Anak yang aktif menjadi suatu kebahagian tersendiri bagi para orangtua. Meski terkadang, mungkin terasa mengkhawatirkan karena banyaknya gerak dapat membuat anak lelah.
Namun, anak yang aktif biasanya lebih pintar karena banyak mengeksplor berbagai hal di sekitarnya. Berbeda dengan anak-anak yang kurang bergerak. Ketidakaktifan tersebut bisa saja membawa anak ke hal yang kurang baik.
Misalnya, anak yang kurang aktif sulit berteman karena cenderung tidak terbuka dengan lingkungan sekitar. Ketidakaktifan ini juga bisa memicu rasa malas dalam diri anak nantinya.
Bahkan, dapat berakibat buruk pada kesehatan tulang anak, Ma.
Padahal, kesehatan tulang anak penting untuk diperhatikan oleh Mama dan Papa. Selain mendukung tumbuh kembang anak, kesehatan tulang merupakan investasi jangka panjang. Hingga anak tumbuh dewasa dan menua.
Dikutip dari laman VeryWellFamily, berikut Popmama.com jelaskan mengenai fisik yang kurang aktif dapat memengaruhi kesehatan tulang anak.
1. Bisa memicu osteoporosis di kemudian hari
Pexels/August de Richelieu
Perlu diketahui bahwa aktivitas fisik dan kesehatan tulang yang tidak diperhatikan sejak kecil dapat memicu masalah di kemudian hari. Massa tulang yang tak memadai atau tercapai di usia anak-anak hingga remaja dapat membuat tulang anak mama mudah rapuh dan patah. Jadi, memungkinkan timbulnya penyakit osteoporosis di usia lanjut nantinya.
Maka, penting bagi para orangtua untuk mendorong anak melakukan aktivitas fisik. Baik bermain atau berolahraga yang melibatkan gerak tubuh. Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat membantu pertumbuhan, kepadatan, dan kekuatan tulang.
Terlebih, usia anak-anak dan juga remaja termasuk masa yang penting dalam proses pertumbuhan tulang. Hal ini karena pada usia tersebut, pertumbuhan tulang anak berlangsung sangat pesat, Ma.
Editors' Pick
2. Pentingnya tulang yang sehat dan kuat
Pexels/Cottonbro
Pertumbuhan tulang yang baik memungkinkan anak mama dan papa memiliki tulang kuat dan juga sehat. Hal ini tentu saja menjadi sesuatu yang patut disyukuri karena memungkinkan aktivitas fisik atau gerak menjadi lebih mudah.
Tak hanya itu, tulang yang kuat akan melindungi jantung, paru-paru, dan otak si Kecil dari cedera. Tulang juga dapat menyimpan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Maka, penting untuk memiliki tulang yang sehat dan kuat.
Tanamkan dalam diri Mama bahwa tulang anak termasuk organ hidup yang memiliki sel dan cairan di dalamnya. Untuk mendukung keberlangsungan hidup dan menambah kekuatannya, diperlukan aktivitas fisik atau gerak tubuh yang diimbangi dengan pola makan sehat.
Jadi, jangan ragu untuk mendorong anak melakukan beragam aktivitas fisik. Entah itu melompat, berlari, bersepeda, bermain, atau mungkin berolahraga. Dengan catatan, perlunya pengawasan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal di luar keinginan, seperti cedera.
3. Aktivitas fisik berperan dalam kesehatan tulang
Pexels/Sam Lion
Tidak hanya pada usia anak-anak saja, aktivitas fisik juga masih dibutuhkan ketika anak mama dan papa beranjak remaja.
Biasanya, orangtua mungkin berpikir bahwa pertumbuhan tulang akan terhenti saat masa remaja. Apalagi, jika remaja sudah mencapai tinggi badan maksimal.
Namun sebaliknya, usia remaja akhir merupakan waktu yang penting dalam proses pertumbuhan tulang. Bahkan, setelah remaja sudah menuju usia dewasa.
Hal ini didukung oleh sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Pediatrics, menemukan bahwa sekitar 10% massa tulang terus menumpuk setelah remaja mencapai tinggi badan dewasa mereka.
Padahal, jika remaja diarahkan untuk melakukan aktivitas fisik dengan tepat, massa tulangnya akan terus berkembang lebih baik.
Tidak perlu aktivitas fisik yang teratur atau terorganisir, berbagai gerakan seperti menari, mengejar hewan peliharaan, melompat sembarang, atau sekadar berjalan.
Semuanya termasuk aktivitas fisik yang dapat membantu proses pertumbuhan tulang, Ma.
Dalam mendukung gerak tubuhnya, orangtua perlu berperan aktif dan juga kreatif.
