Bilingual menjadi salah satu fenomena pendidikan anak yang luar biasa. Bagaimana tidak, anak-anak bilingual mampu menguasai dan berbicara menggunakan dua bahasa yang berbeda dengan lancar.
Wah, sungguh hebat sekali ya!
Sering kali anak bilingual menjadi perbincangan di antara orangtua. Pertanyaan-pertanyaan seperti: apakah itu merupakan hal yang mustahil, apakah bilingual akan membebankan anak sering sekali muncul ketika membahas topik ini.
Sebenarnya bilingual bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Mama dan Papa bahkan dapat mendidik anak-anakmu untuk memiliki kemampuan ini sejak kecil.
Kemampuan ini malah memiliki banyak manfaat bagi anak, mulai dari meningkatkan daya ingat, kemampuan perbahasa, meningkatkan IQ, sampai memudahkan mereka untuk belajar bahasa yang baru kelak.
Namun terlalu banyak mitos yang terdengar seperti fakta tersebar di masyarakat mengenai bilingual ini membuat Mama dan Papa ragu untuk menumbuhkan kemampuan tersebut di dalam diri anakmu. Padahal sebenarnya hal-hal tersebut tidaklah benar.
Popmama.com kali ini akan membantumu mengetahui 6 mitos seputar anak bilingual yang ternyata salah. Sebaiknya kamu tidak mudah percaya dengan hal-hal itu.
1. Anak bilingual akan kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah
Freepik
Salah satu mitos yang paling terkenal muncul ketika anak masuk sekolah reguler. Banyak yang mengatakan, anak dengan kemampuan bahasa bilingual akan kesulitan mengikuti pelajaran, khususnya kemampuan bahasa aslinya.
Ketika masuk sekolah, memang ada kemungkinan anak bilingual akan sedikit terhambat dalam pelajaran bahasa, termasuk menulis dan berbicara. Itu disebabkan karena kosakata yang mereka miliki dibagi ke dalam dua bahasa yang berbeda.
Tetapi ada sisi baiknya kok Ma. Anak-anak bilingual memiliki kemampuan belajar bahasa baru yang cepat. Ia lebih mudah memahami bahasa bahkan kemampuan baru dengan waktu yang relatif lebih cepat dari anak-anak monolingual. Mereka hanya membutuhkan waktu, eksposur yang baik, serta dukungan dari orangtua dan sekolah.
Lebih dari itu, melansir dari parents.com beberapa penelitian menujukkan bahwa anak-anak bilingual memiliki kemampuan di bidang kognitif, sosial, dan kemampuan komunikasi. Mereka mampu memberikan batasan pada hal-hal yang impulsif seperti berteriak dengan baik.
2. Anak-anak akan kesulitan belajar dua bahasa yang berbeda
Freepik
Belajar satu bahasa saja sudah sangat merepotkan anak, apalagi jika mereka perlu memahami dan mempelajari dua bahasa seperti halnya anak-anak bilingual. Ini mungkin akan membuatnya merasa terbebani.
Nyatanya mengajarkan anakmu bahasa berbeda dari bahasa aslinya tidak akan membuatnya pusing atau bahkan binggung. Justru ini merupakan tanda bahwa anak mendengar dan meniru apa yang mereka dapatkan dari kedua orangtuanya.
Banyak anak-anak yang berjumpa dengan kegagalan ketika belajar. Namun bagi anak-anak bilingual, kegagalan di bahasa asli berarti kemajuan di bahasa lainnya. Khususnya dalam penempatan struktur kalimat yang berbeda diantara dua bahasa.
Umumnya pada usia 4 tahun ke atas anak sudah dapat membedakan kedua bahasa yang ia pelajari namun masih mencampur beberapa bagian bahasa dalam suatu kalimat. Namun pada akahirnya mereka pasti dapat mehamai kedua bahasa tersebut dengan baik.
Editors' Pick
3. Bilingual akan membuat perkembangan kemampuan bahasa anak terhambat, khususnya bagi anka autis
Freepik/Drobotdean
Ada pendapat yang menyatakan bahwa belajar dua bahasa secara bersamaan dapat menghambat kemampuan berbahasa anak. Ini mengakibatkan kemampuan verbal mereka terganggu bahkan katanya tidak berfungsi seperti yang lainnya.
Tidak perlu berpikiran negatif Ma, karena hal ini hanyalah persepsi semata. Nyatanya banyak anak yang perkembangan bahasanya terhambat. Apalagi bagi anak biligual yang perlu memahami dan memperlajari kedua bahasa yang berbeda.
