Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Miris, Gadis Myanmar Berumur 7 Tahun Mati Ditembak Aparat Keamanan

asia.nikkei.com
asia.nikkei.com

Sebagai rakyat yang berhipun di bawah suatu pemerintahan negara, kita pastinya selalu mengharapkan kondisi politik dan pemerintahan yang berlaku selalu dalam keadaan baik juga aman. 

Sayangnya hal buruk menimpa negara tetangga kita, Myanmar. Sejak bulan Februari 2021 yang lalu terjadi kudeta di Myanmar oleh pihak militer. Mereka merebut kendali pada tanggal 1 Februari 2021 setelah Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi memenangkan pemilu. 

Meskipun mengatasnamakan kepentingan rakyat, kudeta yang dilakukan oleh militer ini menggerakkan rakyat untuk melakukan aksi unjuk rasa. Amat disayangkan aksi ini mendatangkan korban jiwa yang terus bertambah. 

Salah satu korban yang paling tragis ialah Khin Myo Chit, seorang gadis kecil yang berumur 7 tahun. Ia ditembak oleh aparat keamanan saat melakukan penggeledahan ke rumah-rumah. 

Pada kesempatan ini, Popmama.com akan menginformasikan mengenai kejadian miris yang menimpa korban penembakkan termuda di Myanmar ini. 

1. Demonstrasi akibat kudeta yang memanas di Myanmar

Demonstrasi para pengunjuk rasa yang memanas. - japantimes.co.jp
Demonstrasi para pengunjuk rasa yang memanas. - japantimes.co.jp

Sampai hari ini aksi demonstrasi masyarakat dari berbagai kalangan terus berlanjut. Hingga tanggal 19 Maret lalu, korban dari peristiwa tersebut telah mencapai angka 224 orang. Belum lagi terdapat sebanyak 2258 orang telah ditangkap oleh dan didakwa atau dijatuhi hukuman oleh junta. 

Awal mulanya ini terjadi akibat kudeta yang dilakukan militer tepat setelah kemenangan pemilu Suu Kyi. Dilansir dari BBC, pihak militer yang mendukung oposisi, menuntut dilakukannya pemungutan suara ulang dan menganggap kemenangan yang terjadi sebagai penipuan.

Menanggapi hal tersebut, masyarakat memutuskan untuk melakukan aksi demonstrasi. Aksi ini diikuti oleh guru, pengacara, murid, pegawai bank dan pegawai pemerintahan. Jenderal Min Aung Hlaing sendiri mengancam untuk memberlakukan "tindakan efektif" kepada para demonstran yang tidak berhenti melakukan aksinya. 

Kejadian tersebut terlihat memanas akhir-akhir ini melalui bertambahnya korban akibat ulah para junta. Termasuk anak-anak yang menjadi korban aksi para aparat keamanan. 

2. Kejadian miris penembakkan seorang gadis kecil di tengah penggeledahan rumah

news.sky.com
news.sky.com

Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun menjadi korban penembakkan yang menarik rasa prihatin dunia. Ia meninggal akibat ditembak oleh aparat keamanan di Myanmar.

Namanya Khin Myo Chit, ia menjadi korban termuda dalam tindak keras aparat terhadap para pengunjuk rasa. Melansir BBC, keluarganya mengatakan bahwa Khin dibunuh oleh aparat keamanan ketika berlari menuju ayahnya di tengah penggerebekan di rumah mereka di kota Mandalay.

Khin meninggal dengan luka tembak di perut saat tentara militer Myanmar menggerebek rumah keluarganya. Peristiwa ini mendatangkan duka yang amat besar bagi keluarga yang ditinggalkan. 

3. Peristiwa penembakan Khin Myo Chit oleh tentara

Keluarga Khin Myo Chit yang berduka. - myanmar-now.org
Keluarga Khin Myo Chit yang berduka. - myanmar-now.org

Peristiwa ini bermula ketika Khin Myo Chit duduk di teras rumahnya di Aung Pin Le pada Selasa sore. Tiba-tiba setelahnya pasukan tentara datang dengan motor dan kendaraan lain. Militer menendang pintu dan menggerebek masuk ke rumahnya.

Kakak perempuan Khin mengatakan bahwa mereka datang pukul 4 sore. Mereka menggeledah semua rumah di lingkungan mereka di Mandalay dan akhirnya memasuki rumah Khin untuk mencari senjata juga melakukan penangkapan.

