Ternyata, Durasi Tidur Dapat Memengaruhi Kesehatan Mental Anak
Kurang tidur bisa memengaruhi kondisi mental si Anak, lho
17 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada masa-masa pertumbuhan bayi dan anak-anak, cenderung membutuhkan waktu tidur yang lebih lama dari orang dewasa. Waktu tidur ini ternyata dapat memengaruhi perkembangan mental serta fisik mereka.
Tidur bagi pertumbuhan anak sama pentingnya seperti makan dan minum. Waktu tidur bagi anak merupakan kondisi yang dapat membantu tubuhnya beristirahat dan mengisi energi setelah lelah bermain.
Menurut penelitian di Amerika, pada saat anak tidur, otak mereka akan menyaring dan menyimpan informasi bahkan memecahkan masalah.
Jika anak memiliki waktu tidur yang kurang, hal ini dapat berdampak pada kerja otak seperti mengalami rentang konsentrasi yang pendek. Waktu tidur sedikit bagi anak juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuhnya.
Selain itu, menurut penelitian dari University of Warwick anak akan mengalami masalah perilaku ketika menginjak usia 5 tahun ke atas seperti merasa cemas berlebih, depresi, memiliki perilaku impulsif dan kinerja kognitif yang buruk. Ini semua dapat dipengaruhi oleh jumlah tidur yang anak miliki.
Untuk penjelasan lengkapnya, berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasan mengenai pengaruh durasi tidur yang dapat berdampak pada kesehatan mental anak.
Editors' Pick
Kurang Tidur Selama 1 Tahun Bikin Anak Mudah Depresi
Dalam sebuah jurnal berjudul Sleep Duration, Brain Structure, and Psychiatric and Cognitive Problems in children. yang diterbitkan oleh Molecular Psychiatry. Dari data 11.000 anak-anak berusia rata-rata 9-11 tahun menunjukkan perkembangan anak memiliki hubungan antara durasi tidur dengan struktur otak.
Data yang diperiksa oleh peneliti Profesor di University of Warwick, ukuran depresi, tingkat kecemasan, perilaku impulsif dan kinerja kognitif yang buruk pada anak-anak memiliki kaitan dengan durasi tidur yang lebih pendek. Sedangkan untuk masalah depresi, hal ini dikaitkan dengan durasi tidur pendek yang dialami satu tahun kemudian.
Kondisi tidur orangtua juga memiliki pengaruh terhadap kondisi anak. Kondisi ini tentu memerlukan pertimbangan dari orangtua agar memperbaiki pola tidurnya juga.
Sebuah studi sebelumnya menunjukkan, bahwa sekitar 60 persen anak di Amerika Serikat mengalami waktu tidur yang kurang dari 8 jam di waktu sekolah.
Profesor Jianfeng Feng, dari University of Warwick mengatakan, "anak-anak yang memiliki waktu tidur kurang dari 7 jam memiliki masalah perilaku dengan rata-rata 53 persen lebih tinggi dan 7,8 persen memiliki masalah kognitif rendah daripada anak dengan waktu tidur sekitar 9-11 jam. Hal ini menunjukkan pentingnya waktu tidur yang cukup untuk kesehatan mental anak dan pertumbuhannya."
2. Waktu ideal tidur bagi anak tergantung umurnya
Seiring meningkatnya usia anak, waktu tidur yang dibutuhkannya juga akan semakin berkurang. Pada bayi dan anak-anak tentunya memiliki waktu tidur yang berbeda agar waktu istirahatnya dapat lebih berkualitas. Jumlah jam tidur yang dibutuhkan anak berdasarkan usia, yaitu:
- Bayi 0-3 bulan memiliki waktu tidur sekitar 14-15 jam per hari.
- Bayi 4-11 bulan memiliki waktu tidur sekitar 12-15 jam per hari.
- Balita usia 1-4 tahun memiliki waktu tidur sekitar 11-14 jam per hari.
- Anak usia 6-7 tahun memiliki waktu tidur sekitar 10-13 jam per hari.
- Anak usia 8-12 tahun memiliki waktu tidur sekitar 9-12 jam per hari.
Perlu diingat, tidur siang bagi anak juga sangat penting, namun tidur siang yang dianjurkan tidak boleh lebih dari 2 jam.