi. Misalnya, tiba-tiba bangun dari posisi duduk atau tidur, ke posisi berdiri.
Hipotensi jenis ini biasanya terjadi ketika tubuh tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan mendadak dari aliran darah. Kondisi ini tidak berlangsung lama dan dapat kembali normal.
3. Severe Hypotension
Severe hypotension atau hipotensi akut terjadi karena secara tiba-tiba organ tubuh tidak mendapat pasokan darah dan oksigen yang cukup. Hal ini bisa terjadi saat anak mengalami infeksi berat, reaksi alergi, atau karena banyak kehilangan darah akibat cedera.
Dalam beberapa kasus, hipotensi akut akan sangat berbahaya bahkan mengancam jiwa sehingga harus sesegera mungkin memerlukan pertolongan medis.