"Mereka (aparat) bertanya apakah semua orang di rumah ada di sana. Ayah saya menjawab bahwa semua orang ada. Lalu mereka kembali bertanya apakah ada yang bersembunyi dan ketika ayah menjawab tidak salah satu dari mereka mengatakan ayah saya berbohong," kata kakak perempuan Khin.

"Mereka tidak percaya dan mulai menggeledah rumah, Saat itulah Khin Myo Chit berlari ke arah ayah saya untuk duduk di pangkuannya. Kemudian para aparat keamanan menembak dan memukulnya," lanjutnya. 

"Aku tidak tahan ayah. Sakit sekali," ingat ayah Khin Myo Chit, U Maung Ko Hashin Bai mengenang putrinya.. Setelahnya ia dilarikan dengan mobil untuk mencari perawatan medis. Sayangnya, sekitar setengah jam kemudian Khin pun meninggal dunia. Aparat keamanan juga memukuli dan menangkap putra U Maung Ko Hashin Bai yang berusia 19 tahun.

Setelah kejadian tersebut, keluarga Khin Myo Chit akhirnya terpaksa bersembunyi dan melarikan diri membawa jenazahnya. Pasalnya aparat junta disebut hendak mengambil jenazah bocah perempuan itu. 

4. Peristiwa kematian anak-anak itu mendatangkan perhatian banyak pihak

Aksi nyala lilin yang dilakukan banyak pengunjuk rasa di malam hari. - braintreeandwithamtimes.co.uk
Aksi nyala lilin yang dilakukan banyak pengunjuk rasa di malam hari. - braintreeandwithamtimes.co.uk

Meninggalnya Khin Myo Chit, menambah daftar panjang korban tindakan keras junta militer. Khin bukan menjadi satu-satunya korban anak-anak yang tewas di tangan para aparat keamanan. Kelompok hak asasi Save the Children mengatakan lebih dari 20 anak termasuk dalam puluhan orang yang telah meninggal.

Dalam pernyataan pers, kelompok Save the Children mengatakan mereka merasa "ngeri" dengan kematian anak gadis itu. Sebab peristiwa itu terjadi sehari setelah kematian seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun yang juga ditembak di Mandalay.

"Kematian anak-anak ini sangat memprihatinkan, mengingat mereka dilaporkan dibunuh saat berada di rumah, tempat mereka seharusnya aman dari bahaya. Fakta bahwa begitu banyak anak tewas hampir setiap hari sekarang menunjukkan pengabaian sama sekali terhadap nyawa manusia oleh pasukan keamanan," kata organisasi itu.

Sebagai bentuk protes karena banyaknya anak-anak dan remaja yang menjadi korban masyarakat Myanmar tidak mau tinggal diam. Warga dan pusat bisnis merencanakan "Silence Strike" pada Rabu tanggal 24 Maret 2021 yang lalu.

Aktivitas tersebut meminta bisnis tutup secara nasional. Para aktivis juga meminta kepada masyarakat untuk tinggal di rumah. Tidak keluar dan tidak bekerja selama satu hari, Toko-toko juga ditutup termasuk berbagai bisnis di Myanmar, mulai dari jasa transportasi massal, termasuk ride hailers, hingga apotek ikut tutup massal di hari itu.

Tidakan kekerasan aparat keamanan itu telah memicu kecaman dari pemerintah negara-negara Barat. Ini juga membuat negara-negara di Asia Tenggara menyuarakan kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menanggapi banyaknya korban yang berguguran, banyak pengunjuk rasa Myanmar yang memilih aksi nyala lilin di malam hari. Mereka melakukan ini sebagai tanda penghormatan kepada orang-orang yang tewas dalam kekerasan di demonstrasi. Para pengunjuk rasa juga kini sengaja mengubah taktik dan berencana untuk lebih banyak mengadakan aksi diam.

Mengingat kondisi Myanmar kini, tidak ada salahnya jika kita turut membantu mendoakan yang terbaik bagi mereka. Semoga tindak kekerasan tidak lagi dilakukan para aparat keamanan khususnya pada anak-anak yang tidak berdosa. 

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

7 Alasan Pengalaman Liburan Lebih Bermakna dari Mainan untuk Masa Depan Anak

19 Des 2025, 10:05 WIBBig Kid