Untuk kasus anak autis, memang umum bagi mereka mengalami penghambatan kemampuan berbahasa. Namun hal ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan bilingual. Malahan anak autis dengan kemampuan bilingual memiliki fleksibilitas kognitif yang lebih tinggi dari anak-anak normal monolingual.
Tidak ada alasan untuk mengentikan pendidikan bilingual ini hanya karena anakmu terlihat mengalami perkembangan yang amat lama. Menghentikannya di pertengahan hanya akan membuat anakmu merasa binggung untuk menghapus hasil belajarnya tanpa penjelasan.
4. Mustahil anak belajar bahasa asing jika hanya satu orangtua yang terbiasa mengucapkannya
freepik/freepik
Umumnya anak-anak bilingual mampu menguasai bahasa kedua yang bukan merupakan bahasa asli mereka karena keluarga di rumah mempunyai kebiasaan unik untuk menggunakan bahasa yang berbeda, semisal bahasa inggris ataupun bahasa mandarin, Inilah yang membuat anak terbiasa dan akhirnya paham.
Sebenarnya mendidik anak bilingual tidak mebutuhkan dua orangtua yang dapat berbasah lain dengan fasih. Mama atau Papa ssorang diri saja cukup untuk mengajarkannya. Ketika dilakukan bersama mungkin akan membuatnya menjadi lebih mudah, namun itu masih belum menjadi jaminan keberhasilan proses belajarnya.
Satu orangtua yang menguasai bahasa asing cukup untuk mengajarkan si Anak bahasa asing yang berebeda. Namun tentunya proses ini membutuhkan kerja keras, disiplin, dan dukungan yang anak-anak butuhkan. Tempatkan anak dalam lingkaran berbahasa kedua sesuai dengan yang diajarkan agar mereka terbiasa menggunakan dan memahaminya.
Jika kalian tidak ada yang dapat berbahasa lain dengan fasih pun sebenarnya tidak masalah. Orangtua tidak perlu memiliki kemampuan berbahasa yang lancar agar dapat melatih anaknya menjadi bilingual.
Mama dan papa dapat ikut belajar sembari mengajarkan si Anak bahasa keduanya. Melalui cara ini biasanya kamu akan membutuhkan bantuan dari luar untuk mengasah kemampuan berbahasamu, seperti melalui film, ataupun buku.
5. Bilingual hanya mungkin dilakukan oleh anak-anak yang pintar
freepik/lifeforstock
Seringkali kemampuan bilingual ini dikaitkan dengan kepintaran seseorang anak. Mereka yang memiliki kemampuan bilingual umumnya akan dicap sebagai orang-orang yang pintar dan cerdas.
Dilansir dari bilingualkidsrock.com, Mama tidak perlu mempercayai hal tersebut karena itu hanyalah mitos. Jika memang benar tentunya akan sulit mendidik anak bilingual sedari kecil sebab tidak ada banyak cara yang dapat memberi tahu anak apakah anak tersebut memang berbakat di bidang linguistik atau tidak. .
Mendidik anak memiliki kemampuan bilingual tidak membutuhkan kepintaran apapun. Usianya yang masih kecil merupakan satu-satunya hal yang dibutuhkan di sini. Ini karena otaknya masih mampu untuk belajar bahasa dengan baik.
6. Pendidikan bilingual perlu dimulai sedari anak berusia tiga tahun ke bawah
Freepik/Uflypro
Katanya pendidikan agar anak memiliki kemampuan bahasa bilingual perlu dibangun sejak usia anak 3 tahun ke bawah. Jika mereka tidak melakukannya di usia tersebut, mereka tidak akan dapat menggunakan bahasa tersebut dengan lancar.
Memang di awal-awal usia pertumbuhan anak merupakan usia terbaik bagi mereka bagi belajar dua bahasa. Meski termasuk yang paling sulit, anak yang belajar dua bahasa berbeda sewaktu kecil memiliki pemahaman yang lebih mengenai perbedaan keduanya daripada mereka yang belajarnya di kemudian hari.
Namun itu tidak menutup kemungkinan bagi anak-anakmu untuk menguasi dan berbicara dengan lancar dengan bahasa yang berbeda. Buktinya ada banyak anak yang belajar bahasa Indonesia di rumah dan baru belajar bahasa Inggris di sekolah.
Tidak sedikit dari mereka yang menguasainya hingga lancar.
Mendidik anak memiliki kemampuan bilingual tentunya dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk belajar bahasa baru dengan lebih cepat kedepannya. Tidak ada salahnya jika Mama dan Papa berniat mendidik anakmu memiliki kemampuan berbahasa ini. Selamat mencobanya!