Stunting pada Anak dan Efeknya Terhadap Pertumbuhan Otak dan Fisik
Kenali gejala stunting dan bagaimana cara mencegahnya ya, Ma!
26 September 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stunting belakangan ini tengah menjadi isu utama yang ramai diperbincangankan oleh para orangtua. Ya, berdasarkan data dari WHO, Indonesia menempati posisi kelima dengan kasus stunting yang terjadi pada bayi dan anak-anak.
Apa itu stunting? Stunting adalah masalah gizi kronis yang diakibatkan kurangnya nutrisi penting dalam tubuh, seperti lemak, protein dan karbohidrat dalam jangka waktu yang lama. Hal ini berdampak serius bagi bayi dan anak-anak karena mampu menghambat pertumbuhan fisik dan otaknya.
Stunting bisa dialami oleh siapa saja, terutama pada bayi dan anak-anak. Bahkan, anak diatas usia 2 tahun yang mengalami stunting bisa jadi tidak mampu mengejar pertumbuhannya yang hilang dan berisiko menghambat kemampuan belajar dan kognitifnya.
1. Penyebab stunting
Dilansir dari situs Adoption Nutrition, berkembangnya stunting dalam periode yang panjang disebabkan oleh sejumlah faktor berikut ini :
- Kekurangan gizi dalam waktu yang lama,
- keterbelakangan pertumbuhan intrauterine,
- kurangnya asupan protein dalam proporsi total asupan kalori,
- adanya perubahan hormon yang dipicu oleh stres,
- sering mengalami infeksi saat dibawah usia 2 tahun,
- bawaan dari lahir. Sekitar 20% kasus stunting yang terjadi pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh Mama yang kekurangan nutrisi saat hamil.
Editors' Pick
2. Gejala stunting
Mama bisa mendeteksi apakah anak Mama menderita stunting dengan memperhatikan gejala-gejala berikut ini :
- Proporsi tubuh anak tidak normal. Artinya, anak Mama terlihat lebih kecil atau pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya.
- Berat badan anak tergolong rendah. Pada anak dibawah 5 tahun, Mama bisa menggunakan acuan untuk mengukur berat dan tinggi badan anak yang dikeluarkan oleh WHO
- Pertumbuhan tulang tertunda. Akibatnya, anak mama terlihat pendek dibandingkan anak lain seusianya.
3. Efek stunting bagi pertumbuhan anak
Salah satu efek terburuk dari stunting pada anak-anak adalah terhambatnya perkembangan otak, kognitif dan bahkan menimbulkan sejumlah penyakit kronis seperti diabetes dan kanker di kemudian hari.
Jika tidak segera ditanggulangi, efek stunting bisa bersifat permanen. Akibat kekurangan gizi, anak menjadi apatis dan membatasi energi untuk tumbuh, bermain dan belajar.
4. Cegah stunting sejak dini
Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua tahun pertama usia anak. Sebab, stunting yang terjadi pada usia awal kehidupan anak bisa menimbulkan masalah kesehatan, kognitif dan fungsional anak di kemudian hari.
Agar terhindar dari stunting, pastikan Mama memperhatikan jenis makanan dan pola makan yang seimbang sejak Mama masih mengandung. Setelah anak Mama mulai MPASI, terapkan pola makan sehat dengan menu makanan seumbang dan bernutrisi tinggi.