Haru! Pakai Teknologi, Mama ini Bisa Mengobrol dengan Arwah Anaknya
Pakai alat ini, Mama bisa merasakan sentuhan anaknya. Tapi, mengapa banyak psikolog menentangnya ya?
13 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Suatu acara televisi di Korea Selatan baru-baru ini menggunakan teknologi VR (virtual reality) untuk mempertemukan orangtua dengan anaknya yang telah meninggal.
Melansir dari Dailymail, acara televisi Korea tersebut menceritakan kisah suatu keluarga yang kehilangan putri mereka di tahun 2016. Dalam acara tersebut, Mama dari anak itu mengenakan VR dan diajak ke suatu tempat berupa taman. Di taman itu, ia dapat bertemu dengan anaknya yang telah meninggal bahkan mereka bisa saling menyentuh dan berbicara.
Acara yang bernama Meeting You, membuat keinginan mustahil seseorang menjadi terwujud dengan bantuan dari teknologi VR. Teknologi yang digunakan telah dilengkapi dengan sarung tangan serta audio yang di desain khusus.
Keluarga yang diundang dalam acara ini menceritakan kisah sedih atas kehilangan putri mereka bernama Nayeon yang berusia tujuh tahun. Nayeon meninggal pada tahun 2016 karena sebuah penyakit yang tidak disebutkan detilnya.
Melalui VR, Nayeon serupa hadir dalam dunia dan bisa bermain bahkan berbicara dengan Mamanya. Gadis kecil itu bahkan meyakinkan Mamanya bahwa ia baik-baik saja.
Namun, meski terlihat membantu dan dapat mengobati kerinduan dengan orang-orang yang telah pergi, para ahli telah mengingatkan etika melakukan eksperimen prsikologis radikal di televisi untuk tujuan hiburan.
Editors' Pick
1. Teknologi VR yang digunakan sudah di desain khusus
Mama Nayeon, Jang Ji-Sung memakai Vive virtual reality (VR) dan diajak ke suatu ruangan yang sudah di desain seperti taman di dalam VR. Di sana, ia bertemu dengan putrinya yang mengenakan gaun berwarna ungu.
"Sayangku, aku merindukanmu." ucap Jang Ji-Sung ketika melihat putrinya. Ucapan ini dapat didengar oleh replika digital Nayeon.
Diketahui dari AJU Business Daily, perusahaan Korea, Munhwa Broadcasting Corporation atau MBC telah bekerja untuk mendesain wajah, tubuh, dan suara Nayeon seakurat mungkin.
Gadis kecil dengan rambut hitam sebahu dan mata terang itu bertanya ke Jang, di mana ia berada dan apa Mamanya memikirkan tentang dirinya. Dengan haru, Jang mejawab "iya, Mama melakukannya setiap waktu."
Teknologi VR yang digunakan dalam acara televisi ini telah dilengkapi dengan sarung tangan yang sensitif terhadap sentuhan dan audio sehingga penggunanya dapat merasakan visualisasi secara nyata. Hal ini juga yang membuat Jang dan putrinya bisa berbicara satu sama lain.
Sewaktu Nayeon mengatakan "aku sangat merindukan Mama", Jang menjawab "aku juga sangat merindukanmu."
Jang dan replika Nayeon bisa saling mendengar dan bersentuhan. Meski awalnya Jang merasa ragu untuk menyentuh putrinya secara virtual, replika dari Nayeon mencoba untuk memegang tangan Mamanya. Jang merasakan sentuhan itu. Dengan air mata yang mengalir di wajah Jang, ia memegang tangan putrinya dengan penuh kerinduan.
Jang Ji-Sung dan putrinya Nayeon menghabiskan waktu bersama-sama dengan berbicara dan berinteraksi satu sama lain. Mereka saling berpegang tangan, memetik bunga, berpose untuk foto, bahkan merayakan ulang tahun Nayeon.
2. Keluarga Nayeon terharu karena kerinduan mereka sedikit terobati
Melalui realita visual, Nayeon membuat beberapa harapan, yaitu ia berharap Papanya akan berhenti merokok, kakak dan adiknya tidak akan berkelahi lagi, adik perempuannya tidak akan sakit, dan juga ia berharap Mamanya tidak akan menangis.
