6 Kegiatan yang perlu Papa Lakukan Bersama Anak, Ini Kata Psikolog
Supaya Papa bisa mempunyai hubungan yang akrab dengan si Kecil bisa melakukan cara berikut ini
4 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah menjadi rahasia umum bahwa orangtua merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi si Kecil, terutama sang Mama. Mama jadi orang yang paling dekat dengan anak bahkan sejak dalam kandungan. Alasan lainnya karena Mama yang lebih dominan dalam mengurus dan merawat anak dibandingkan sang Suami.
Meskipun begitu, peran Papa sebagai ‘guru’ di rumah bagi si Kecil juga sama penting dan sama besarnya. Dari lingkungan rumah inilah anak mulai mengetahui hal-hal dasar tentang kehidupan. Sayangnya, beberapa Papa belum menyadari kapasitasnya guna mendukung tumbuh kembang si Kecil, termasuk kondisi mental anak.
Anastasia Satriyo, M.Psi, Psikolog selaku Psikolog Anak dan Remaja mengunggah informasi menarik terkait hal-hal yang perlu Papa lakukan bersama anak sejak masih bayi.
Ia menuliskan, “Pengalaman bertahun-tahun, ribuan kali interaksi dengan orangtua adalah blue[print otak anak bagaimana menjadi laki-laki dan menjadi perempuan di usia dewasa serta tentang relasi.”
Relasi yang dimaksud adalah kemampuan di masa depan yang akan dimiliki si Kecil dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Mulai dari cara memperlakukan teman, pasangan, rekan kerja, hingga nantinya anak bisa menjadi figur orangtua yang baik untuk keturunannya kelak.
Oleh karena itu, menurut Anastasia Satrio setidaknya ada 6 kegiatan penting yang perlu Papa lakukan bersama anak. Simak ulasan lengkap Popmama.com di bawah ini ya!
1. Bermain bersama minimal 15-20 menit per hari
Bermain adalah dunia dan pekerjaan anak-anak. Selain bertugas menjaga dan mengawasi anak selama bermain, Papa bisa lho sesekali berpartisipasi menjadi teman bermainnya. Mulai dari memberikan pelukan, sentuhan dan ciuman ketika masa bayi hingga usia Sekolah Dasar (SD).
Berikan pula bantuan dan semangat saat anak memasuki masa tummy time, yakni tahapan dimana seorang bayi mulai berlatih tengkurap. Papa juga bisa mengikuti aktivitas yang sedang si Kecil lakukan, seperti merangkak, berlari, menuntun anak ketika sedang tahap belajar berdiri dan berjalan, serta lainnya.
Anastasia Satriyo menilai aktivitas ini mampu menjadikan si Kecil menjadi pribadi yang percaya diri, merasa dirinya berharga, serta mempunyai kemampuan sosial (social skill) yang baik.
Jadilah teman bermain yang mindful and be present, yakni hadir secara fisik maupun emosi. Sentuhan dan kecupan dari Papa sangat berharga bagi si Kecil, terutama untuk anak perempuan.
Psikolog anak dan rema ini juga menghimbau agar Papa tidak menggelitiki anak sampai ia menangis. Apalagi jika si Anak sudah meminta Papa untuk berhenti tetapi Papa malah mengabaikannya. Tindakan tersebut tergolong abusive .
2. Mengajari si Kecil mengenai hal-hal baru sesuai usianya
Pengalaman anak tentunya belum sebanyak pengalaman Papa. Oleh karena itu, orangtua mempunyai tugas untuk memperkenalkan dan mengajari hal-hal baru kepada si Kecil. Tentunya dimulai dari kegiatan yang sederhana.
Anastasia mencontohnya, yakni belajar meniup bola sabun, membuka tutup botol, menggunakan garpu dan sendok secara benar, memakai sumpit, memakai sepatu, dan sebagainya. Dimana pelajaran-pelajaran ini membantu anak supaya mandiri.
Papa juga bisa lho sesekali melakukan eksperimen bersama anak. baik eksperimen di bidang memasak yang nantinya disantap bersama maupun percobaan berbasis sains sederhana.
Hal-hal baru yang diterima anak dari Papa dan Mama membuat ia menjadi pribadi yang senang belajar dan berani, serta tidak takut bereksplorasi. Hal tersebut berguna karena nantinya anak tidak takut untuk berinovasi di dunia kerja.
Editors' Pick
3. Mengungkapkan rasa bangga Papa ke anak, tak perlu tunggu sampai si Kecil dapat prestasi!
Sebagai Psikolog Anak dan Remaja, Anastasia juga menganjurkan orangtua untuk sesering mungkin mengucapkan rasa bangga kepada anak. Sampaikan perasaan bangga tersebut dengan tulus dan sepenuh hati sambil menatap mata anak, “Papa bangga sama kamu.”
