Berperan Penting, 4 Tokoh Perempuan di Balik Peristiwa Sumpah Pemuda
Yuk ketahui siapa saja tokoh perempuan penting di balik Sumpah Pemuda!
1 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap tahunnya, pada 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Di momen ini, 94 tahun yang lalu, pemuda-pemuda Indonesia sedang berkumpul dan mengikrarkan sebuah sumpah yang lahir dari hasil Kongres Pemuda II.
Ikrar tersebut dianggap begi penting sebab telah berhasil mempersatukan bangsa Indonesia yang mempunyai bermacam latar belakang dan budaya.
Akan tetapi, dari berbagai dokumentasi sejarah yang menceritakan ulang peristiwa bersejarah ini, jarang sekali yang menyorot keterlibatan beberapa tokoh perempuan di balik Sumpah Pemuda.
Lantas siapa saja mereka dan apa perannya?
Berikut Popmam.com telah merangkum dari berbagai sumber mengenai tokoh perempuan Sumpah Pemuda. Yuk disimak!
1. Siti Soendari
Siti Soendari merupakan adik bungsu dr. Soetomo. Beliau berasal dari kalangan Jawa elit dan berhasil menempuh pendidikan tinggi dengan gelar Meester in de Ritchen (Sarjana Hukum) di Universitas Leiden di Belanda pada tahun 1934.
Dahulu di masa itu, tidak mudah bagi perempuan untuk dapat mengenyam pendidikan yang tinggi. Bahkan, Siti adalah perempuan ke-2 yang berhasil mendapatkan gelar tersebut. Selain berhasil dalam pendidikan, Siti juga pernah menjabat sebagai direktur bank.
Dalam Kongres Pemuda II, Siti berpidato tentang rasa cinta Tanah Air. Siti menekankan bahwa rasa cinta tanah air harus ditanamkan pada perempuan sejak kecil, tidak hanya pada laki-laki saja.
Saat itu Siti berpidato dalam bahasa Belanda sehingga Muhammad Yamin, selaku Sekretaris Kongres Pemuda II, bertugas menerjemahkan pidato Siti.
Editors' Pick
2. Emma Poeradiredja
Emma Poeradiredja adalah tokoh perempuan yang menempuh pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Selama masa hidupnya, Emma aktif dalam berbagai organisasi yang bergerak di bidang perjuangan kemerdekaan Indonesia dan kesetaraan perempuan.
Beliau juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung dan anggota DPR/MPR Indonesia. Dalam Kongres Pemuda II, Emma yang menjabat sebagai Ketua Cabang Bandung Jong Islamieten Bond berpidato mengenai peran para perempuan agar terlihat tidak hanya dalam pembicaraan pergerakan namun juga dengan perbuatan.