Kisah Nabi Daud, Sosok Raja Pemberani
Patut diteladani karena mengajarkan anak menjadi sosok pemimpin yang pemberani!
26 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendidik anak agar memiliki pengetahuan agama Islam yang luas dapat dilakukan dengan beragam cara. Namun, orangtua sebaiknya mengajarkan ini dengan cara yang menyenangkan sehingga lebih menarik hati anak-anak.
Cara seru yang mungkin dapat Mama dan Papa coba, yaitu dengan menceritakan kisah Nabi dan Rasul. Selain dapat mempelajari sejarah Islam, ada banyak hal baik dari kisah Nabi dan Rasul yang patut untuk diteladani anak, Ma.
Salah satunya kisah Nabi Daud, seorang sosok pemberani yang saat itu masih berusia muda, tetapi telah mampu mengalahkan Jalut di medan perang. Hingga akhirnya, Nabi Daud dapat menjadi seorang raja, pemimpin rakyat Bani Israil.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com uraikan secara singkat mengenai kisah Nabi Daud yang mungkin dapat diceritakan pada anak mama.
1. Jalut, seorang penguasa tanah Palestina
Dikisahkan pada dahulu kala, bahwa kaum Bani Israil di Palestina dikuasai oleh seseorang bernama Jalut. Tubuhnya sangat besar seperti raksasa, sifatnya pun buruk karena senang menindas kaum Bani Israil.
Pada saat itu, Kaum Bani Israil memang sedang terpecah belah karena keegoisan dari orang-orangnya. Dikutip dari buku "25 Kisah Nabi & Rasul" yang disusun oleh Muflihun Hasan, kaum Bani Israil suka bersilang sengketa dan berbeda pendapat hingga akhirnya mudah dikuasai oleh bangsa lain.
2. Kaum Bani Israil merindukan sosok pemimpin
Merasa lelah menjadi bangsa yang terus tertindas, kaum Bani Israil pun merindukan datangnya seorang pemimpin yang berani dalam melawan para penjajah. Kemudian, Allah SWT pun mengabulkannya dengan mengangkat Thalut sebagai pemimpin kaum.
Namun, banyak orang dari kaum Bani Israil yang menolak Thalut menjadi raja. Mereka beralasan bahwa Thalut tidak begitu dikenal. Thalut hanyalah seorang petani dan pengembala miskin sehingga tidak dipercaya dapat menjadi pemimpin yang baik, seperti harapan mereka.
Kemudian, Nabi dari kaum Bani Israil menjelaskan bahwa setiap pilihan Allah SWT merupakan keputusan yang terbaik. Allah SWT telah menganugerahkan Thalut sebagai sosok pemimpin dengan ilmu yang luas dan tubuh perkasa. Akhirnya, kaum Bani Israil pun menerima Thalut menjadi seorang raja.
Cerita mengenai penolakan kaum Bani Israil terhadap kepemimpinan Thalut ini tertera jelas dalam Alquran, tepatnya pada surah Al-Baqarah ayat 247, yang berbunyi.
Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab, "Bagaimana Thalut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?" (Nabi) menjawab, "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.
Editors' Pick
3. Nabi Daud yang masih remaja ikut berperang
Nabi yang dimaksud saat itu, ialah nabi setelah kepemimpinan Nabi Musa, tetapi sebelum diangkatnya Nabi Daud. Beliau merupakan pembawa petunjuk bagi kaum Bani Israil, sekaligus yang mengajak mereka untuk berani melawan penjajahan. Dengan berperang untuk mengalahkan Jalut.
Setelah Thalut diterima sebagai raja Bani Israil, Thalut mengajak beberapa orang yang menurutnya termasuk sosok terbaik untuk berperang. Salah seorang yang ikut maju ke medan pertempuran adalah Daud.
Pada masa itu, Daud masih berusia remaja. Dikisahkan bahwa Daud diperintahkan oleh sang Ayah untuk mendampingi kakaknya yang juga menjadi tentara perang. Saat itu, Daud tidak diperkenankan untuk maju di garis depan pertempuran sehingga ia hanya melayani kakaknya ketika haus dan lapar.