Selain itu, sebisa mungkin untuk membatasi waktu menggunakan gadget dan alihkan waktu tersebut ke arah yang lebih positif. Misalnya, aktivitas fisik di dalam atau mungkin di luar rumah.
Itu sangat penting Ma, perlu diingat kurang aktivitas fisik memengaruhi kesehatan tulang anak.
4. Faktor yang memengaruhi kesehatan tulang
Pexels/Visually Us
Selain berusaha maksimal dalam merangsang pertumbuhan tulang anak, orangtua juga perlu mengetahui faktor risiko apa saja yang dapat memengaruhi kesehatan tulang. Berikut di antaranya:
Aktivitas fisik
Anak-anak dan remaja yang kurang atau tidak aktif secara fisik memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis di kemudian hari daripada teman-teman mereka yang lebih aktif. Maka, doronglah anak untuk aktif dalam bergerak.
Asupan Kalsium
Ketika pola makan anak tidak tepat dan mungkin rendah kalsium, hal ini dapat berisiko menurunkan kepadatan tulang. Asupan kalsium yang tidak tercukupi juga dapat menyebabkan peningkatan risiko patah tulang dan keropos tulang dini, Ma.
Beberapa makanan tinggi kalsium yang mungkin dapat Mama pilih, yaitu brokoli, bayam, dan sayuran hijau lainnya, ikan, kacang-kacangan, beragam produk susu, serta olahan susu.
Gangguan makan
Anak-anak atau remaja yang mengalami gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia berisiko lebih tinggi mengalami keropos tulang. Untuk itu, biasakanlah pola makan dan hidup sehat yang seimbang agar hal ini bisa dihindari. Jika sudah terlanjur terjadi, segeralah berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat diatasi, Ma.
Pengobatan tertentu
Pada kasus pengobatan tertentu, mungkin saja dapat memengaruhi kesehatan tulang anak. Jadi, bicaralah dengan dokter anak mama tentang obat yang dikonsumsi dan potensi dampaknya terhadap kesehatan tulang.
Ras dan gender
Perlu diketahui para orangtua bahwa biasanya, perempuan berkulit putih dan Asia berada pada risiko terbesar untuk terkena osteoporosis. Memiliki anggota keluarga dengan kondisi tersebut juga membuat anak berisiko lebih besar. Jadi, pastikan Mama mengambil langkah yang tepat untuk membangun kesehatan tulang anak.
5. Tips menjaga kesehatan tulang anak mama
Pexels/Gustavo Fring
Adapun tips yang dapat diterapkan oleh para orangtua dalam menjaga kesehatan tulang anak, yaitu:
Asupan nutisi yang tepat
Pastikan bahwa anak mama dan papa mendapatkan asupan nutrisi dengan tepat. Dalam hal ini, berikanlah makanan yang kaya dengan kandungan kalsium dan vitamin D.
Keduanya memiliki peran cukup penting dalam pertumbuhan tulang anak. Beberapa makanan yang mungkin dapat diberikan pada anak, yaitu produk susu atau olahan susu, seperti keju atau yogurt, sayuran hijau, sereal, ikan, kacang-kacangan.
Konsultasikan dengan dokter anak jika si Kecil tidak dapat mengonsumsi makanan tersebut. Mungkin saja, tambahan suplemen dapat membantu, Ma.
Aktivitas fisik yang seimbang
Arahkan anak untuk melakukan aktivitas fisik dengan aktif bergerak. Baik di dalam atau di luar rumah. Misalnya, dengan bermain sepak bola, bersepeda, melompat, berlari, atau berjalan-jalan. Bila perlu, arahkan anak untuk mengikuti ekstrakurikuler atau klub olahraga di sekolahnya, Ma.
Namun, tetap pastikan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan anak ini terawasi dengan baik agar tidak terjadi hal buruk, seperti cedera. Batasi juga penggunaan gadget sehingga tubuh anak terus aktif bergerak karena biasanya anak menjadi malas saat menonton TV atau bermain video games.
Selain itu, Mama atau Papa bisa mengedukasi anak tentang betapa pentingnya kesehatan tulang. Saat anak memiliki pemahaman yang baik, mereka akan sadar dan terdorong untuk berusaha menjaga kesehatan tulangnya.
Jangan lupa untuk menjadi orangtua panutan, dengan cara mencontohkan kebiasaan-kebiasaan baik di atas, ya.
Itulah tips mencegah masalah pada tulang si Kecil akibat anak kurang aktif selama pandemi. Selalu ingatkan anak untuk beraktivitas di luar ruangan seperti berjemur dan olahraga pagi di halaman rumah ya, Ma.