7 Cara Mengembangkan Karakter Sesuai Kepribadian si Kecil
Karakter yang baik perlu dikembangkan tanpa menghilangkan kepribadian masing-masing anak
19 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendidik anak merupakan perjalanan panjang. Tentunya semua orangtua ingin memiliki anak dengan karakter yang baik.
Tidak jarang banyak orangtua yang terlalu memaksakan kehendaknya agar sang anak kelak dapat melanjutkan apa yang telah dirintis, maupun mengikuti profesi yang sama dengan orangtuanya. Padahal setiap anak itu istimewa dan memiliki bakat yang berbeda-beda, yang bisa jadi tidak sama dengan orangtuanya.
Karakter yang baik perlu dilatih dan dibangun tanpa menghilangkan karakteristik dasar setiap anak.
Karena setiap anak itu unik maka terkadang perlakuan atau cara mendidiknya dapat berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Berikut ini 7 tips mengembangkan karakter si Kecil versi Popmama.com yang dapat Mama terapkan:
1. Luangkan waktu bersama anak
Meluangkan waktu bersama anak selain akan menciptakan kedekatan emosional antara anak dan orangtua, juga mampu menjadi waktu bagi Mama melihat dan memperhatikan karakteristik dasar si Kecil.
Biasanya buruknya karakter anak tidak hanya karena faktor lingkungan tetapi juga karena orangtua yang kurang memberi waktu untuk buah hatinya. Oleh karena itu sesibuk apapun Mama dan Papa di kantor tetap luangkan waktu yang berkualitas bersama si Kecil terutama jika waktu libur tiba.
Di dunia ini ada 3 tipe kepribadian manusia yaitu extrovert, introvert, dan ambivert.
Anak yang extrovert biasanya sangat aktif dan senang bersosialisasi dengan orang lain serta mudah menyesuaikan diri di lingkungan baru. Bertolak belakang dengan anak introvert yang cenderung pemalu dan pendiam serta senang menyediri.
Sementara ambivert merupakan kombinasi dari kedua tipe sebelumnya dimana anak pandai bersosialisasi namun juga membutuhkan waktu untuk menyendiri.
Manakah yang termasuk tipe kepribadian si Kecil?
Bila Mama sering meluangkan waktu bersama pasti tidak sulit menjawab pertanyaan ini.
2. Bebaskan anak menjadi diri sendiri
Karakter yang baik dapat dibangun dan diajarkan pada anak tanpa menghilangkan karakteristik pribadinya. Bebaskan anak untuk menjadi diri sendiri namun tetap arahkan kearah kebaikan.
Bagi Mama dengan anak introvert, Mama dapat mengajaknya berkunjung ke rumah saudara yang memiliki anak seusia dengannya. Awali proses bersosialisasi dari keluarga dan kerabat terdekat. Bila anak sudah mulai merasa nyaman, riang dan tidak canggung maka Mama dapat memulai proses sosialisasi ke lingkungan yang lebih luas.
Sementara bagi Mama dengan anak ekstrovert ajarkan ia waktu untuk beristirahat dan tidak bermain seharian penuh. Ingatkan pula untuk berhati-hati pada orang asing dan jangan menerima apapun dari orang yang belum dikenal tersebut.
Editors' Pick
3. Bangun karakter positif tanpa memaksa
Membangun karakter positif merupakan proses panjang yang melelahkan.
Jangan pernah berpikir bahwa semua akan berlangsung secara cepat dan instan.
Jangan terlalu memaksakan kehendak Mama dan menuntut anak menyesuaikan ritmenya dengan target Mama. Ingatlah bahwa setiap anak memiliki karakteristik pribadinya sendiri yang unik dan melekat dalam diri.
Seorang anak introvert tetap butuh waktu menyendiri dan terbebas dari kumpulan banyak orang. Sementara anak ekstrovert lebih aktif berkegiatan dan menjalin pertemanan, dan anak ambivert mungkin yang paling mudah Mama arahkan karena merupakan tipe kombinasi ekstrovert dan introvert.
4. Menjadi contoh bagi si Kecil
Tidak hanya anak, orang dewasa termasuk Mama pun memiliki tipe karakter sendiri. Mama dapat mengidentifikasi mana karakter dasar Mama.
Untuk mengajarkan dan membangun sifat positif dalam diri si Kecil tentunya harus dibarengi oleh contoh nyata. Mama harus dapat menjadi contoh yang baik bagi anak sebagai standar acuannya dalam bersikap dan merespon segala hal dalam kehidupannya.
Mama dapat menjelaskan pada anak bahwa sekalipun seorang introvert dapat memiliki banyak teman dan berhasil dalam bidang yang digemarinya.
Begitupun dengan anak ekstrovert dapat memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan keluarga dengan cara mengendalikan keinginan untuk hadir dalam setiap kegiatan sosial.
Apabila Mama dan Papa terbiasa mencontohkan perilaku yang baik sehari-hari di depan anak, maka ia akan menjadikan perilaku baik tersebut sebagai pedoman dan standar yang akan ia ikuti dan terapkan dalam kehidupannya.
5. Pendidikan agama sejak dini
Pendidikan agama perlu dilakukan sejak dini.
Hal ini bermanfaat untuk memudahkan Mama dalam mendidik anak nantinya.
Apabila sejak kecil ia sudah diajarkan ilmu dan norma-norma agama, maka hal tersebut akan melekat dalam perilaku sehari-hari. Dengan mengenal Tuhan maka anak akan mencerminkan perilaku yang baik dan menghindari perbuatan yang tidak terpuji.
6. Memahami perasaan anak
Sebagai orangtua, terlebih seorang Mama, sudah seharusnya memiliki kedekatan batin dengan buah hati.
Mama harus dapat menyentuh dan memahami perasaan anak.
Dengan kasih sayang tulus dan keinginan untuk memahami apa yang anak rasakan maka akan lebih mudah dalam mendidik dan mengarahkan si Kecil.
Jika anak terlihat sedih sepulang bermain dengan temannya, tanyakan apa yang membuatnya demikian.
Apabila ada permasalahan antara anak dan temannya, berilah nasehat apa yang harus dilakukan untuk berdamai dan saling memaafkan. Dengan begitu anak akan merasa bahwa Mama perhatian dengannya.
7. Jangan lupa beri apresiasi
Jangan lupa untuk memberi apresiasi bagi si Kecil yang sudah berani keluar dari zona nyamannya. Mama dapat memberi pujian maupun hadiah kecil untuknya.
Ajarkan pada anak untuk berani mencoba, tidak takut tampil di depan umum dan berprestasi dalam setiap peluang yang ada.
Galilah minat dan bakat si Kecil, bidang apa yang ia sukai. Sehingga akan lebih mudah memandunya untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuatu yang baru.
Nah, itulah 7 tips mengembangkan karakter si Kecil tanpa perlu terlalu keras memaksanya.
Setiap anak itu unik dan spesial serta tidak sama antara yang satu dengan yang lain.
Semoga Mama dapat membiarkan anak belajar secara perlahan sesuai usianya tanpa menghilangkan karakteristik dasarnya.
Baca juga:
- Orangtua Harus Mengetahui Tanda Anak Memiliki Sifat Keras Kepala
- Kenali Cara Mendidik Anak Usia 5 Tahun agar Memiliki Kepribadian Baik
- Dari Mainan Favoritnya, Mama Bisa Menebak Kepribadian si Kecil, Lho