Penyebab dan Jenis-jenis Penyakit Autoimun pada Anak
Seberapa bahaya ya penyakit-penyakit autoimun ini?
7 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seringkali berbagai jenis penyakit yang tak biasa menyerang anak-anak, beberapa di antaranya termasuk ke dalam kategori penyakit autoimun yang langka dan berbahaya.
Penyakit autoimun bisa dikatakan sebagai suatu kondisi di mana sistem kekebalan atau imun dalam tubuh bekerja dengan keliru. Bukannya menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh, ia justru menyerang sel dan jaringan sehat dalam tubuh itu sendiri.
Akibatnya, tubuh pun jadi mengalami gangguan yang berbahaya. Yuk kenali lebih jauh tentang penyakit autoimun, seperti telah Popmama.com rangkum informasinya berikut ini.
1. Apakah itu penyakit autoimun?
Dilansir Mom Junction, penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat dalam tubuh. Imun mengira sel dan jaringan sehat tersebut adalah antigen atau benda asing.
Gangguan autoimun dapat menyebabkan cukup banyak jenis penyakit, meskipun tidak semuanya umum terjadi pada anak-anak.
Penyakit autoimun terbagi dalam dua kategori: lokal dan sistemik. Penyakit autoimun lokal memengaruhi organ tertentu seperti hati, tiroid, dan kelenjar adrenal. Sementara penyakit autoimun sistemik menyebar ke berbagai organ, mulai dari kulit, ginjal, hingga jantung.
Gangguan tersebut dapat memengaruhi bagian mana pun dari tubuh anak, termasuk pembuluh darah, jaringan ikat, kelenjar endokrin, sendi, otot, dan sel darah merah.
Editors' Pick
2. Macam-macam penyakit autoimun pada anak
Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa organ dapat dipengaruhi oleh gangguan autoimun. Sebagian besar adalah penyakit autoimun yang langka. Nah, beberapa macam penyakit autoimun pada anak di antaranya:
- Penyakit Addison
Penyakit Addison disebut juga sebagai insufisiensi adrenal pediatrik, di mana ketika kelenjar adrenal tidak menghasilkan jumlah yang cukup dari hormon steroid: kortisol dan aldosteron. Kortisol memengaruhi metabolisme dan sistem kekebalan tubuh, sementara aldosteron mengelola kadar natrium dan kalium.
- Penyakit Kawasaki
Penyakit langka ini terjadi ketika ada peradangan otot-otot di tubuh, terutama pembuluh koroner di jantung. Gejalanya dimulai dengan demam dan berlanjut selama sekitar lima hari. Anak-anak berusia di bawah lima tahun rentan mengalami penyakit autoimun ini.
- Lupus
Systemic lupus erythematosus atau lupus terjadi dalam banyak bentuk dan merusak sendi, kulit, ginjal, jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan otak di antara organ-organ lainnya. Penyakit ini jarang terjadi pada anak di bawah lima tahun, tetapi 15 persen dari mereka yang terkena gangguan ini usianya lebih muda dari 18 tahun.
- Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit kronis di mana pankreas berhenti memproduksi hormon insulin. Penyakit ini dapat berkembang pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.
3. Penyebab penyakit autoimun
Penyakit autoimun adalah kondisi idiopatik, yang berarti bahwa penyebabnya tidak diketahui. Namun, berdasarkan pada beberapa sifat umum, para peneliti percaya bahwa penyakit ini muncul akibat kombinasi beberapa faktor seperti:
- Keturunan
Masalah autoimun bisa diturunkan ke anak dari orangtuanya. Selain itu, apabila seorang perempuan mengalami gangguan autoimun saat hamil, antibodinya bisa tertular pada janin.
- Faktor genetik
Pada tahun 2013, para ilmuwan dari National Institutes of Health (NIH) dan National Cancer Institute (NCI) di AS menemukan bahwa kelainan pada gen yang disebut Bach2 dapat menyebabkan penyakit autoimun.
- Efek hormonal
Para ahli medis berasumsi bahwa hormon dalam tubuh kita memiliki pengaruh terhadap gangguan autoimun. Hormon bisa membuat sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan cara yang merusak tubuh itu sendiri.
- Faktor lingkungan
Gangguan autoimun umumnya tetap tidak aktif sampai beberapa elemen eksternal, seperti sinar matahari, virus, obat, atau radiasi memicu ‘bangunnya’ mereka. Misalnya, virus dapat masuk ke dalam tubuh dan mengubah sel, yang bisa membuat sistem kekebalan menyerang tubuh.
4. Gejala penyakit autoimun pada anak
Ada banyak tanda dan gejala dari penyakit autoimun, sebab target penyakit bukan hanya satu tetapi beberapa organ. Tidak ada gejala khusus yang dapat dikaitkan dengan gangguan autoimun, Ma.
Namun demikian, ada tanda-tanda umum yang perlu diwaspadai. Di antaranya termasuk infeksi dan radang organ dalam, hilang nafsu makan, diare, demam, anemia, nyeri sendi, infeksi telinga, ruam, dan penurunan berat badan.
Semua gejala di atas tergolong tidak spesifik, dalam arti seringkali bukan hanya karena akibat gangguan autoimun tetapi bisa menjadi masalah kesehatan sementara yang sederhana.
Tetapi jika si Kecil sering mengalami kondisi-kondisi tersebut, maka bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan. Dalam kasus seperti itu, segera cek ke dokter untuk analisis dan diagnosis lebih lanjut.
5. Perawatan dan pengobatan penyakit autoimun pada anak
Pengobatan terhadap penyakit dan gangguan autoimun pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi gejala, mengendalikan kerusakan yang dilakukan oleh autoimunitas, dan mempertahankan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.
Terapi yang diberikan oleh dokter pun bisa berbeda-beda, bergantung pada kondisi tubuh anak dan jenis penyakit yang dialami.
Beberapa contoh pengobatan medis yang umumnya dilakukan untuk mengatasi penyakit autoimun pada anak misalnya:
- Pemberian suplemen
Suplemen seringkali dibutuhkan untuk mengisi kembali asupan vitamin, hormon (seperti tiroid), atau insulin dalam tubuh anak.
- Transfusi darah
Dalam kasus kelainan tertentu, misalnya pada organ hati atau ginjal, anak mungkin akan memerlukan transfusi darah karena tubuh memproduksi lebih sedikit darah atau lebih sedikit trombosit.
- Terapi fisik
Penyakit yang berhubungan dengan tulang, sendi, atau otot juga memerlukan terapi fisik untuk membuat bagian tubuh tersebut bergerak dengan mudah dan memperkuat otot.
- Obat antiinflamasi nonsteroid
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) atau obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen dan naproxen, membantu mengatasi pembengkakkan, nyeri, dan kekakuan. Obat jenis ini juga mampu menekan nyeri radang yang disebabkan karena beberapa penyakit seperti rheumatoid arthritis.
- Pembedahan
Dalam kasus rumit tertentu misalnya artritis idiopatik atau obstruksi usus pada penyakit Crohn, dokter mungkin juga akan merekomendasikan tindakan pembedahan.
Demikian informasi tentang penyakit autoimun pada anak. Ingat ya, Ma. Kenali tanda dan gejalanya, serta jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika ragu.