Mama dan Papa mungkin berpikir bahwa para lansia atau orang dengan penyakit bawaan akan mengalami kondisi tubuh yang kian memburuk setelah Covid-19. Padahal, anak-anak juga berisiko mengalami masalah kesehatan yang sama pasca Covid-19, lho.
Anak-anak yang sebelumnya terpapar Covid-19 berisiko mengalami infeksi atau yang disebut dengan sindrom inflamasi multisistem (MIS-C). Meski masalah ini cukup jarang terjadi pada anak-anak bahkan bisa dibilang langka. Namun, MIS-C dapat terjadi pada siapa saja sehingga setiap orangtua perlu waspada.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com berikan penjelasan mengenai sindrom inflamasi multisistem (MIS-C) pada anak. Dikutip dari berbagai sumber.
1. Apa itu sindrom inflamasi multisistem (MIS-C)?
Pexels/RODNAE Productions
Sindrom inflamasi multisistem (MIS-C) merupakan kondisi banyaknya organ tubuh yang mengalami peradangan. Peradangan ini terjadi pada anak-anak yang sebelumnya mengalami Covid-19.
Dikutip dari CDC, organ tubuh yang berisiko mengalami peradangan (MIS-C) antara lain, jantung, kulit, paru-paru, otak, ginjal, mata, dan sistem saluran cerna.
Sindrom inflamasi multisistem (MIS-C) ini dinilai sangat berbahaya dan berisiko menyebabkan kematian pada anak karena menyerang organ-organ tubuh yang vital.
2. Ciri-ciri anak yang mengalami MIS-C
Pexels/Ketut Subiyanto
Adapun ciri-ciri yang menandakan seorang anak mengalami sindrom inflamasi multisistem (MIS-C), yaitu:
demam
sakit perut,
muntah,
diare,
sakit leher,
ruam,
mata merah, dan
tubuh terasa sangat lelah.
Sebenarnya, setiap anak memiliki gejala yang berbeda. Namun, orangtua perlu waspada saat anak mengalami salah satu gejala di atas jika sebelumnya pernah terkonfirmasi Covid-19.
Selain itu, segeralah minta pertolongan ke tenaga medis apabila anak mengalami gejala darurat MIS-C, seperti:
kesulitan bernapas,
nyeri atau tekanan di dada yang tidak kunjung hilang,
kebingungan,
ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga,
kulit, bibir, atau bantalan kuku pucat, berwarna abu-abu, bahkan membiru, dan
sakit perut yang parah.
Editors' Pick
3. Kriteria anak yang dinyatakan mengalami MIS-C
Pexels/Gustavo Fring
Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan jika anak mama mengalami salah satu gejala MIS-C. Berikut kriteria anak yang dinyatakan mengalami MIS-C menurut dr. Adam Prabata dalam akun resmi media sosial Instagramnya:
demam lebih dari 24 jam,
adanya peningkatan penanda inflamasi,
disfungsi multi-organ (terjadi pada lebih dari 2 organ, mulai dari jantung, kulit, saluran cerna, ginjal, pernapasan, darah, dan/atau saraf),
hasil PCR atau tes antibodi positif Covid-19 atau kontak erat dengan pasien Covid-19 dalam waktu ±4 minggu sebelum gejala muncul,
tidak ada alternatif diagnosis yang meyakinkan.
dr. Adam menambahkan bahwa, mayoritas terjadinya MIS-C ialah pada 2–6 minggu setelah anak terinfeksi Covid-19.
4. Siapa saja yang berisiko mengalami MIS-C?
Pexels/Ketut Subiyanto
Sebuah studi oleh Rubens yang dipublikasikan pada tahun 2021 menyebutkan bahwa, mayoritas pasien yang mengalami MIS-C merupakan anak sekolah (usia 8 tahun).
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga dapat dialami oleh anak dengan seluruh usia hingga dewasa. Mulai dari usia 0–20 tahun, Ma.
Selain itu, perlu diketahui setiap orangtua bahwa sebanyak 66–73 persen anak yang mengalami MIS-C sebelumnya berada dalam keadaan sehat. Namun, risikonya menjadi lebih besar jika anak mengalami Covid-19.
5. Meski jarang, MIS-C bisa sebabkan kematian
Pexels/Pixabay
Diketahui bahwa MIS-C termasuk kasus yang jarang terjadi. MIS-C diperkirakan terjadi pada 0,14 persen anak yang terkena Covid-19.
Meski demikian, setiap orangtua perlu waspada karena MIS-C dapat menyebabkan kondisi kritis hingga berisiko kematian pada anak.
Menurut Ruben dalam studinya yang dipublikasi pada 2021, sebanyak 64–80 persen anak dengan MIS-C harus masuk ICU. Kemudian, sekitar 42–48 persen anak yang mengalami MIS-C memerlukan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, 13–30 persen anak yang dinyatakan MIS-C membutuhkan alat bantu pernapasan dan risiko kematian anak MIS-C ialah sebesar 2–4 persen.
Jadi, penting bagi Mama dan Papa untuk waspada. Deteksi dini dan penanganan segera mungkin sangat diperlukan agar MIS-C pada anak tidak berakhir fatal.
6. Pencegahan MIS-C pada anak-anak
Pexels/Gustavo Fring
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, MIS-C lebih banyak terjadi pada anak yang mengalami Covid-19. Jadi, langkah pencegahan yang bisa orangtua lakukan adalah melindungi anak dari paparan Covid-19.
Jelaskan dan ajarkan anak mama untuk selalu menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah selama pandemi. Dengan cara mengenakan masker medis atau masker kain 3 lapis, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Selain itu, hindari untuk melakukan kontak erat dengan orang lain yang sakit atau telah terkonfirmasi Covid-19. Jika tidak ada kepentingan mendesak, sebaiknya tetap #DiRumahAja.
Jangan lupa untuk menerapkan pola hidup sehat. Dengan memberikan anak asupan nutrisi bergizi seimbang dan rajin berolahraga secara rutin ya, Ma.