Sigap Ambil Tindakan! Jika Anak Perempuan Merasa Gendut dan Jelek
Hancur hati mama ya, jika anak murung dan sedih karena kurang percaya diri dengan penampilannya
10 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hari-hari yang tampak biasa. Mama mengantarkan anak perempuan mama ke sekolah, berpamitan kemudian sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sepulang sekolah makan siang sudah tersaji di atas meja. Wajah si Anak Gadis tampak lelah, lebih lesu dari hari-hari sebelumnya. "Makan siang dulu, ya," Mama mengambilkan piring dan menyendokkan nasi ke atasnya. "Aku nggak makan, Ma. Mulai hari ini aku nggak mau makan nasi lagi karena aku gendut dan jelek."
Pernah mengalami kejadian di atas? Atau pengalaman serupa saat sang Gadis Kecil mengeluhkan dirinya jelek karena menganggap tubuhnya gendut? Hal ini mungkin mengejutkan bagi Mama. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya? Berikut Popmama.com punya tips menghadapi situasi ini, dilansir dari health.usnews.com:
1. Carilah faktanya
Tahukah Mama, 40 hingga 60 persen anak perempuan sekolah dasar di Amerika Serikat ternyata memiliki kekhawatiran terhadap berat badan mereka. Kebanyakan merasa takut menjadi gemuk, menurut National Eating Disorders Association. Para peneliti juga menemukan bahwa kekhawatiran tentang bentuk tubuh dan berat badan bisa dialami anak, bahkan sejak ia berusia masih tiga tahun.
Sebelum bereaksi, sebaiknya carilah faktanya. Timbang berat badan anak dan hitungnya Indeks Massa Tubuh (IMT)-nya. Untuk anak di atas usia 6 tahun, dapat menggunakan rumus yang sama dengan IMT orang dewasa, yaitu:
IMT= berat badan (kg):(tinggi badan (m) x tinggi badan (m))
Setelah menghitung IMT-nya, Mama bisa mengetahui status gizi anak Mama, apakah normal atau tidak berdasarkan rentangan yang sesuai dengan standar usia. Dari sinilah Mama bisa tahu apakah anak Mama benar-benar kegemukan, normal atau justru terlalu kurus.
Editors' Pick
2. Tanyakan penyebabnya
Sebelum bertindak reaktif, Mama perlu tahu apa yang menyebabkan anak merasa dirinya gendut dan jelek. Tanyakan dengan lembut dari mana komentar itu berasal. Jika itu didorong oleh fluktuasi hormon pubertas, memberikan pemahaman tentang mencintai diri sendiri dan citra tubuh yang positif bisa dilakukan untuk membangun pikiran yang lebih baik.
Namun, jika komentar tersebut muncul dari teman-teman di sekolahnya, waspadai kemungkinan terjadinya perundungan.