Dalam mengasuh anak, kata-kata yang kita ucapkan sangat memengaruhi perkembangan mental dan rasa percaya diri mereka.
Tanpa disadari, beberapa ucapan yang sering diucapkan justru bisa membuat anak merasa down dan kehilangan kepercayaan diri.
Sebagai orangtua, penting untuk mengganti ucapan negatif dengan kalimat yang membangun.
Berikut 7 ucapan yang membuat anak tidak percaya diri dan bagaimana cara mengubahnya menjadi lebih positif, selengkapnya di Popmama.com.
1. “Emangnya kamu bisa?”
Freepik
Kalimat ini membuat anak merasa diragukan dan tidak berdaya. Sebagai gantinya, Mama bisa lmengatakan “Mama tahu kamu pasti bisa!”.
Ucapan ini memberikan kepercayaan pada anak bahwa orangtua yakin dengan kemampuannya.
Anak akan merasa didukung dan termotivasi untuk mencoba dan berusaha lebih baik.
2. “Tuh liat, dia aja bisa masa kamu nggak?”
Freepik/our-team
Membandingkan anak dengan orang lain dapat merusak kepercayaan dirinya.
Anak mungkin merasa kurang atau gagal jika dibandingkan dengan temannya.
Mulai ganti dengan menggunakan “Ayo coba dan latihan lagi.”
Dengan mengatakan ini, orangtua mengajak anak untuk fokus pada kemajuan dirinya sendiri dan menumbuhkan semangat untuk terus belajar dan berkembang tanpa harus merasa terbebani oleh pencapaian orang lain.
Editors' Pick
3. “Ini apa? Kok aneh?”
Pexels/RODNAE Productions
Ucapan ini dapat membuat anak merasa kreatifitasnya tidak dihargai. Mereka mungkin jadi ragu untuk berekspresi secara bebas.
Mulai gunakan kalimat “Wah ini unik! Coba ceritain kenapa kamu bikin ini.”
Dengan mengganti respon negatif menjadi positif dapat mendorong anak untuk berbagi alasan di balik hasil karyanya memperkuat rasa percaya diri mereka, menunjukkan bahwa ide dan kreativitas mereka dihargai.
4. “Kamu salah, harusnya kaya gini..”
Pexels/RODNAE Productions
Kritikan yang terlalu keras bisa membuat anak merasa gagal dan kehilangan motivasi. Mereka mungkin takut untuk mencoba lagi karena takut salah.
Mama bisa menggantinya dengan “Kamu sudah berusaha dengan baik, ayo perbaiki lagi.”
Berikan pujian terlebih dahulu atas usahanya, lalu ajak untuk memperbaiki kesalahan.
Dengan cara ini, anak belajar bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar, dan usahanya tetap dihargai.
5. “Sini sama mama aja, kamu belum bisa..”
Freepik/peoplecreations
Ucapan ini mungkin terdengar membantu, tetapi bisa mengurangi rasa kemandirian dan kepercayaan anak pada kemampuannya sendiri.
Mulai ganti dengan “Ayo kita kerjain sama-sama, Mama bisa bantu.”
Mendampingi anak dalam melakukan sesuatu akan membuat mereka merasa didukung, sekaligus memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang tanpa merasa tidak mampu.
6. “Jangan nangis, cuman gitu doang..”
Freepik/bearfotos
Mengabaikan perasaan anak dapat membuat mereka merasa emosinya tidak penting. Ini bisa mengakibatkan anak menutup diri atau kesulitan dalam mengelola emosi di kemudian hari.
Coba mengganti kalimat tersebut dengan “Kamu sedih ya? Yuk kita sama-sama cari jalan keluarnya.”
Dengan mengakui perasaan anak, mereka merasa dipahami dan didukung.
Ini juga mengajarkan anak bahwa tidak masalah untuk merasakan emosi, asalkan dapat menghadapinya dengan baik.
7. “Kenapa kamu salah terus?”
Freepik
Ucapan ini membuat anak merasa bahwa dia selalu gagal dan mungkin kehilangan kepercayaan diri untuk mencoba hal baru.
Mulai memberikan pengertian pada anak bahwa melakukan kesalahan itu wajar, seperti “Tidak apa-apa salah, namanya juga belajar. Lain kali usaha lebih baik lagi, ya.”
Ajarkan pada anak bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Dorongan seperti ini akan memotivasi anak untuk terus mencoba dan tidak takut membuat kesalahan lagi.
Mulai ganti ucapan yang membuat anak tidak percaya diri dengan kalimat yang lebih positif ya, Ma!