Anak 6 Tahun Dicabuli Lelaki SMP di Bengkulu, Pelaku Lakukan Dua Kali
Kekerasan anak terulang, kini menimpa anak 6 tahun di Bengkulu tepat di samping kandang kambing
6 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kekerasan terhadap anak di bawah umur kembali terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Kejahatan kepada si Kecil ini tidak hanya berupa fisik saja. Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak, ada lima bentuk kekerasan kepada anak. Jenis-jenis kekerasan tersebut antara lain kekerasan fisik, emosional (psikis), seksual, penelantaran, dan eksploitasi.
Misalnya saja kejahatan anak yang sedang marak terjadi adalah masalah penculikan anak. Mulai dari kasus Malika di Sawah Besar, Jakarta Pusat, hingga penculikan anak umur 4 tahun di Cilegon yang diiming-imingi es krim. Terbaru adalah kasus kekerasan seksual yang menimpa anak di Bengkulu.
Mirisnya, terduga pelaku dan korban sama-sama masih di bawah umur. Korban berusia enam tahun sementara terduga pelaku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Popmama.com sampaikan ulasan anak 6 tahun dicabuli lelaki SMP di Bengkulu.
Editors' Pick
Pelaku Eksekusi Korban Sebanyak Dua Kali di Samping Kandang Kambing
Peristiwa naas yang terjadi pada anak usia enam tahun ini bermula ketika ia sedang bermain di pondok bersama teman-temannya di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Saat korban sedang asyik bermain, pelaku tiba-tiba memanggilnya lalu mengajak ke samping kandang kambing.
Sesampainya di sana, terduga pelaku kemudian menyuruh korban untuk membuka celana. Dengan polosnya anak 6 tahun itu membuka celana dan pelaku yang berumur 13 tahun ini melancarkan aksi cabul. Aksi pencabulan nya adalah pelaku memasukan jari ke bagian kemaluan si Korban.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata perbuatan asusila ini bukan pertama kalinya. Pelaku sudah melakukannya sebanyak dua kali di tempat yang sama tetapi hari dan waktunya berbeda.
Orangtua Korban Membawa Rumah Sakit guna Memastikan Cerita dari Rekan si Anak
Kronologi tragedi pencabulan tersebut diketahui setelah teman korban menceritakan kepada ibu korban. Orangtua pun bertanya kepada korban untuk memastikan cerita tersebut benar atau hanya bualan saja. Tak disangka, saat ditanya korban langsung menangis.
Reaksi tangisan tersebut sudah memberi pertanda cukup jelas. Tak mau percaya hanya sampai di situ, orangtua korban membawa anaknya ke poli kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Lebong, Bengkulu, guna mencari tahu kebenarannya melalui jalur medis.
Hasil pemeriksaan dokter mengungkapkan bahwa terdapat luka robek di bagian selaput dara korban. Dari rekam medis ini orangtua korban pun tidak bisa berkutik lagi. Mereka pun melaporkan kejadian asusila yang menimpa anaknya kepada pihak berwajib.