7 Rekomendasi Animasi Anak yang Mengajarkan Toleransi
Mengenalkan toleransi pada anak lebih mudah lewat animasi
31 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kata “toleransi” tampak seperti sesuatu yang abstrak. Toleransi pun sering dipandang satu arah, yaitu sikap saling menghargai atau menghormati antar individu.
Toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang artinya sabar atau menahan diri.
Dalam kehidupan sehari-hari kita harus terbiasa dengan perbedaan. Bukan hanya masalah perbedaan agama atau suku bangsa, tetapi perbedaan-perbedaan kecil di dalam keluarga. Keluarga mana yang tidak diwarnai beda pendapat, minat, selera makan, dan kebiasaan khas? Bahkan anak kembar sekali pun, punya perbedaan, lho! Tidak ada orang yang sama dan serupa di dunia ini.
Begitu anak berinteraksi dengan lingkungan, seperti sekolah dan sekitar rumah, lebih banyak lagi perbedaan yang akan ia temui. Maka, Mama harus bisa menyiapkan anak bahwa setiap orang itu terlahir berbeda.
Dengan mengajarkan sikap toleransi, anak lebih mengerti tentang keberagaman, membentuk sikap berprasangka baik, dan berempati pada orang lain. Nah, selain membacakan anak buku cerita bertema toleransi, film juga bisa dipakai sebagai sarana belajar.
Berikut 7 film tentang toleransi rekomendasi Popmama.com. Yuk, nonton bareng anak mama.
1. How to Train Your Dragon
Film animasi karya DreamWorks ini mengisahkan Hiccup, seorang pemuda pemberani yang melatih naga kecil bernama Toothless. Mereka berdua melawan naga-naga jahat. FIlm yang sudah mencapai seri kedua ini sangat heroik dan menarik.
Nah, di film pertama, diceritakan bahwa Hiccup kehilangan salah satu kakinya usai bertarung mati-matian menghadapi para naga. Namun Hiccup harus melanjutkan hidup dan menerima keterbatasan yang dimilikinya. Di sinilah anak belajar mengenai pentingnya menghargai diri sendiri dan menyadari perbedaan diri dengan orang lain sehingga bisa menghargai apa yang berbeda pada orang lain.
Di sisi lain, persahabatan Hiccup dan Toothless menjadi contoh bagi anak sebagai pelajar menyayangi sesama makhluk hidup. Begitu pula dengan persahabatan Hiccup dan teman-temannya yang memiliki perbedaan satu sama lain.
2. Zootopia
Dari judulnya saja Mama sudah tahu banyak karakter binatang yang hadir dalam animasi Zootopia. Meski cukup kompleks, banyak pesan dari animasi besutan Disney yang bisa dipelajari anak, termasuk soal toleransi.
Judy, si polisi kelinci, kerap menerima perlakuan diskriminatif dari rekan-rekannya di kepolisian hanya karena ia bertubuh kecil. Belum lagi ujaran berbau rasisme yang secara nggak sadar sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Mama bisa menyampaikan pada anak bagaimana perbedaan hadir di dunia yang luas ini. Perbedaan menghasilkan keberagaman yang harus dirangkul, bukan dihilangkan. Itulah yang membuat dunia lebih indah dan menakjubkan.
Editors' Pick
3. Big Hero 6
Tema toleransi mengenai perbedaan warna kulit menjadi payung dalam film animasi layar lebar Big Hero 6. Hiro mengalami depresi usai ditinggal oleh Tadashi. Lalu, ia mencoba mengobati rasa kehilangan itu dengan berbagai usaha.
Hiro juga bersahabat dengan teman-temannya yang berasal dari berbagai latar belakang berbeda. Ada GoGo yang keturunan Korea, Honey Lemon seorang Hispanik, Wasabi berkulit hitam, dan Fred berkulit putih. Kehadiran Baymax, robot lucu menggemaskan, membantu Hiro selama memulihkan diri dari kesulitan dalam hidupnya. Semuanya berpadu dalam jalinan cerita menarik yang kaya akan pesan moral untuk anak.