Menurut Anastasia, ungkapan rasa bangga dari Papa ke anak harus dilontarkan sejak kecil. Tidak perlu menunggu sampai anak memperoleh sebuah pencapaian gemilang maupun prestasi.
“Anak manusia sangat perlu merasa berharga di mata orangtua dan orangtuanya bangga sama dia (si Anak) karena dia hidup dan jadi dirinya sendiri,” tulis Anastasia dalam postingan Instagram-nya.
4. Membacakan buku cerita dengan ekspresif
Kegiatan lain yang penting untuk Papa lakukan adalah membacakan buku cerita untuk si Kecil. Selain bisa meringankan beban sang Mama, aktivitas ini sekaligus ajang untuk membangun bonding bersama anak, terutama antara Papa dan anak perempuan.
Agar si Kecil antusias dan tertarik mendengarkan cerita, Papa harus membacakan buku tersebut dengan ekspresif, yakni penggunaan intonasi suara dan mimik wajah yang sesuai. Orangtua yang rutin dan konsisten membacakan buku cerita kepada anak dinilai mempunyai dampak baik.
Mulai dari berkontribusi menunjang kemampuan berbicara, berbahasa, dan berkomunikasi si Kecil. Skill tersebut termasuk kemampuan untuk kesiapan sekolah (school readiness). Dengan begitu, anak jadi lebih siap untuk menerima pelajaran dan berprestasi di sekolah.
“Mau anak bisa siap belajar dan pintar di sekolah, harus mau repot kasih pengalaman interaksi yang hangat dan menyenangkan di rumah sejak anak usia bayi,” tegas Anastasia dalam unggahannya.
5. Mulai membiasakan ngobrol dan menanyakan kondisi si Kecil
Ngobrol juga jadi kegiatan penting yang perlu Papa lakukan bersama anak sedini mungkin. Mulai perbincangan dengan hal-hal konkret yang bisa didengar, dilihat, dan disentuh anak.
Menginjak usia 3-5 tahun, psikolog anak mulai menganjurkan supaya Papa mulai sering bertanya tentang apa yang anak rasakan. Papa bisa juga menanyakan apa yang sudah si Kecil lakukan selama di sekolah atau dalam satu hari tersebut.
Contohnya, “Bagaimana perasaan kamu hari ini?”, “How do you feel?”, “Kalau melakukan ini kamu merasa apa?”, “Apa saja yang kamu pelajari saat sekolah tadi?”, dan sebagainya.
Anastasia Satriyo menjelaskan bahwa anak yang biasa diajak ngobrol sejak kecil oleh Mama dan Papa membuat anak merasa bahwa dirinya didengarkan oleh orangtua. Komunikasi dua arah ini jadi investasi orangtua ke anak sehingga di masa remaja dan dewasa bisa merasa nyaman dan terbiasa ngobrol dengan orangtua.
Jadi, jika anak mengalami kesulitan ia tahu harus berbicara ke siapa. Tentunya, Mama dan Papa sebagai tempat curhat akan memberikan solusi terbaik atas masalah yang si Kecil hadapi.
Anak pun jadi tidak akan merasa sendirian karena ada orangtua yang setia mendengarkannya. Hal ini menghindarkan anak dari tindakan negatif. Karena kenyataannya tidak semua orang berhati baik.
Bisa saja ada orang yang berniat jahat dan memanfaatkan momen kegagalan anak Mama dan Papa untuk menjerumuskan ke arah yang negatif.
6. Rutin nge-date berdua bareng anak, cukup berdua saja ya!
Papa ternyata perlu lho rutinitas dating bersama anak secara 1on1 (one on one) alias berdua saja. Anastasia menyarankan untuk quality time berdua antara anak dan salah satu orangtua minimal 30 menit sampai satu jam setiap minggunya.
Alasannya karena anak adalah individu yang sangat membutuhkan quality time bersama masing-masing orangtua. Tanpa kehadiran kakak atau adiknya.
Demikian penjelasan terkait 6 kegiatan penting yang perlu Papa lakukan bersama anak. Berdasarkan ulasan tersebut bisa menjadi refleksi bagi Mama dan Papa tentang cara parenting yang sesuai kondisi saat ini. Sehingga si Kecil dapat tumbuh secara optimal dan utuh, yakni bukan hanya fisik dan otak saja tetapi juga mentalnya.
Baca Juga:
- Pahami 6 Dampak Father Hunger pada Anak, Kurang Figur Papa
- Rafathar Larang Papa Raffi yang Mau Isengin Mama Gigi, Bukan Pertama
- Eksklusif: Jadi Papa Perfeksionis, Oka Antara Buat Tiga Langkah Sederhana agar Anak Meraih Kesuksesan