4. Tentara yang dipimpin oleh Thalut berhasil
Ketika maju ke medan perang, jumlah tentara yang dipimpin oleh Thalut jauh lebih sedikit dibanding tentara milik Jalut. Padahal, Jalut merupakan panglima perang yang bertubuh besar dan ulung sehingga siapa pun dapat dikalahkan dengan mudah olehnya.
Tentara Thalut yang takut pun meminta pertolongan kepada Allah SWT. Mereka berdoa sebagaimana yang tertulis dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 250.
Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".
Dengan keyakinan disertai kekuatan doa tersebut, para tentara pun menyerang pasukan Jalut. Meski jumlah tentara yang menyerang lebih sedikit, tetapi ternyata pasukan Jalut berhasil dikalahkan.
Keberanian para tentara dalam memporakporandakan pasukan Jalut itu diibaratkan sebagai singa yang terluka. Mereka begitu garang dan ganas dalam pertempuran.
5. Nabi Daud maju dan mengalahkan Jalut
Ketika pasukannya tercerai-berai, tinggallah Jalut dengan beberapa tentara yang tersisa dalam peperangan. Sementara itu, tentara di bawah kepemimpinan Thalut masih ketakutan dan tidak ada yang berani untuk berhadapan langsung dengan Jalut.
Kemudian, Thalut yang sedang dalam keadaan mendesak itu membuat pengumuman. Thalut menyatakan bahwa, barang siapa yang dapat mengalahkan Jalut akan diangkat sebagai anak menantunya dan akan mewarisi tahta kerajaan.
Tanpa disangka-sangka, ternyata Daud lah yang mengajukan diri untuk menghadapi Jalut. Mengingat usianya yang masih remaja, Thalut tidak langsung mengizinkan permintaan Daud. Namun, keraguan Thalut akhirnya hilang begitu saja dan Daud diperbolehkan untuk mengalahkan Jalut.
Jalut yang sombong karena merasa dirinya sangat perkasa dan tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun meremehkan Daud. Apalagi, Daud hanya membawa ketapel dan beberapa batu kerikil saat berperang melawan Jalut.
6. Jalut berhasil dikalahkan oleh Daud
Dimulailah pertarungan yang tidak seimbang itu. Jalut berusaha mengalahkan musuhnya dengan mengarahkan pedangnya berkali-kali ke hadapan Daud. Namun, Daud selalu sigap dan cekatan sehingga dapat menghindar.
Melihat Daud yang selalu lolos dari sayatan pedangnya, Jalut semakin emosi dan penasaran. Kemudian, Jalut terus mencoba untuk menebaskan pedang pada Daud berkali-kali.
Akhirnya, ketika Jalut terlihat lengah, Daud memanfaatkan kesempatannya dengan baik. Daud membidikkan batu kerikil menggunakan ketapelnya dengan segera.
Berkat keteguhan iman dalam hati Daud dan juga atas izin Allah SWT, peluru dari batu kerikil itu pun tepat sasaran. Mengenai bagian dahi serta mata Jalut hingga akhirnya roboh dan meninggal dunia.
7. Daud menjadi menantu Thalut dan raja Bani Israil
Sesuai dengan janji sebelumnya, Thalut kemudian mengangkat Daud menjadi anak menantunya. Dengan menjodohkan anak perempuannya pada Daud. Thalut juga menyerahkan separuh kepemimpinan kerajaan Bani Israil kepada Daud.
Hingga pada akhirnya, Daud mencapai usia 40 tahun dan Thalut meninggal dunia. Daud pun langsung menjalankan amanahnya dengan menjadi raja, sosok pemimpin dari kaum Bani Israil.
Setelah itu, Allah SWT mengangkat Daud menjadi Nabi dan Rasul, serta menurukannya kitab suci Zabur sebagai pedoman para umat Islam pada masa tersebut.
Itulah kisah Nabi Daud yang dapat Mama dan Papa ajarkan pada anak-anak. Dari kisah Nabi Daud tersebut, anak dapat belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan bertaqwa kepada Allah SWT sehingga mampu melewati segala ujian.
Baca juga:
- Kisah Nabi Adam, Manusia Pertama di Bumi yang Diciptakan Allah SWT
- Kisah Nabi Yusuf: Mengajarkan Kesabaran dan Menjadi Pemaaf
- Kisah Nabi Ibrahim sebagai Sejarah Islam Hari Raya Idul Adha