Kapan ya, Waktu yang Tepat untuk Anak Tidur di Kamar Sendiri?
Cari tahu kapan waktu tepat melatih anak tidur di kamar sendiri
19 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidur bersama anak sejak ia lahir alias co-sleeping memang membuat segalanya lebih mudah. Mama nggak perlu khawatir saat ia ketakutan karena mimpi buruk. Anak juga senang bisa tidur kelonan dengan Mama setiap malam. Saat ia ingin ke kamar mandi, Mama bisa segera membantunya.
Plus, tentu saja, tidur bersama berarti hemat listrik karena AC atau kipas angin tidak perlu menyala bersama-sama sepanjang malam. Intinya, tidur bersama anak dalam satu kamar membuat Mama bebas dari rasa khawatir yang tidak perlu!
Masalahnya, sampai kapan hal ini bisa dilakukan?
Apalagi, seiring pertambahan usia si Anak, ia juga mulai butuh ruang pribadi. Sulit membayangkan kamar Mama dipenuhi juga dengan barang-barang anak, sementara jumlah barang Mama dan Papa juga tak kalah banyak.
Belum lagi tubuh anak semakin tinggi. Polahnya saat tidur kerap membuat Mama bingung harus tidur di sisi mana. Plus, kapan dong Papa Mama punya waktu berduaan jika sepanjang hari, termasuk saat tidur, selalu bersama anak-anak?
Waktu Tepat Si Kecil Tidur Sendiri
Para psikolog mempunyai pendapat berbeda terkait kapan waktu tepat untuk anak tidur sendiri. Faktor budaya juga turut berperan dalam menentukan soal ini.
Mama tentu pernah mendengar bagaimana orang tua di Eropa dan Amerika sudah “membiasakan” anak tidur di kamar terpisah sejak bayi. Sebaliknya, membuat anak tidur terpisah sejak kecil tidak lazim dilakukan di sebagian besar negara Asia, termasuk Indonesia.
Faktor berikutnya adalah pola pengasuhan yang Mama terapkan di rumah. Bagi banyak keluarga, tidak masalah melatih anak tidur sendiri di kamarnya, dan membiarkan mereka mendatangi orang tua di pagi hari untuk sekadar berpelukan atau kruntelan bersama.
Sementara, jika Mama menganut Attachment Parenting, membiarkan anak tidur bersama hingga usia sekolah dasar boleh jadi hal yang wajar. Namun, cepat atau lambat, anak harus pindah ke kamarnya sendiri.
Beberapa tanda yang bisa Mama amati untuk mengetahui kapan si Anak siap tidur sendiri adalah:
- Sudah lulus toilet training dan tidak mengompol. Ia bisa bangun sendiri jika terasa ingin buang air kecil saat tengah malam.
- Anak bisa tidur sendiri tanpa harus ditunggui sampai terlelap. Membiasakan ritual sebelum tidur jelas boleh, seperti membaca buku cerita. Namun, Mama tidak perlu lagi menunggui si Anak lelap tertidur karena begitu ia tahu ia mengantuk, ia akan tertidur sendiri.
- Anak sudah bisa mengurus dirinya sendiri dengan cukup baik. Misalnya, mandi, berpakaian, tidur, dan makan minum.
- Anak mulai mampu mengatasi masalahnya sendiri, termasuk menenangkan diri. Ada kalanya ia tidur dan terganggu oleh mimpi buruk atau suara aneh. Jika ia bisa mengatasi kecemasan atas hal-hal tersebut, tanpa dibantu Mama, berarti sudah waktunya si Anak tidur sendiri.
Melihat tanda-tanda di atas, Mama bisa menyimpulkan bahwa waktu tepat anak tidur sendiri adalah ketika ia mulai bersekolah, sekitar 5-7 tahun. Namun, patokan usia ini tidak mutlak ya, Ma. Bisa bergantung pada karakter anak, pola pengasuhan di rumah, dan kesiapan anak sendiri.
Agar Anak Mau Tidur Sendiri
Hal terpenting adalah Mama jangan memaksa anak untuk menyuruhnya tidur sendiri. Lakukan secara perlahan agar ia tidak merasa “disisihkan”. Alih-alih, Mama bisa mendorong anak untuk mau tidur sendiri dengan menjelaskan keuntungan apa saja yang akan ia nikmati.
Untuk itu, Mama bisa melakukan hal ini.