Mengenal Diabetes Melitus pada Anak, Waspadai Gejalanya Ma!
Ditandai dengan sering buang air kecil, mudah haus, dan mudah lapar
19 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama dan Papa perlu mengetahui bahwa diabetes melitus atau yang biasa disebut penyakit gula dan kencing manis juga bisa saja dialami oleh anak-anak. Jadi, diperlukan adanya kesadaran oleh semua orang. Dengan cara memberikan pendampingan pada pasien diabetes dan pencegahan agar kasusnya tidak meningkat.
Menurut data dari World's Diabetes Day secara umum, terdapat 1 dari 10 orang mengalami diabetes melitus. Sedangkan berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2018, menunjukkan bahwa lebih dari 1200 anak menderita diabetes melitus tipe 1 dan jumlah kasusnya terus meningkat setiap tahunnya.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya tentang diabetes melitus pada anak. Mulai dari gejala, penyebab, hingga pilihan pengobatannya sehingga para orangtua dapat lebih waspada.
1. Diabetes melitus tipe 1 umumnya diderita anak-anak
Secara umum, penyakit diabetes melitus terbagi ke dalam 2 tipe, yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2.
Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin. Sedangkan pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap hormon insulin, meski produksi dan kadar hormon insulin normal.
Insulin merupakan hormon yang dihasilkan di dalam pankreas, berfungsi untuk membantu sel-sel tubuh mengambil gula dari darah dan mengubahnya menjadi energi.
"Biasanya, anak-anak lebih banyak menderita diabetes melitus tipe 1. Sementara orang dewasa, seperti lansia atau ibu hamil, cenderung mengalami diabetes melitus tipe 2," jelas Dr. I Nyoman Arie Purwana, Sp. A(K) dalam siaran langsung di Instagram IDAI.
Editors' Pick
2. Gejala klinis anak menderita diabetes melitus
Adapun gejala klinik yang dapat menjadi tanda-tanda diabetes melitus pada anak, meliputi 3P, yaitu poliuri (banyak buang air kecil terutama malam hari), polidipsi (mudah haus), poliphagi (mudah lapar).
"Anak yang mengalami 3P ini biasanya juga disertai dengan tidak bertambahnya berat badan, walaupun sering makan dan minum. Selain itu, tubuh juga cenderung lemas," tambah Dr. Arie.
Namun, adanya gejala 3P ini bukan satu-satunya penentu adanya penyakit diabetes melitus pada anak. Jadi, masih diperlukan pemeriksaan medis sebagai diagnosis pastinya. Pemeriksaan medis atau lab ini berupa pengecekan kadar gula darah sewaktu (GDS), gula darah puasa (GDP), gula darah 2 jam setelah makan (GD2PP) dan HbA1C.
Jadi, kalau gejala 3P sudah muncul, segeralah lakukan pemeriksaan kesehatan. Orangtua perlu waspada bahwa gejala tersebut merupakan tanda penyakit diabetes melitus, apalagi jika terdapat riwayat diabetes dalam keluarga atau adanya obesitas pada anak dan remaja.