Masalah Pendidikan Anak Selama Sekolah Online di Masa Pandemi Covid-19
Akses internet menjadi masalah yang perlu perhatian berbagai pihak
18 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pelaksanaan sistem pembelajaran jarak jauh pada anak di Indonesia selama pandemi dinilai masih belum berjalan secara optimal. Ada beberapa hal yang dinilai menjadi kendala, terutama mengenai akses internet.
Hal tersebut terjadi karena beberapa daerah nusantara belum memiliki akses internet, bahkan listrik.
Kemudian, masalah kemampuan orangtua dalam mendampingi anak-anak di rumah juga masih kurang karena banyak Mama dan Papa yang belum mengerti tentang sistem pendidikan saat ini.
Permasalahan yang muncul selama belajar dari rumah di era Covid-19 ini perlu perhatian dari berbagai pihak agar dapat diatasi sehingga anak-anak mendapatkan pendidikan secara utuh.
Lebih lanjut, berikut yang telah Popamama.com rangkum berdasarkan pernyataan dari para narasumber dalam webinar "Tahun Ajaran Baru: Persiapan dan Adaptasi Pendidikan Anak di Masa Pandemi" pada Selasa (16/6/2020).
1. Banyak anak tak sekolah akibat pandemi
Menurut Yusra Tebe, Konsultan Nasional Pendidikan dalam Situasi Darurat, UNICEF-RDI, "Saat ini lebih dari 60 juta siswa di Indonesia tak bisa bersekolah akibat Covid-19. Dari jumlah tersebut, angka terbanyak berasal dari pelajar SD atau sederajat dengan total lebih dari 28 juta siswa, disusul pelajar SMP atau sederajat dengan 13 juta siswa, dan SMA atau sederajat 11 juta siswa,"
Berdasarkan data tersebut, masih banyak siswa yang tak bisa belajar jarak jauh. Hal ini karena beberapa daerah masih terkendala akses listrik, akses internet, dan pembelajaran luring (offline) masih terbatas.
Masalah yang muncul saat proses pebelajaran dari rumah ini disimpulkan dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh UNICEF lewat U-Report 5–8 Juni 2020 dengan jumlah responden sebanyak 4.016 orang dalam rentang usia utama 14–24 tahun.
"Jadi, sebanyak 69% anak merasa bosan selama Belajar Dari Rumah (BDR), dengan tantangan utama akses internet sebesar 35% dan 38% kurang bimbingan dari guru. Kemudian, sebanyak 62% responden berharap dukungan utama yang diberikan adalah akses internet dan 26% lainnya dukungan dari guru," jelas Yusra.
Editors' Pick
2. Dampak pada anak secara umum
Yusra melanjutkan, ada beberapa dampak yang muncul pada anak akibat proses belajar dari rumah ini. Terutama pada kondisi kesehatan, di mana anak-anak berisiko terpapar Covid-19 sehingga menyebabkan sakit atau bahkan kematian.
"Kemudian pada hal pendidikan, anak juga berpotensi kehilangan kesempatan pendidikan karena kurangnya akses listrik maupun internet. Yang mana akan disusul dengan menurunya kualitas pendidikan juga," kata Yusra.
Dengan dilaksanakannya pembelajaran dari rumah, anak pun kekurangan ruang untuk berinteraksi sehingga tak dapat bersosialiasi. Selain itu, dari segi psikososial juga terpengaruh.
"Anak bisa merasa bosan, mungkin juga mudah stres sehingga kesehatan mentalnya terganggu, semangatnya menurun, dan kemampuan belajarnya pun ikut menurun," jelasnya.
Dampak yang dipaparkan tersebut perlu menjadi perhatian seluruh pihak agar anak-anak usia sekolah terpenuhi segala haknya di bidang pendidikan.