Papa, kakak dan adik dari Nayeon yang melihat acara itu ikut menangis. Papa Nayeon mengenang bagaimana Nayeon menyukai kue beras hijau dan pink yang disajikan di pesta ulang tahun, ia juga mengatakan menginginkannya ketika dia berada di rumah sakit.
Kemudian gadis kecil itu berlari dan memegang tangan Mamanya sambil berkata "Mama, sekarang lihatkan bahwa aku tidak sakit lagi?"
Di akhir video, Nayeon berbaring di tempat tidur dan membacakan surat untuk Mamanya. Ia mengatakan "Mama, kita akan selalu bersama-sama. Lain hari jika kita bertemu lagi, kita akan bermain lebih lama, oke? Aku akan mengenangnya dan mengingatmu selalu."
Nayeon meminta Jang Ji-Sung untuk menemaninya di tempat tidur sampai ia tertidur dan berubah menjadi kupu-kupu putih yang bersinar.
Video ini viral dan telah dikunjungi oleh hampir 10.000.000 orang di Youtube. Banyak orang yang merasa pilu saat menonton video ini, beberapa yang lain merasa kagum dengan teknologi VR.
3. Beberapa ahli psikologi kurang menyetujui teknologi ini
Tidak semua orang menganggap teknologi VR yang digunakan oleh acara televisi Korea ini memiliki dampak positif.
Beberapa ahli psikologi mengatakan, hal ini dapat berpotensi membuat seseorang kecanduan, sehingga orang tersebut tidak mampu melepaskan yang telah pergi dan menghambat proses pemulihan diri dari berduka.
Beberapa ahli yang lain berpendapat diperlukan etika dan moral di balik seluruh situasi yang ditayangkan di televisi.
Semua orang yang terlibat di acara ini harus sadar bahwa kondisi mereka disiarkan dan dilihat banyak orang meski masalahnya tetap situasional.
Melalui dailymail, Dr. Blay Whitby, filsuf dan teknologi etika di University of Sussex mengatakan acara televisi mengangkat beberapa konten mengkhawatirkan terutama masalah etika.
"Kami hanya tidak mengatahui efek psikologis seperti apa yang terjadi setelah "pertemuan" dengan seseorang dengan cara ini," ujar Dr.Whitby
"Banyak psikiater akan menganggap cara ini berpotensi tidak sehat. Masalah lainnya yang lebih buruk, seseorang dimanfaatkan demi mengejar keuntungan," lanjutnya.
Sedangkan menurut Dr.Sarah Jones, Deputi Dekan Computing, Engineering dan media di De Montfort University, Leicester, percobaan mempertemukan seseorang dengan virtual reality menimbulkan keprihatinan etis lainnya.
"Hanya karena kemungkinan bisa menggunakan teknologi untuk mempertemukan kembali seseorang yang sedang berduka secara virtual, bukan berarti hal itu perlu dilakukan," ucap Dr.Sarah Jones.
"Salah satu keprihatinan di sini ialah hak seseorang yang meninggal. Apakah mereka ingin secara digital dibawa kembali ke kehidupan? Siapa yang mengendalikan perkataan mereka? Bagaimana bisa ada manipulasi percakapan tanpa persetujuan?"
"Yang perlu diperhatikan lebih lanjut ialah berapa lama seseorang menjaga hubungan itu hidup? Apakah itu sebuah kesempatan satu kali sebagai ucapan selamat tinggal atau malah memperpanjang hubungan itu sendiri? Keprihatinan ini tentu akan berdampak pada hak seseorang yang telah meninggal dan efek manipulasi pikiran seseorang yang masih hidup," tuturnya.
Jang Ji-Sung sendiri diketahui memakai kalung dengan abu dari Nayeon yang diletakkan dalam liontin. Cara yang ia lakukan itu semata-mata untuk membantu orang lain melewati kehilangan. Ia percaya, sejak empat tahun kepergian putrinya, ia harus lebih mencintai putrinya daripada merasa kehilangan sepanjang waktu.
Baca juga:
- Viral Benadryl Challenge, Apa Bahayanya Bagi Kesehatan Anak?
- Viral Video Abram, Anak Bungsu Shahrukh Khan yang Fasih Bacaan Salat
- 5 Dampak Negatif Prank bagi Kesehatan Mental Anak