Lirik Lagu “Hymne Guru” Serta Makna Dan Sejarahnya
Meski hanya sesekali didengar, lagu “Hymne Guru” juga termasuk salah satu lagu nasional.
31 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat memperingati hari guru tiap tanggal 25 November, tak jarang sekolah memutarkan lagu “Hymne Guru” hingga menugaskan tiap muridnya untuk menghapal lagu ini.
Meski hanya sesekali didengar, lagu “Hymne Guru” juga termasuk salah satu lagu nasional yang juga perlu diketahui dan memiliki sejarah tersendiri.
Di bawah ini Popmama.com sudah merangkum lirik lagu “Hymne Guru” serta makna dan sejarahnya untuk menjadi pengetahuan anak Mama. Yuk disimak!
Editors' Pick
1. Lirik lagu “Hymne Guru”
Terpujilah
Wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir
Di dalam hatiku
Sebagai prasasti terimakasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
2. Makna lagu “Hymne Guru”
Lagu “Hymne Guru” menggambarkan pentingnya peran guru dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa.
Dalam lagu ini terdapat lirik seperti “Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa”.
Lirik tersebut menggambarkan seorang guru adalah penerang bagi muridnya yang haus akan pengetahuan dan penuh ketidaktahuan. Gurulah yang mengantarkan, mengarahkan, dan memberi pandangan sampai kita tahu mau kemana kita akan melanjutkan perjalanan.
Lirik “Terpujilah, wahai engkau bapak ibu guru” dapat dimaknai sebagai seorang guru tidak hanya sebagai pengantar ilmu pengetahuan saja, melainkan sebagai pendidik bagi murid-muridnya sehingga mereka dapat berlabuh menjadi pribadi yang bermoral.
Selain itu, lagu ini juga mengenang apa yang telah guru kita kenang dalam membantu langkah yang kita ambil, seperti dalam lirik “Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku.”
Petuah-petuah yang telah mereka berikan, mampu menuntun kita dalam menggapai potongan-potongan mimpi yang kita miliki. Meskipun telah berpisah jauh dengan guru-guru kita, mereka akan selalu hidup dalam sanubari kita.
Pada akhirnya, jasa guru tidak dapat diukur, seperti pada lirik “Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku, sebagai prasasti terimakasihku tuk pengabdianmu.”
Ini karena guru adalah salah satu bentuk pahlawan bangsa yang tidak mengambil senjata ataupun ikut perang, namun menyebarkan ilmu kepada muridnya. Dengan begitu, guru juga dikatakan sebagai “tanpa tanda jasa.”