Tahu tidak, 6 Hal Ini Lho yang Menjadi Dilema Anak Bungsu
Anak bungsu seringkali dianggap suka bergantung pada orang yang lebih dewasa.
25 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak terlahir dengan istimewa dan berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti anak bungsu mama tentunya memiliki sifat, talenta dan sikap yang tidak sama dengan sang kakak.
Menjadi yang paling belakang dalam keluarga selewat memang terasa enak. Anak-anak bungu akan merasa disayangi dan dikasihi oleh semua anggota keluarga. Tapi nyatanya ada saja dilema yang anak-anak bungsu rasakan dalam posisinya itu.
Khususnya karena beberapa pandangan yang dianggap melekat pada anak-anak umum.
Seperti stereotip bahwa anak bungsu memiliki mental yang lemah, sulit diatur, manja dan keinginannya selalu terkabulkan.
Belum lagi perlakukan keluarga yang terkadang menganggap anak bungsu masih kecil dan tidak tahu apa-apa.
Semua itu ternyata benar adanya lho. Mereka menjadi tantagan dan dilema tersendiri bagi anak-anak bungsu. Popmama.com telah merangkum 6 diantaranya. Coba simak apakah anak bungsu mama mengalaminya juga?
1. Pendapatnya tidak dianggap karena dianggap yang paling kecil
Seringkali berada di posisi paling kecil dalam keluarga membuat anak-anak bungsu kurang dianggap, khususnya ketika mereka mengeluarkan pendapat.
Anak bungsu selalu kesulitan untuk mengeluarkan pendapat mereka akibat selalu dianggap masih hijau, tidak tahu apa-apa dan kurang berpengalaman. Apalagi jika di rumah ada kakak-kakak lain yang lebih tua dan berpengalaman dan lebih terpercaya untuk dimintai pendapat.
Padahal sebenarnya semua orang dapat berpendapat dengan bebas tanpa batasan apapun. Malahan siapa tahu pendapat anak bungsu mama ternyata lebih baik daripada sang kakak.
Editors' Pick
2. Sulit lepas dari steriotip manjanya
Karena lahir paling terakhir di keluarga, anak bungsu sering sekali mendapatkan banyak perhatian dan rasa sayang dari anggota keluarga lainnya. Ini membuat banyak yang memandang anak bungsu sebagai sosok yang manja.
Banyak juga yang beranggapan anak bungsu memiliki sikap mau menang sendiri dan tidak mau kalah. Dan bahkan, katanya keinginan mereka harus selalu dikabulkan oleh kedua orangtua.
Padahal sebenarnya tidak begitu lho! Kedewasaan seseorang tidak dapat diukur oleh usia. Banyak juga kok anak bungsu yang memiliki sikap lebih dewasa dan memiliki pemahaman akan kondisi yang lebih baik dari kakak-kakaknya.
Namun jika mereka manja, itu bukan disebabkan oleh posisi mereka sebagai anak bungsu. Namun karena kedua orangtua serta kakak-kakaknya terbiasa memanjakannya. Mulailah mencoba membiasakan anak-anak bungsu mama menumbuhkan sikap mandiri dan dewasa melalui bimbingan yang baik dari orangtua.
3. Anak bungsu selalu dibandingkan dengan sang kakak
Anak bungsu seringkali merasa tertekan bukan hanya karena disebut manja atau merasa kurang dihargai dalam keluarga, namun juga karena sering dibanding-bandingkan dengan sang kakak.
Kita tentunya akan merasa tidak nyaman jika dibandingkan dengan orang lain, bahkan dituntut untuk menjadi seperti mereka. Itulah yang anak bungsu rasakan ketika orangtua membandingkan mereka dengan anak-anak yang lebih tua.
Tidak heran ini membuat anak-anak bungsu menjadi kesal karena perbuatan orangtua itu. Bahkan merasa usahanya tidak dianggap ketika mereka tidak berhasil meraih keberhasilan yang kakaknya dapatkan.
Padahal sebenarnya setiap anak memiliki sikap dan talentanya sendiri, begitu juga untuk kakak dan adiknya. Membandingkan dua pribadi yang berbeda tidak sebaiknya ornagtua lakukan, begitu juga untuk anak bungsu dan kakaknya. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
4. Dituntut banyak lebih keras dan lebih baik dari kakaknya
Menjadi anak bungsu terkadang rasanya serba salah. Ketika kakak berhasil memenuhi ekspektasi orangtua, anak bungsu akan dipaksa meraih keberhasilan seperti kakaknya. Namun jika hal sebaliknya yang terjadi, anak bungsu juga yang akan dituntut berusaha lebih keras agar manjadi pelunas kegagalan kakaknya.
Terjebak di antara kedua hal tersebut tentunya membuat anak bungsu sulit bergerak bebas. Mereka tidak ingin menghancurkan harapan orangtua yang bergantung pada diri mereka namun di sisi lain mereka juga tidak ingin melukai harga diri mereka sendiri. Masalah ini seringkali membuat anak bungsu menjadi pusing sendiri.
Mengatasi hal ini sebaiknya Mama tidak membebani kehidupan anak bungsu mama dengan beban dari kakaknya. Mereka memiliki jalan kehidupan yang berbeda, dan biarkan mereka meraih keberhasilan di jalannya masing-masing.
5. Menghadapi orangtua yang overprotective
Salah satu keuntunngan menjadi anak bungsu ialah mendapatkan kasih sayang kedua orangtua tanpa batas. Namun rasa sayang orangtua ini seringkali ditunjukkan berlebihan, sampai-sampai membuat mereka menjadi terlalu over protective.
Kasus ini umum ditemukan saat ketika anak bungsu mulai memasuki usia remaja.
Orangtua yang terlalu melindungi anaknya ini menyebabkan mereka kehilangan kesempatan untuk menjadi diri sendiri yang lebih baik.
Semuanya pasti anak bungsu lakukan di bawah perlindungan orangtua yang super ketat. Jangankan soal memilih masa depan, terkadang main keluarpun akan dibatasi oleh peraturan-peraturan dari orangtua.
Padahal sebenarnya anak-anak tidak perlu khawatir dan membebani anak bungsu mama dengan aturan yang super ketat. Ketika remaja nanti, anak-anak itu sudah cukup dewasa untuk melakukan hal-halnya sendirian tanpa perlu dibatasi orangtua.
6 hal itulah yang menjadi dilema anak-anak bungsu. Meski begitu, sebenarnya anak-anak bungsu juga memiliki potensi untuk menjadi pribadi yang berhasil dan sukses tidak kalah dari kakaknya. Mereka hanya membutuhkan bantuan dan bimbingan darimu.
Baca juga:
- 10 Potret Harper Seven Beckham, Anak Bungsu Victoria dan David Beckham
- Penilaian yang Melekat pada Anak Bungsu, Benar atau Salah ya, Ma?
- 10 Potret Sulaiman, Anak Bungsu Sandiaga Uno dan Nur Asia