Dalam budaya Jawa, weton memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Weton merupakan perhitungan hari lahir berdasarkan kalender Jawa yang terdiri dari kombinasi hari dalam seminggu dan pasaran.
Weton adalah kombinasi antara hari dalam seminggu (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu) dengan lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon).
Setiap kombinasi hari dan pasaran memiliki makna tersendiri yang dipercaya mempengaruhi nasib, karakter, dan peruntungan seseorang.
Dalam tradisi Jawa, weton digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari menentukan hari baik untuk pernikahan hingga memahami sifat dan potensi anak-anak mereka.
Kepercayaan Mengenai Weton Anak Kedua
Freepik
Kepercayaan bahwa weton anak kedua lebih tinggi dari anak pertama berakar pada pandangan tradisional yang menganggap bahwa urutan kelahiran mempengaruhi rejeki dan keberuntungan seseorang.
Dalam konteks ini, "lebih tinggi" sering diartikan sebagai memiliki rejeki yang lebih baik, nasib yang lebih baik, atau kedudukan sosial yang lebih tinggi.
Kepercayaan ini mempengaruhi cara pandang orangtua dalam membesarkan anak-anak mereka dan harapan terhadap masa depan anak kedua.
Editors' Pick
Pengaruh Weton terhadap Hubungan Antar Saudara
Pexels/JessicaWest
Keyakinan ini juga mempengaruhi dinamika hubungan antar saudara dalam keluarga.
Orangtua yang percaya pada kepercayaan ini mungkin lebih memanjakan anak kedua atau memiliki harapan lebih tinggi terhadapnya.
Di sisi lain, anak pertama mungkin merasa kurang dihargai atau terbebani oleh ekspektasi yang berbeda.
Penting bagi orangtua untuk menjaga keseimbangan dalam perlakuan terhadap semua anak agar tidak terjadi kesenjangan emosional atau sosial.
Pandangan Spiritual dan Mistis
Freepik/Jcomp
Dalam tradisi Jawa, weton bukan hanya sekedar penanggalan, tetapi juga memiliki aspek spiritual dan mistis.
Banyak orang percaya bahwa weton dapat mempengaruhi aura, energi, dan vibrasi seseorang.
Anak kedua yang memiliki weton lebih tinggi dianggap membawa energi positif yang lebih besar, yang diyakini dapat menarik keberuntungan dan kesuksesan.
Keyakinan ini sering kali diperkuat oleh kisah-kisah dan pengalaman nyata dari masyarakat.
Weton dalam Kehidupan Sehari-hari
Unsplash/Kelly Sikkema
Pengaruh weton tidak hanya terbatas pada momen-momen penting seperti pernikahan atau kelahiran, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa keluarga masih melakukan ritual atau upacara tertentu yang berkaitan dengan weton anak-anak mereka untuk memastikan keberuntungan dan kesejahteraan.
Hal ini menunjukkan betapa mendalamnya keyakinan terhadap weton dalam budaya Jawa dan bagaimana tradisi ini tetap hidup hingga kini.
Perbandingan dengan Kepercayaan Lain
Freepik
Kepercayaan tentang urutan kelahiran dan pengaruhnya terhadap nasib juga ditemukan dalam budaya lain, meskipun dengan bentuk dan interpretasi yang berbeda.
Misalnya, dalam beberapa budaya Barat, anak tengah sering dianggap sebagai penyeimbang dalam keluarga, sementara anak bungsu dianggap lebih manja.
Meskipun berbeda, semua keyakinan ini mencerminkan pentingnya urutan kelahiran dalam pandangan masyarakat terhadap dinamika keluarga dan nasib individu.
Relevansi Kepercayaan Weton di Era Modern
Freepik
Di era modern, keyakinan tentang weton anak kedua lebih tinggi dari anak pertama mungkin tidak lagi sepopuler dulu, terutama di kalangan generasi muda yang lebih rasional dan skeptis terhadap tradisi mistis.
Namun, banyak juga yang masih menghormati dan menjaga tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya.
Penting untuk memahami bahwa kepercayaan ini adalah bagian dari identitas budaya yang kaya dan memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai kepercayaan weton anak kedua lebih tinggi dari anak pertama. Kira-kira Mama relate nggak?