4. Monsters, Inc.
Monsters, Inc. memang film animasi Disney Pixar “jadul”, tetapi Mama tetap bisa memperkenalkannya pada si Kecil. Ingat dengan sosok Sulley, monster berbulu biru yang hobi menakuti anak-anak di dunia manusia? Atau Mike, si monster hijau bermata satu yang jadi partner in crime Sulley?
Namun, situasi berubah genting ketika Boo, seorang anak perempuan tersesat di Monstropolis. Di sinilah sebuah pesan penting disampaikan bahwa sosok yang terlihat menakutkan dan asing justru bisa menjadi teman terbaik kita.
Mama bisa menanamkan anak sikap tidak menilai seseorang dari penampilan semata. Dorong anak untuk berlaku baik pada siapapun dan berteman tanpa melihat suku, agama, ras, atau kelas sosial.
5. Upin dan Ipin
Keseharian Upin dan Ipin sebetulnya sudah mencerminkan kerukunan hidup meski mereka berbeda satu sama lain. Lihat saja teman-teman Upin dan Ipin. Ada Jarjit orang India, Mei Mei asli China, atau Susanti dari Indonesia. Jangan lupa Uncle Muthu yang asli India dan Uncle Ah Tong yang keturunan China seperti Mei Mei.
Pada serial TV episode Bulan Hantu tentang Opera China, Upin dan Ipin dibuat terpesona dengan seni pertunjukan China yang meriah. Uncle Ah Tong ternyata turut berperan dalam pertunjukan tersebut. Dalam episode tersebut juga diperkenalkan berbagai tradisi China, seperti menaruh buah-buahan dan dupa sebagai persembahan pada arwah leluhur. Beberapa kali Mei Mei tampak menjelaskan tradisi yang selalu ia lakukan bersama keluarga pada teman-temannya.
6. Sesame Street
Keberagaman menjadi pesan yang selalu diangkat oleh Sesame Street. Selama 48 tahun sejak kemunculannya, sudah banyak momen mengenai keberagaman yang ditayangkan oleh tayangan edukatif ini.
Beberapa di antaranya yang bisa Mama saksikan kembali melalui kanal YouTube adalah:
- Saat seorang anak perempuan yang mengidap osteogenesis imperfecta menggunakan sebuah kursi roda.
- Kehadiran anak laki-laki dengan down syndrome yang belajar berhitung dan mengeja bersama Ernie dan teman-teman.
- Tentang menerima keunikan diri sendiri, seperti rambut keriting dalam episode 'I Love My Hair’.
- Munculnya Julia, karakter Sesame Street yang memiliki autisme.
7. Nussa dan Rara
Serial animasi buatan Indonesia hasil kolaborasi The Little Giantz dan 4 Stripe Production ini sukses merebut perhatian anak lewat kanal YouTube Nussa Official. Cerita kehidupan sehari-hari anak Indonesia ini dibungkus dengan nuansa islami.
Kakak beradik Nussa dan Rara menjadi tokoh utamanya. Kisah mereka banyak bertutur seputar nilai-nilai Islam yang universal, seperti senyum itu sedekah, amalan sebelum tidur, sampai keseruan Nussa membonceng Rara.
Hal yang membuat Nussa dan Rara berbeda adalah tokoh Nussa hadir sebagai anak dengan keterbatasan. Ia memakai kaki palsu pada kaki kirinya. Namun, hampir semua cerita keduanya tidak berfokus pada kondisi Nussa yang berbeda. Ide ini mengirimkan pesan bahwa Nussa juga berperilaku serupa anak-anak seusianya.
Anak bisa belajar bahwa teman mereka yang mempunyai disabilitas seperti Nussa harus diperlakukan sama, tidak dibeda-bedakan, atau dikasihani. Sikap demikian justru lebih bijak dan menunjukkan upaya menghargai serta menerima perbedaan sebenarnya.
Bagaimana, Ma? Memperkenalkan toleransi ternyata tidak begitu sulit dengan adanya film layar lebar, serial televisi, atau serial YouTube. Apalagi, banyak kejadian yang justru bersumber dari keseharian kita sendiri. Yuk, ajak anak menonton tayangan animasi tersebut selama liburan, supaya mereka lebih mampu menghargai perbedaan dan keberagaman di sekitarnya.
Yuk, Ma! Bersama-sama kita bangun Indonesia yang lebih baik mulai dari rumah sendiri.